Menyesal. Sekali lagi menyesal. Membuat tangis keras Si Kecil sampai gulung-gulung. Karena tidak saya ajak sholat ke masjid, kondisi hujan deras. Takut ia kedinginan. Ingin saya, ia sholat dirumah saja. Tapi keinginan kuat, tetap sholat di masjid. Sehingga kalau saya sholat ke masjid selalu ikut.

Terus saya bertanya, apa karena saya sering mengajak sholat magrib dan isya ke masjid, menjadikan dirinya klayu dalam bahasa Jawa.

Seperti halnya, kalau pagi hari sebelum berangkat ke sekolah selalu minta putar-putar dulu. Karena sebelumnya memang selalu saya ajak keliling dulu.

Teringat saat kuliah, tentang teori belajar behavior yang disampaikan Ivan Pavlov. Rangsangan-respon. Melalui percobaan anjing. Intinya perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang akan menjadi kebiasaan. Respon akan cepat menangkap terhadap rangsangan.

Saya kira ini penting dalam membentuk kebiasaan yang baik, harus ada perbuatan yang sifatnya ajeg. Istiqomah. Sampai membuat dirinya itu tak nyaman kalau tidak melakukan hal itu.

Misalnya ingin membentuk anak rajin sholat Dhuha. Maka harus ada program yang rutin sholat Dhuha setiap pagi. Sulitnya rasanya, kalau programnya Istiqomah. Ingin terbiasa sholat subuh di masjid. Maka kita sebagai orang tua membiasakan diri ke masjid.

Mungkin itu yang dirasakan si kecil, merasa kurang nyaman kalau tidak ikut di masjid. Meskipun di masjid belum bisa sholat dengan benar. Bagi saya minimal tidak ramai, dan bisa melihat mengikuti gerakan. Semoga malam ini menyesal yang positif. Menjadikan ia generasi yang selalu ingat masjid dimana pun berada. Waallahu bishowab...