Dalam membudayakan literasi di sekolah banyak pilihan yang sudah bisa diterapkan di sekolah. Berliterasi tidak hanya gemar membaca dan menulis saja, ungkapan berbudaya semua bisa diekspresikan untuk orang lain bisa menikmatinya. Kreatifitas siswa dalam ramah literasi bergiat diri memoles dinding kelasnya dengan beragam lukisan dan tulisan. Salah satu kelas berkespresi dengan tema pohon cita - cita di dindingnya. Berawal dari itulah mereka sudah bisa mengungkapkan ide yang ada di pikirannya. Tertulis semua nama,tertera cita - cita yang berbeda. Saya terpana dengan ungkapan yang mereka katakan, itu album foto angan yang masih berjalan.

Saya panggil beberapa siswa dengan cita - cita yang tertera. Mereka saya ajak untuk menceritakan dengan bahasanya sendiri, tentang tulisan terpasang itu. Di luar dugaan ku, dengan pemantik sebuah kertas bertuliskan itu saja, mereka telah berkembang ketrampilan berbicaranya. Ide memang harus di pancing dengan memberikan kail yang belum berumpan. Kelas itu begitu menginspirasi, ternyata kosa kata yang mereka tuliskan menjadikan terampil dan senang bercerita tentang dirinya.

Mereka tampak bangga dan tertarik, ketika untuk berkreasi dengan ide barunya untuk jadi kelas berliterasi. Kelas yang terpajang dengan beraneka tulisan, simbol, gambar dan media laiinya. Tempat pembelajaran memberikan nuansa dan suasana baru, pandangan mata yang bermakna. Keaktifan mengubah dan menambah desain berarti daya tumbuh kembangnya berjalan dengan baik. Aktifitas literasi seakan memberikan motivasi mereka bersaing menjadi kelas inspiratif untuk belajarnya. Kemajuan dan dunia digital seharusnya tetap digeluti, tetapi dunia literasi secara alami harus juga lestari. Jiwa handarbeni dari semua siswa sungguh luar biasa. Pembiasaan kreatif juga wujud sebagai Profil Pelajar Pancasila.

Magetan, 4 November 2022

Penulis : Sri Sugiyati, S. Pd