Wahyuningsih, Sri SS

YOUR FAMILY IS YOUR SOUL YOUR SOUL IS YOUR SPIRIT NEVER DO LET THEM AWAY Sosok...

Selengkapnya
Navigasi Web
Senyum yang dirindukan

Senyum yang dirindukan

Senin, 14 Agustus 2017, tatkala terik matahari membakar wajah-wajah ayu nan rupawan, datanglah segerombolan pemuda kekar nan ganteng bak pangeran menyapa dan mencium tangan ini. Senang sekali rasanya, terasa kepingin melayang-layang. Mereka itu murid-muridku, yang enam bulan lalu masih merayu ku tuk nilai yang ditunggu. Lama tak ku lihat mereka dengan khasnya yang memanggilku manja.

“Bu...Bu SS, bagaimana kabarnya?” sapa mereka.

Seperti biasa kami merumpi di bawah pohon bambu sepanjang jalan sekolah kami. Dengan sedikit senda gurau untuk mengetahui kegiatan mereka. Sedih rasanya ketika banyak dari mereka yang masih menganggur, bukan karena malas tapi memang masih tak berbalas. Aku hanya bisa mendoakan kesuksesan mereka.

Aku menyadari mencari pekerjaan sekarang ini tak semudah membalikan telapak tangan. Kepandaian hanya satu diantara sekian kriteria yang disodorkan oleh perusahan bila mau bekerja di tempat mereka. Keterpaksaan bekerja walaupun gaji tak memihak mereka, banyak kita jumpai. Coba kita renungkan bersama, ketika kita memberikan informasi kepada mereka akan lowongan kerja, atau bursa lowongan kerja, maka banyak dari mereka yang menyerbu bak serdadu siap bertempur menghancurkan benteng musuh. Tapi sempatkah kita semua merenung, baik sebagai guru maupun orang tua, apakah mereka sudah benar-benar siap?

Bila kita telaah bersama, sebuah pendidikan formal tidak hanya ditekankan pada unsur kepandaian saja tetapi karakter yang bisa membawa mereka untuk siap berperang dan bertahan hidup di dunia mana saja. Tak peduli apakah mereka yang tinggal di desa terpecil, terdepan, terjauh atau yang di kota besar, baik dari keluarga miskin maupun keluarga kaya, maka pendidikan karakter harus selalu ditanamkan. Pendidikan karakter yang setiap saat digembar-gemborkan bahkan dituliskan dalam aturan pemerintah pun, rasanya masih belum maksimal bila pegangan tangan semua pihak mulai mengendor.

Siapa yang tidak ingin melihat senyum terindah anak-anak dan siswa-siswinya? Bukankah jejak nafas dan kaki mereka akan membawa kita menuju surga jika ilmu dan keringat kita membawa barokah buat hidup mereka?

(peserta sagusabu Pasuruan)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Harus tetap semangat saya pak.

30 Aug
Balas

"Bukankah jejak nafas dan kaki mereka akan membawa kita menuju surga jika ilmu dan keringat kita membawa barokah buat hidup mereka?" Saya mencium optimisme.

15 Aug
Balas



search

New Post