Sriyatni

Kepahitan hidup pernah ia jalani, dengan menjadi orangtua tunggal yang harus merawat ABK. Keadilan Allah sungguh dahsyat tiada manusia yang sanggup menyan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kiat Menjadi Penulis Optimis
Ikatan Guru Penulis Tuban/ IGPT

Kiat Menjadi Penulis Optimis

Judul buku : Membaca Waktu Menapak Jalan

Penulis : Ikatan Guru Penulis Tuban

Penerbit : Mitra Karya

Terbit : Cetakan Pertama 2022

Tebal : 222 halaman

ISBN : 978-623-6363-49-2

Peresensi : Sriyatni (Penggiat literasi dari Tuban Jawa Timur)

Seorang yang optimis akan mudah meraih apa yang diimpikan. Begitu halnya menjadi penulis, untuk menjadi optimis perlu menetapkan hati agar istikamah berkarya di jalan literasi. Seperti para penulis buku Membaca Waktu Menapak Jalan yang ditulis oleh teman-teman Ikatan Guru Penulis Tuban. Mereka optimis membuat esai agar menjadi seorang yang bijaksana dan siap menyongsong harapan baru di awal tahun 2022.

Sejumlah esai yang akan kita baca dalam buku ini dapat dipandang sebagai cara-cara berpikir para penulisnya. Cara berpikir penulis memiliki landasan pengalaman hidup, perjalanan suka-duka, dan hendak menuju muaranya: kebijaksanaan. Kebijaksanaan inilah yang hendak kita catat sebagai pelajaran hidup. Pelajaran hidup tak lain bertujuan untuk hidup yang lebih baik. Sementara itu, hidup baik yang sudah maupun yang belum adalah proses belajar. Setiap pribadi memiliki pengalaman belajar yang berbeda-beda. Kesadaran belajar dari pengalaman yang berbeda-beda itu barangkali menjadi jalan hidup yang lebih bijaksana.

Kebijaksanaan penulis diawali dari penulis bernama Nur Aini A. G. Dia wanita cantik. Pintar pula. Seorang guru di SMKN 2 Tuban. Pernah menjadi Ketua Ikatan Guru Indonesia Cabang Tuban. Ilmunya soal IT yahut. Ramahnya bukan ampun. Dia menulis esai “Aku, Kamu, dan Semua.” Judulnya saja sudah mengajak hidup kolektivitas. Kebersamaan. Kekompakan. Kekitaan.

Wajar dia menulis: “Aku selalu berprinsip selama manusia punya Tuhan yang dijadikan tujuan hidup maka semua dalam kehidupan ini akan bahagia. Bagaimana dengan kamu dan semua manusia di dunia? Akhir hidup yang aku inginkan adalah kebaikan menjelang kematian. Aku tak tahu kapan usia akan berhenti sesuai takdir Tuhan Yang Maha Esa.”

Penulis berikutnya adalah seorang anak muda, magister pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Nama lengkapnya Kumaidi. Biasa dipanggil Komet. Dia banyak menulis esai di koran. Cerpen juga. Melalui esai “Sebuah Refleksi: Suara Pengarang Tuban”, Mas Komet banyak menulis tentang kiprah Ikatan Guru Penulis Tuban (IGPT). Begini katanya: “Sebagai komunitas yang sampai saat ini masih eksis dalam berkarya, baik secara individu maupun kolektif. Ikatan Guru Penulis Tuban (IGPT) bisa juga sebagai jembatan atau tol untuk berproses, melatih pengembangan diri dalam bidang kepenulisan. Banyaknya karya sudah lahir, dari sebuah ikatan yang tentunya mampu dinikmati oleh masyarakat, khususnya anak didik kita semua. Dari peran seorang guru yang kreatif dan inovatif, semua akan tercipta.

Tentunya melalui proses-proses, latihan-latihan dan pengembangan diri dalam komunitas Ikatan Guru Penulis Tuban. Komunitas (IGPT) sebagai media untuk berbagi, media untuk saling membangun komunitas, IGPT tidak berdiri sendiri. Masih banyak komunitas-komunitas di atas bumi Tuban yang sampai saat ini masih subur dengan segala diksi dan metofornya. Tuban sebagai tanah kelahiran juga sebagai identitas kepengarangan dari setiap komutias termasuk Ikatan Guru Penulis Tuban (IGPT)”.

Mbah Rinda menulis: “Kerja keras tak kenal waktu kujalani dengan keikhlasan hati. Harapku Rida dan Keberkahan dari Ilahi kudapati. Kulakukan semua yang bisa aku lakukan, demi keberkahan ilmu yang kumiliki. Kukerjakan semua pada porsinya sesuai dengan kemampuanku, kadang dua atau tiga kegiatan kulakukan bersamaan. Ibarat sambil menyelam minum air, bekerja maksimal agar hasil terbaik kudapati. Kadang tak kuhiraukan kepentinganku, kudarmakan seluruh tenaga dan pikiran untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain. Dengan begitu aku bekerja sekaligus melupakan sejenak gejolak hati yang kadang kurang kompromi. Tapi biarlah, yang penting aku menikmati sisa usia dengan sesuatu yang berarti.

Endang Saptarina menulis esai yang berjudul “Menapaki Hidup dengan Jalan Selow”. Wajar Bunda Endang yang piawai perihal budaya Jawa ini menulis begini: “Sekarang prinsip saya adalah jalani hidup dengan gembira, di atas jalan penghambaan dengan tidak banyak tekanan. Kalaupun menargetkan suatu kemajuan atau progress, hitungannya tidak harus setahun dan targetnya bukan hal yang spektakuler. Hal-hal sederhana di kehidupan sehari-hari sajalah. Cukuplah jika dalam seminggu ini kehidupan yang saya jalani lebih baik daripada seminggu yang lalu.

Optimis untuk hari depan yang lebih baik. Jalan literasi dipilih untuk menebar manfaat. Sungguh hidup ini terasa nikmat. Berbagi dan kebersamaan yang begitu hangat. Tentu ini akan selalu diingat. Orang-orang yang penuh semangat. Tak lelah selalu berkhidmad. Demi generasi mendatang yang berbudi pekerti juga penuh sopan dan selalu taat. Semoga jalan surga yang kita dapat.” Pelajaran yang dapat kita peroleh adalah hidup adalah meninggalkan jejak kebaikan yang buahnya untuk hidup di sesi esok nanti: surga. Selamat berselancar lewat buku ini semoga menginspirasi. Salam Literasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa, mereka penuh semangat berkarya.

23 Feb
Balas

Terimakasih Bu Mien masih belajaran belum sebagus Bu Mien

24 Feb

Mantap ceritanya . Sehat selalu dan sukses dengan karya-karyanya. Bunda. Salam kenal dari Jakarta.

23 Feb
Balas



search

New Post