Sujud syukur

Suara kemelotak getaran pintu kolt yang sudah tua ( mobil angkutan umum ) memekakkan telinga, di sore hari sepulang kerja, bersyukur masih dapat angkutan meski harus bersabar mengalah supaya semua siswaku bisa dapat angkutan, angkutan terakhir yg kunaiki sangat tidak layak untuk ditumpangi tapi apa daya, jika masih menunggu maka alamat susah mendapatkan angkutan, dan bakalan lama berjumpa keluarga ku.

Hari semakin sore gerimis pun datang, angin dingin dan suasana jalan yg padat karena semua orang pulang dari pekerjaan masing masing membuat suasana semakin tidak nyaman, kulirik sopir kolt yang menyetir, dia sudah tua, berkacama, tampak memperhatikan jalan dengan seksama kondisi kolt yg berjalan perlahan terseok - seok, dalam hati aku berguman hati hati pak sopir, seharusnya dihari senjamu kau istirahat menikmati masa tua, jangan dipaksakan menjadi sopir dengan kondisi kolt yang sangat tidak layak untuk mengangkut penumpang dan sangat membahayakan, dari luar koltmu tampak bersih dan tidak bermasalah, sehingga penumpang mau naik koltmu pak.

Gaya menyetir yang tidak stabil membuat ku menjadi semakin khawatir, apalagi hujan semakin lebat diikuti suara petir dan kilat yang menyambar, astaghfirullah ya Allah lindungilah kami, sepanjang perjalanan kuterus berdoa sambil kulihat orang disamping kanan kiri jalan yang sedang berteduh dan berlindung.

Hampir sampai di perempatan yg biasa turun, pak sopir berhenti kutoleh kebelakang hanya ada 3 orang penumpang tersisa, kutanya pak sopir kenapa berhenti pak ? . Dia hanya menoleh dan dan menjawab pelan tunggu penumpang pabrik rokok yang belum keluar, Ya Allah bapak ini tidak memikirkan suasana dan cuaca yg menurutku tidak baik untuk berhenti, pohon yang terkena angin , kilat yang menyambar, pak keluar nya masih jam setengah lima ayo pak berangkat lagi kataku lagi, sibapak tidak menjawab.

Lima menit kemudian ada petir yg cukup keras bunyinya baru si bapak menyalakan mesin mobilnya dan mulai berangkat.

Sampai di perempatan kuberikan ongkos lima ribu rupiah untuk si bapak kemudian aku bergegas menuju becak yg sudah siap membawaku pulang.

Hujan semakin deras sepatu dan rokku basah karena hujan sampai dirumah kubuka pintu gerbang kulihat digarasi tidak ada mobil , rupanya suami serta anak anakku sudah berangkat mengaji, segera kubuka pintu rumah dan bergegas ke kamar mandi , kubersihkan badanku dan ambil wudhu kemudian solat Ashar, kubersujud kupanjatkan doa selamatkanlah keluarga ku ya Allah, lindungilah mereka, selamat kan juga mereka yang masih dalam perjalanan pulang dari bekerja, biarkan mereka bertemu dengan keluarga mereka, selamat kan semua anak didikku dan semua murid yang masih dalam perjalanan pulang, ampuni kami ya Allah, lindungilah kami, hanya kepada engkau kami berserah, hanya kepada engkau kami memohon ampunan.

Hari semakin gelap, kunyalakan lilin dan duduk didepan pintu untuk menunggu suami dan anakku pulang, kuambil nasi kotak yg ada di meja kemudian aku makan, belum selesai aku makan terdengar suara mobil, segera kubuka pintu gerbang agar mereka dapat masuk rumah tanpa kena hujan, Alhamdulillah senang melihat mereka datang.

Terima kasih ya Allah atas nikmat yang engkau berikan hari ini.Alhamdulillahirabbil alamiin.