Sriyanto

Pemuda kampung yang tak berhenti belajar. Belajar menulis, dari apa yang dibaca pada realitas sosial, pendidikan dan agama. Diruang ini bisa menuangkan id...

Selengkapnya
Navigasi Web

Panca Indra Keenam

Syukur Alhamdulilah tadi malam, rasanya banyak ilmu yang saya dapatkan. Inginya saya tulis dan berbagi, sebatas pengetahuan yang terekam dalam otak saya. Rasanya bahagia sekali, setelah sekian lama ingin mengundang Prof. Dr. Roem Rowi, MA. Alhamdulilah Allah SWT mentakdirkan beliau hadir di Masjid Hikmatul Hakim untuk memberikan tausyah dalam rangka peringatan Isra Miraj 1439 H.

Pada saat menjemput beliau, didalam mobil saya ngobrol santai, tanya tentang usia dan jumlah saudara. Beliau menjawab,” usia masih 17 tahun, sampai sambil tertawa lepas. Maksudnya dibalik alias 71 tahun, “ jawabnya. Batin saya mengatakan sudah sepuh ya, tapi kelihatan masih sehat, dan enerjik. Masih mampu memberikan tausiyah dari masjid ke masjid. Hampir setiap hari ada jadwal kajian rutin di berbagai masjid di Surabaya dan Sidoarjo. Betul-betul sisa umurnya untuk kemanfaatan bagi umat yakni memberikan ilmu agama sebagai bekal akhirat.

Kemudian beliau cerita, saya itu anak pertama dari sepuluh bersaudara. Rata-rata jadi mubaliq dan guru. Saudara yang nomer dua barusan meninggal dunia, pada saat menyampaikan tausiyah. Masyaallah kondisi kematian yang ditunggu semua orang. Mati di jalan Allah. Sekarang tinggal Sembilan, kebetulan saudara yang paling terakhir di perumahan kedungturi dekat Masjid Hikmatul bernama Ustadza Zulva sekarang mengajar di SD Al Hikmah. Tak terasa oboran santai itu, sampai di tempat tujuan.

Para jamaah sudah menunggu kedatangan beliau, alhamdulilah tepat pukul 19.30 wib acara di mulai tema yang berikan “MENUJU MIRAJ ALLAH”. Beliau mengawali tausyiah dengan Qs. Rum, karena Namanya saya Roem sambil tersenyum, jamaah juga ikut tersenyum. Kemudian belaiu baca Qs. Rum;54, “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.”

Dari ayat diatas, dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya manusia itu dalam kondisi lemah tak berdaya. Jika mengikuti siklus kehidupan dari bayi kondisi lemah, kemudian tumbuh dewasa menjadi kuat, ketika sudah tua lemah lagi. Melihat siklus yang demikian, manusia dalam menjalani kehidupan tak cukup dengan akal, tetapi Allah memberikan panca indera keenam yang tak ternilai harganya yakni Iman.

Tetapi saya heran manusia saat ini itu kuat-kuat kenapa? Karena manusia memakan manusia, manusia makan ‘aspal’, manusia makan ‘tanah’, manusia makan ‘besi tua’. Artinya dalam kehidupan politik saling menjegal dan melakukan korupsi,” ujar Beliau disampaikan sampaikan sambil tertawa, dengan jog jognya membuat jamaah tertawa …

*****

Nah, dalam memahami peristiwa Isra miraj itu tidak bisa dengan akal dan panca indera. Mata hanya bisa memandang sesuatu yang nampak. Dan sifatnya terbatas. Sesuatu hal yang goib tak mampu dijangkau oleh mata dan akal pada saat itu. Dan sampai saat ini manusia belum menemukan alat teknologi yang canggih untuk bisa menembus ke sitrotul muntaha.

Makanya ketika Rasulullah selesai menjalani peristiwa Isra Miraj yakni perjalanan dari mekkah ke Baitul maqdis, dilanjutkan langit ke tujuh. Kemudian diceritakan kepada kaum Qurais, justru tertawa terbahak-bahak menganggap bahwa Muhammad Pembohong Besar. Tidak masuk akal. Tidak mungkin. Mustahil terjadi. Tidak menerima kebenaran itu. Akal mereka mengatakan, perjalanan dari mekkah ke Palestina itu butuh waktu satu bulan jika ditempuh jalur darat. Maka tidak percaya jika peristiwa itu ditempuh dengan waktu semalam.

Tetapi sahabat Abu Bakar ditanya kaum Qurais, apakah engkau percaya cerita Muhammad? Abu Bakar menjawab dengan mantab, bahwa peristiwa besar yang di ceritkan Muhammad adalah benar. Sejak itulah Baginda Rosul memberikan gelar ‘As Sidiq’ artinya orang yang membenarkan. Begitu besar Iman Abu Bakar tak sedikipun keraguan apa yang diucapkan Rasulullah. Kita sebagai umatnya wajib mengimani peristiwa itu karena yang memperjalankan Allah secara langsung. Dan di abadikan dalam Al Quran. Dan kebenaran Al quran adalah kebenaran mutlak.

Saat itu, umat Rasulullah di uji atas keimananya. Mengapa perlu di uji (tes)? Tak lain tujuanya seberapa besar keimanan seseorang terhadap kekuasaan Allah.

Bersambung …

#seri Isra’ Miraj’ 1

Sidoarjo, 14/4/2018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah sangat rinci dan lugas pemaparannya, kereenn, salam literasi ditunggu edisi keduanya

14 Apr
Balas

Usia 71? Masya Allah....

14 Apr
Balas

Semoga kita termasuk hamba2 yang lulus menghadapi ujianNYA.Baarakallah.

14 Apr
Balas



search

New Post