Raden Sriwahyuni Hastuti

Alumni IKIP NEGERI JOGYAKARTA, GURU KIMIA SMAN 3 PAMEKASAN...

Selengkapnya
Navigasi Web

Antara Kalkulator dan HP

Seperti biasa, begitu masuk kelas aku menyapa murid-muridku dengan salam dan yel-yel semangat kimia.Hari ini aku mengajar  jam terakhir dan tanpa terasa  sudah sekitar 30 menit lagi aku dan murid-muridku  akan segera pulang mengakiri kegiatan sekolah.Terlihat wajah-wajah yang sudah lelah karena jam terakhir, tapi tetap aku semangati sehingga wajah-wajah lelah dari murid-muridku kembali sumringah. Kelas ini kelas XII IPA C  yang ruang kelasnya ada di pojok sebelah timur. Waktu yang tidak begitu lama ini aku gunakan untuk keliling kelas memantau kegiatan akhir pelajaran yaitu murid-murid menyelesaikan soal latihan yang aku berikan.Saat tiba di samping bangku Vikcy, aku memperhatikan Vikcy seperti memegang dan mengaktifkan HP dengan tangan di dalam  laci bangku. Tentu ini sangat dilarang karena siswa dilarang membawa HP ke sekolah. Walaupun siswa harus membawa karena ada alasan tersendiri dan sangat penting, maka HP tersebut harus dititip pada BK.

 

Dengan halus aku tegur Vikcy. Aku sebenarnya tidak yakin dengan  persangkaanku Vikcy akan melanggar tata tertib karena yang kukenal Vikcy selama ini adalah seorang murid yang sangat baik, patuh pada guru, pintar dan tidak pernah melanggar aturan di sekolah.

Saat aku tegur, Vikcy kamu pegang HP? Dengan sigap Vikcy langsung mengeluarkan kalkulator dari laci bangkunya. Ini bu yang saya pegang. Yah ternyata dugaanku salah, padahal selama ini jika aku menduga murid-murid yang melanggar selalu benar. Ada rasa malu pada diriku karena dugaanku yang meleset.

 

 

Hari ini sudah sekitar dua bulan dari kejadian di kelas XII IPA C, aku mengajar di kelas XII IPA E  yang letaknya di sebelah barat. Aku mengajar di jam pertama dan kedua, jadi murid-muridku masih segar-segar dan semangatnya masih tinggi luar biasa. Selang beberapa menit aku mengajar, tiba-tiba pintu diketuk secara pelan berkali-kali. Aku mendekati pintu dan membukanya.Ternyata di sebelah pintu ada muridku yang sangat aku kenal karena kepintaran dan kesopanannya. Aku menanyakan keperluannya. Saya ingin bertemu dan berbincang dengan ibu, tolong ibu keluar kelas sebentar, kata Vikcy yang saat itu memegang bungkusan tas plastic Indomart. Ada apa Vikcy, begitu aku menanyakan maksud dan tujuan Vikcy. Saya ingin minta maaf bu. Akupun bingung karena aku tidak merasa Vikcy punya salah kepadaku. Kenapa kamu minta maaf? Apa salah kamu ?Saya salah bu, setelah kejadian itu saya tidak bisa tidur dan selalu kepikiran. Aku tetap tidak mengerti dengan kesalahan Vikcy yang diperbuat kepadaku.Ya bu, dulu waktu ibu bertanya apa saya pegang HP tapi saya menjawab pegang kalkulator, padahal memang HP yang saya pegang bu. Maafkan saya. Tolong ibu maafkan saya. Ya Allah….ibu telah melupakan kejadian itu Vik, tentu ibu maafkan kamu. Ya sudahlah sekarang kamu kembali ke kelasmu dan jangan diulangi perbuatnmu lagi. Baik bu…tolong ini diterima sekedar tanda ibu memaafkan saya. Vikcy memberikan tas kresek Indomart yang berisi roti tawar dan susu, sambil mengatakan, tolong ibu walaupun ini tidak seberapa tapi kalau ibu tidak menerima maka ini akan tetap menjadi pikiran saya, jadi tolong ini diterima.Yah akhirnya aku terima dan aku memang telah memaafkan dari awal.

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post