Sri Wahyuningsih

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Perpustakaan Mini di Kelas Sendiri

Perpustakaan Mini di Kelas Sendiri

PERPUSTAKAAN MINI DI KELAS SENDIRI

Minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah. Hal ini berdasarkan studi "Most Littered Nation In the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Sejak di rilisnya hasil studi tersebut banyak pihak baru tersadar dan berusaha memulihkan budaya baca dengan berbagai cara. Bahkan di ruang-ruang publik yang dulunya tak terdapat buku, akhir-akhir ini sudah mulai bermunculan tempat-tempat yang biasa dikunjungi kaum muda disediakan buku bacaan ringan untuk menemani mereka, misalnya di restaurant atau cafe.

Termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang menerapkan program 15 menit membaca buku nonteks pelajaran sebelum jam pelajaran pertama dimulai. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan program nasional dari Kemendikbud. Gerakan ini digalakkan karena budaya literasi atau membaca masih rendah di Indonesia.

Dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, disebutkan ada beberapa pembiasaan positif yang dilakukan sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Salah satunya, yaitu mewajibkan siswa membaca buku minimal 15 menit sebelum pelajaran, tapi bacaannya buku non mata pelajaran. Harapannya kegiatan ini bisa menciptakan budaya membaca.

Kegiatan membaca buku minimal 15 menit sebelum pelajaran bisa dilakukan melalui membaca nyaring, membaca mandiri, membaca bersama, atau membaca terpandu. Buku yang dibaca adalah buku bacaan selain buku pelajaran. Siswa boleh membawa buku dari rumah. Kegiatan diikuti pula oleh guru dan dilaksanakan dalam kondisi yang menyenangkan serta untuk memotivasi siswa.

Agar tercipta budaya membaca, lingkungan sekolah harus kondusif bagi kegiatan membaca siswa yaitu dengan mendekatkannya dengan buku dimana pun mereka berada. Guru dapat membuat sudut baca di kelas, pojok literasi yang dapat dibuat di kantin, halaman, atau taman sekolah. Hal inilah yang mendasarkan saya untuk ikut bergerak.

Kebetulan tempat tugas saya sebagai guru di SMPN 1 Ngraho Kabupaten Bojonegoro, menerapkan “Moving Class” atau kelas berjalan. Yaitu merupakan suatu sistem pembelajaran dimana setiap kelas ditetapkan sebagai tempat pembelajaran untuk mata ajar tertentu, yang telah dilengkapi sarana prasarana yang diperlukan dalam proses pembelajaran mata ajar tersebut. Moving class adalah salah satu sistem perpindahan kelas dimana setiap guru mata pelajaran sudah siap mengajar di ruang kelas yang telah ditentukan sesuai dengan mata pelajaran yang diajarnya sehingga setiap mata pelajaran memiliki ruangan atau kelas sendiri- sendiri. (Plus minus Moving Class, 2010).

Tak kurang terdapat 32 ruang belajar di SMPN 1 Ngraho. Sedangkan rombongan belajarnya ada 24. Masing-masing guru mempunyai ruang yang menjadi tanggungjawabnya. Belum semua guru mendapat ruang sendiri, ada yang bergantian dengan sesama guru yang serumpun mata pelajarannya. Saya sebagai guru bahasa Inggris menempati ruang bahasa Inggris 2 dari 5 ruang kelas yang ada. Di ruang ini saya diberi keleluasaan untuk mendesain dan mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan kebutuhan. Saya pun menempatkan semua perangkat pembelajaran di ruang ini, sehingga saya tidak usah repot lagi membawa perangkat pembelajaran dari satu kelas ke kelas yang lain. Saya juga berusaha membuat siswa nyaman berada di kelas.

Untuk program 15 menit membaca buku non teks sebelum pelajaran, saat ini diterapkan selama 3 hari dalam seminggu, yaitu Selasa, Kamis, dan Sabtu. Hal ini disebabkan di sekolah mempunyai program lain, sehingga belum bisa menerapkannya setiap hari. Memang belum cukup untuk membiasakan siswa membaca, namun hal ini sudah merupakan usaha yang nantinya lambat laun akan menjadi kebiasaan. Diharapkan tidak hanya waktu penerapan GLS saja mereka mau membaca, namun di saat istirahat atau jam-jam kosong mereka bisa membaca.

Sebenarnya di SMPN 1 Ngraho sudah ada perpustakaan dan bukunya juga cukup memadai, namun karena kurang pembiasaan, akhirnya hanya beberapa siswa saja yang berminat ke perpustakaan dan meminjam buku selain buku pelajaran. Oleh karena itu berbagai cara harus di lakukan untuk menyukseskan Gerakan Literasi Sekolah ini. Termasuk ide saya untuk membuat perpustakaan mini di kelas sendiri. Hal ini tercetus ketika saya menempatkan beberapa buku yang saya baca di atas meja guru dan ada beberapa siswa yang masuk ke kelas saya ingin ikut membacanya di saat istirahat. Tentu saja hal ini merupakan sesuatu yang menggembirakan.

Lalu saya mencoba mengumpulkan beberapa buku bacaan ringan di rumah untuk dibawa ke sekolah. Hanya sekitar 20 an buku yang saya dapatkan untuk bisa dibaca siswa usia setingkat SMP. Selebihnya adalah buku-buku modul tentang pembelajaran. Tapi tak mengapa, ini akan menjadi awal yang baik. Saat ini saya berusaha mencari buku-buku tambahan untuk mengisi perpustakaan mini di kelas saya. Saya mencoba menghubungi keluarga dan teman untuk ikut menyumbang buku-buku yang mereka miliki dan mungkin sudah menjadi pengisi gudang. Semoga dengan usaha ini bisa membawa manfaat bagi siswa untuk menjadi terbiasa membaca dan semakin banyak hal yang mereka ketahui. Adakah pembaca yang ingin ikut menyumbang ? Tentu saya dan para siswa akan dengan senang hati menerimanya.

Mari kita sukseskan program Gerakan Literasi Sekolah dengan 15 menit membaca buku dan membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post