Sriyatni

Kepahitan hidup pernah ia jalani, dengan menjadi orangtua tunggal yang harus merawat ABK. Keadilan Allah sungguh dahsyat tiada manusia yang sanggup menyan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Paradigma dan Visi Guru Penggerak Jurnal Refleksi Modul 1.3 Pendidikan Guru Penggerak

Paradigma dan Visi Guru Penggerak Jurnal Refleksi Modul 1.3 Pendidikan Guru Penggerak

Paradigma dan Visi Guru Penggerak

Jurnal Refleksi Modul 1.3 Pendidikan Guru Penggerak

Visi guru adalah masa depan murid. Oleh sebab itu guru penggerak selaku pemimpin pembelajaran harus dapat menyusun visi dengan baik. Visi mampu memberikan gambaran mengenai Standar Kompetensi Lulusan(SKL) sekolah. Guru diajak untuk menelusuri visi mendasar dari pendidikan, betapa pentingnya pendidik memiliki visi, dan mengembangkan visi untuk mewujudkan keberpihakan pada murid-murid sehingga mereka dapat bertumbuh dengan maksimal.

Calon Guru Penggerak (CGP) belajar tentang:

1. Inkuiri Apresiatif

Sebuah paradigma sekaligus model manajemen perubahan yang memegang prinsip psikologi positif dan pendidikan positif, dan pendekatan berbasis kekuatan.

2. B A G J A

Model manajemen perubahan yang merupakan akronim dari Buat pertanyaan utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, Atur eksekusi sebagai terjemahan bebas yang diadaptasi dari model 5D sebagai bagian dari inkuiri apresiatif (Define, Discover, Dream, Design, Deliver).

Oleh sebab itu seorang guru penggerak diharapkan dapat secara aktif menetapkan tujuan, membuat rencana, dan menentukan cara untuk mencapainya dalam meningkatkan kompetensi dan kematangan dirinya. Guru Penggerak mampu menggerakkan komunitas sekolah untuk bersama-sama mengembangkan dan mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal.

Pada fokus pentingnya guru penggerak harus mengartikulasikan Profil Pelajar Pancasila dalam kalimat visi, merumuskan kalimat visi yang menggerakkan hati dan kolaborasi, menentukan prakarsa perubahan yang menantang, bermakna, kontekstual, dan relevan. Setelah itu harus memahami bahwa prakarsa perubahan adalah bagian dari upaya untuk mencapai visi yang telah dirumuskan,membuat rencana prakarsa perubahan di tempat di mana mereka berkarya menggunakan paradigma dan model inkuiri apresiatif, menjalankan rencana prakarsa perubahan di tempat di mana mereka berkarya menggunakan paradigma dan model inkuiri apresiatif.

Visi juga dapat diibaratkan sebagai bintang penunjuk arah yang memandu penjelajah untuk mencapai tujuannya. Visi memang belum terjadi saat ini, namun begitu kuat kita inginkan untuk terwujud di masa depan. Visi adalah representasi visual kita akan masa depan. Penggambaran visi yang jelas tentang keadaan di masa depan dapat membantu kita untuk merencanakan dan menyelaraskan upaya-upaya mewujudkannya. Visi seorang guru memiliki makna yang kuat maka visi tersebut berpeluang menghubungkan hati lebih banyak pihak hingga kemudian mengundang upaya kolaboratif demi mewujudkannya. Visi seorang guru harus dapat didukung semua pihak karena sangat jelas keberpihakannya pada murid.

Perasaan saya setelah belajar visi guru penggerak adalah mengenai mimpi tentang murid dan lingkungan pembelajaran di masa depan ini mendatangkan perasaan bahagia dalam diri saya sebagai guru.

Pembelajaran yang saya dapat setelah belajar adalah saya memimpikan murid-murid yang baik dan bertanggungjawab. Saya percaya bahwa murid adalah anak-anak yang baik. Di sekolah, saya mengutamakan kebutuhan murid-murid saya. Murid di sekolah saya sadar betul bahwa visi sangat penting untuk memberi semangat pada dirinya. Saya dan guru lain di sekolah saya yakin untukmewujudkan visi yang telah kami rumuskan. Saya dan guru lain di sekolah saya paham bahwa kebutuhan murid-murid adalah yang paling utama.

Penerapan yang saya lakukan adalah mewujudkan visi dengan sebuah pendekatan Inkuiri Apresiatif. Inkuiri Apresiatif (IA) adalah suatu filosofi, suatu landasan berpikir yang berfokus pada upaya kolaboratif untuk menemukan hal positif dalam diri seseorang, dalam suatu organisasi dan dunia di sekitarnya baik di masa lalu, masa kini maupun masa depan (Cooperrider & Whitney, 2005). Menjadikan sekolah sebagai rumah yang aman, nyaman dan bermakna bagi murid seperti yang diinginkan semua pihak.

Perubahan yang positif dan konstruktif di sekolah biasanya membutuhkan waktu dan bersifat bertahap. Oleh karena itu, sebagai pemimpin CGP hendaknya terus berlatih mengelola diri sendiri sambil terus berupaya menggerakkan orang lain yang berada di dalam lingkungannya. Sebagai penyelaras konteks dan pembangun koherensi perubahan. Hal ini perlu dilakukan dengan niatan belajar yang tulus demi mewujudkan visi sekolah impian. Peran strategis rekan guru dan segenap komunitas orang dewasa di sekitar murid demi meningkatkan kualitas pembelajaran. Jalan yang harus dipilih adalah jalan kesinambungan atau keberlanjutan. Dengan demikian, yang dibangun bukanlah hubungan transaksional, yang dibangun adalah hubungan antar-manusia dan gotong-royong sehingga sekolah menjadi wahana utama untuk mengedepankan kepentingan murid, memberdayakan murid, mengajak murid duduk di kursi kendali pembelajaran mereka sendiri. Tut wuri handayani terejawantahkan.

Sumber: Modul PGP Kemendikbud

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post