Literasi saat ini merupakan langkah yang diambil pemerintah untuk menggiatkan kembali masyarakat dan siswa gemar membaca. Di sekolah berbagai upaya dilakukan agar budaya literasi kembali mengakar di pembiasaan siswa. Sementara memang kondisi pandemi, siswa dan guru seakan terabaikan dengan fasilitas sekolah yang memupuk kegiatan literasi. Mereka juga fokus dengan gawai untuk pembelajaran daring. Buku - buku yang berjudul ratusan tertata rapi di rak perpustakaan tanpa ada yang menyentuh. Perpustakaan sebagai sumber belajar dan media untuk membaca seakan terlupakan. Untuk itu sebagai pegiat literasi sekolah banyak langkah yang bisa dilakukan. Memberikan fasilitas yang dekat dan mudah dijangkau siswa meluangkan waktunya membaca. Salah satunya dengan menciptakan pojok literasi di setiap kelas. Bentuknya berdasarkan selera masing - masing kelas. Pegiat literasi bekerja sama dengan pihak perpustakaan untuk membagikan beberapa buku di kelas sebagai modal penciptaan pojok literasi. Selanjutnya siswa maupun guru untuk menambah koleksi buku itu.

Dengan mengadakan pojok literasi di kelas diharapkan budaya siswa membaca paling tidak 10 - 15 menit setiap hari bisa terjangkau. Membaca sesuai selera, dengan tujuan mereka mendapatkan wawasan dan informasi baru dari dunia luar. Beberapa buku yang disediakan ada bermacam - macam, boleh fiksi maupun non fiksi. Meluangkan waktu di saat jam yang memungkinkan untuk gemar membaca. Selain itu bertujuan agar mereka menyadari betapa pentingnya pembiasaan ini. Semua materi baru atau keinginan untuk mendapatkan ilmu baru harus dengan mencermati sumber dulu. Cinta membaca akan menumbuhkan juga aspek ketrampilan 4 berbahasa dengan baik. Siswa yang gemar membaca, mencari literatur e dan membaca hasil karya orang lain akan memacu mengkomunikasikan kepada orang lain. Sehingga alur membaca, menyimak ,berbicara dan menulis saling kerja sama. Suatu langkah yang baik untuk sekolah ketika program pojok literasi diwujudkan. Pojok literasi yang walaupun koleksi bukunya terbatas, bisa juga menginspirasi siswa untuk berkarya yang dipajang di pojok literasi. Berbagai kesempatan yang ada akan memberikan wahana kepada siswa untuk menghargai karya orang lain. Bahkan bisa digunakan sebagai motivasi dirinya untuk berkarya sesuai potensi yang dimilikinya. Ibarat pepatah mengatakan kalau tak kenal maka tak sayang. Begitu juga dengan berliterasi sebaiknya diperkenalkan dari yang sederhana di lingkungan mereka. Setelah menjadi pembiasaan akhirnya mereka seperti kecanduan ingin berekspresi. Menyadari bahwa literasi itu luas maknanya tidak hanya membaca dan menulis saja. Namun berawal dari kesadaran mereka memanfaatkan buku di pojok literasi sebagai sarana mengembangkan budaya literasi. Lambat laun mereka seakan kecanduan dengan membaca untuk peningkatan kompetensi dirinya.

Penulis : Sri Sugiyati.S.Pd.

Magetan, 29 November 2021