"Silahkan tulis tentang apa yang ada dibenak kalian."

Serentak mereka akan menjawab " tidak bisa, Mom." Seperti itulah yang sering terjadi di kelas saya dan yang juga saya alami ketika mengikuti Writing Camp di Batu.

Bagaiman saya bisa menyalahkan jawaban dari peserta didik saya ketika saya meminta mereka untuk menulis, jika saya sendiri mengalami keaadaan itu. Bingung dan habis kata untuk menulis satu paragraf saja memeras otak.

Dari situlah awal saya mencoba untuk menulis lagi baik itu dalam bentuk best practice maupun modul. Tulis apa yang ada dibenak tak perduli apakah bahasa yang saya pakai sudah pasti benar atau tidak. Jika awal menulis dulu saya masih berorientasi pada kebenaran penggunaan tata bahasa, yang juga sempat mempengaruhi saya berhenti jika sudah "mentok" tidak tahu kebenarannya. Dan ujung-ujungnya tulisan itupun tak tersentuh.

Saya masih bertanya ke sana ke mari akan tulisan saya. Keraguan saya masih menyesakkan dada. Beat practice saya kurang dari yang diharapkan apabila mau dipublikasikan. Mengikuti lomba menulis pun juga memicu saya untuk menulis lagi. Tulisan demi tulisan masih harus terkumpul untuk diuntai menjadi cerita nyata.

Semoga dengan bergabung di gurusiana dan media guru ini saya bisa menambah ilmu saya untuk menulis seperti teman-teman yang lainnya yang sudah sukses dan mempublikasikan karya mereka. Dan semoga anak-anak dan saya bisa memotivasi diri kami untuk lebih bermanfaat buat agama, nusa dan bangsa serta keluarga dengan berkarya dalam buku. Amin.

Menulis dan menulis...Semangat.