SRI WAHYUNI

Guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 22 Batanghari Jambi Mengajar sejak 1 Desember 1995

Selengkapnya
Navigasi Web
BOLA DAN TELUR
Alat dan bahan menampal bola bocor

BOLA DAN TELUR

TANTANGAN MENULIS HARI KE-4

BOLA DAN TELUR

Sekilas, apa hubungan bola dan telur? Sengaja judul ini yang kujadikan judul tulisanku pada Tantangan Menulis Hari ke-4. Hal ini karena kulihat bola dan telur ada di dekat meja rekan guru di sekolahku.

Kamis kemarin, 16 Januari 2019 kulihat guru olahraga di SMP tempatku bertugas, Rahmat Priya Doni, sedang mengocok putih telur lalu menyedot putih telur itu dengan sebuah jarum suntik. Iseng aku bertanya apa yang dikerjakannya.

“Apa tu Pak Doni?”tanyaku.

“Putih telur, Bu,” jawab Pak Doni.

“Untuk apa, Pak?” tanyaku penasaran.

“Untuk menampal bola yang bocor, Bu.” Jawab Pak Doni.

“Kok bisa ya…? Bagaimana caranya? Apa saja alat dan bahannya?” Beberapa pertanyaan secara beruntun kuajukan kepada Pak Doni karena penasaran.

Kuperhatikan apa yang dikerjakan oleh Pak Doni dan kulihat beberapa barang yang berada di dekatnya. Kulihat ada sebutir telur yang sudah dikeluarkan putih telurnya, jarum suntik, tiga bola dan pompa. Kutekan bola-bola yang ada di dekat Pak Doni yang kempes.

Ternyata rasa penasaranku juga menimbulkan keingintahuan guru-guru lain yang kebetulan sedang berada di ruang guru. Bu Kasriyani dan Bu Nel pun ikut mendekati dan memperhatikan yang dikerjakan Pak Doni.

“Apa saja bahannya Pak?” Tanya Bu Kasriyani.

“Bahannya hanya putih telur, bedak tabur atau abu rokok,” kata Pak Doni. “Saya tidak menggunakan bedak tabur karena bedaknya tidak ada. Saya ganti dengan abu rokok.” Lanjut Pak Doni sambil tertawa.

Bahan abu rokok memang tidak kulihat di dekat bola-bola di tempat duduk Pak Doni. Mungkin karena dia merokok, maka abu rokoknya bisa kapan saja ditambahkan pada putih telur.

“O…karena Pak Doni merokok maka dipakai abu rokok saja ya, Pak?” Tanya Bu Nel menegaskan.

“Iya Bu” kata Pak Doni lagi.

“Bagaimana caranya?” Tidak sabar aku bertanya.

“Putih telur dikocok, lalu ditambah dengan abu rokok, Bu,” kata Pak Doni menjelaskan.

“Setelah itu…” ternyata Bu Kasriyani juga sama penasarannya seperti diriku.

“Wah…Bu Kas penasaran tu Pak Doni. Suaminya juga mengajar olahraga jadi pasti sering mengalami hal ini,” kata Bu Nel sambil tertawa melihat Bu Kasriyani yang penasaran dan segera duduk di dekat Pak Doni.

“Setelah itu disedot dengan jarum suntik dan disuntikkan di bola yang bocor. Begitu selesai cairan putih telur dan abu disuntikkan, maka bola digoncang-goncang agar cairan merata di dalam bola.” Jelas Pak Doni.

“Kok digoncang-goncang?” Tanya Bu Nel.

“Tujuannya agar cairan merata di dalam bola. Kita kan tidak tahu di bagian mana bola itu bocor, Bu. Makanya harus digoncang-goncang.” Jawab Pak Doni.

“Setelah beberapa menit barulah kita pompa lagi bola bocor yang kita suntik dengan cairan putih telur tadi.” Lanjut Pak Doni.

Pak Doni lalu mengambil pompa yang sudah disiapkannya. Dipompanya bola yang baru saja selesai digoncang-goncangnya beberapa menit yang lalu. Kemudian ditekannya bola yang dipompanya, dirasakan apakah masih ada angin yang keluar dari bola itu. Alhamdulillah bola itu tidak terasa bocor lagi.

“Wah, hebat Pak Doni. Bisa menambal bola dengan cara baru,” kataku kagum.

“Kalau selama ini saya hanya tahu cara mengatasi bola yang bocor dengan menampalnya di bagian luar.” Kataku lagi.

“Itu cara lama, Bu” kata Pak Doni sambil tertawa.

“Ini karena biaya menampal bola bocor lumayan juga saat ini Bu. Kalau satu bocor dikali sepuluh ribu rupiah saja, maka akan banyak kita mengeluarkan biaya,” kata Pak Doni.

“Bayangkan kalau bocornya ada sepuluh dari beberapa bola. Lebih baik uangnya digunakan untuk menambah beli bola baru.” Kata Bu Kasriyani sambil tertawa.

“Iya ya…lebih hemat. Hanya modal satu telur untuk satu bola.” Bu Nel menyimpulkan.

“Dari mana Bapak belajar tampal bola dengan cara ini ?” tanyaku.

“Lihat di YouTube, Bu.” Jawab Pak Doni.

“O kita saja yang tidak rajin membaca “Mbah Google” atau menonton “YouTube”, padahal banyak informasi yang bisa kita dapatkan kalau kita rajin membaca atau melihatnya,” Kata Bu Kasriyani.

“Kalau semua guru olahraga kreatif seperti Pak Doni, tentu ini membantu sekali. Jadi bola-bola yang bocor tidak langsung disimpan atau bahkan dibuang, tetapi diusahakan untuk diservis sendiri dengan cara yang murah dan mudah dilakukan,” kataku lagi.

“Masa pemakaian bola jadi lebih lama karena bisa merawat sendiri,” kata Bu Nel sambil mengambil buku di mejanya karena bel pergantian jam belajar sudah terdengar.

Kami pun segera menghentikan obrolan kami di ruang guru tadi. Segera aku menuju ke kelas. Sambil berjalan menuju ke kelas, aku berpikir bahwa memang benar ilmu tidak hanya diperoleh dari guru. Media sosial, pengalaman, pergaulan, masyarakat, lingkungan bisa juga menjadi sumber ilmu. Asalkan kita berpikir positif untuk semua yang kita lihat, rasakan dan alami, maka semua yang ada di sekitar kita adalah sumber ilmu pengetahuan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mksh semua yg tlh menginspirasi

27 Jan
Balas



search

New Post