Bu Heny merupakan guru SMA Favorit di kotaku. Orangnya terkenal ramah, baik hati dan murah senyum. Di usianya yang hampir lima puluh tahun, Bu Heny masih kelihatan muda,bugar dan energik. Maklumlah dia rajin olah raga untuk selalu menjaga kebugarannya. Salah satu olah raga yang paling disenangi adalah senam aerobic. Hampir tidak pernah absen Bu Heny jika ada jadwal senam aerobic di sanggarnya.

Malam ini ada jadwal latihan senam. Bu Heny segera memasukkan sepatu, air minum ke dalam tas senamnya. Aturan di sanggar senam “Claudia” memang mengharuskan sepatu dipakai di dalam sanggar, tidak boleh dipakai dari rumah.Jadi Bu Heny kalau berangkat latihan ke sanggar cuma memakai sandal jepit plastik saja yang sudah agak lusuh karena sesampai di sanggar, sandal tersebut harus dilepas. Sengaja Bu Heny memakai sandal yang sudah lusuh karena khawatir sandal tersebut terinjak-injak sandal anggota senam lainnya karena tidak ada tempat sandal khusus.

Sebenarnya Bu Heny agak kepikiran saat mau berangkat senam karena adik Bu Heny sedang sakit dan lagi diopname di Rumah Sakit. Tapi untuk meninggalkan hoby senamnya, Bu Heny juga sangat enggan. Akhirnya Bu Heny tetap berangkat latihan senam yang jadwalnya memang malam hari, dengan harapan setelah selesai latihan senam akan langsung menjenguk adiknya di Rumah Sakit.

Sampailah Bu Heny di sanggar senam dan melepas sandal jepit plastiknya dan Bu Heny segera bergabung dengan anggota senam lainnya. Suara music mengiringi anggota sanggar latihan senam. Setelah satu jam, usailah latihan senam. Setelah mengganti baju senam dengan baju biasa,dengan terburu-buru Bu Heny segera keluar dari sanggar dan memakai sandal jepitnya menuju Rumah Sakit.

Bu Heny memarkir motornya dan segera menuju kamar adiknya. Jarak dari tempat parkir ke kamar adiknya lumayan juga jauhnya. Bu Heny harus melewati koridor Rumah Sakit yang di sepanjang koridor itu banyak keluarga pasien dan pembezuk duduk-duduk. Bu Heny menyapa orang-orang tersebut dengan ramah.

“ Permisi “ kata Bu Heny sambil menundukkan badan.

“Silakan Bu” Jawab salah satu dari orang-orang yang duduk-duduk tesebut.

Terlihat oleh Bu Heny mereka senyum-senyum sambil mengucapkan “Paling buru-buru”

Bu Heny tidak peduli dengan sikap orang-orang tersebut yang sepertinya mentertawakan dirinya. Bu Heny terus saja berjalan menuju kamar adiknya.

Di depan kamar adiknya, barulah Nina putri sulung Bu Heny setengah teriak mengatakan “ Mama…sandalnya beda kanan kiri”

“ Ya Allah ternyata yang ditertawakan orang-orang tadi karena sandal yang kupakai ini” gumam Bu Heny.Sandal swallow dan sandal plastic.Yah...jadi sandal selingkuh. Tentunya yang punya sandal swallow di sanggar akan kebingungan mencari sandal yang satunya.

Ah…akhirnya Bu Heny tertawa sendiri , akibat asal pakai hanya dengan mengandalkan perasaan tanpa melihat dengan teliti sandal yang dipakainya.

#menulis hari ke 11