Sriyatni

Kepahitan hidup pernah ia jalani, dengan menjadi orangtua tunggal yang harus merawat ABK. Keadilan Allah sungguh dahsyat tiada manusia yang sanggup menyan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Umroh Backpacker
Umroh Bareng Mediaguru 2023

Umroh Backpacker

Pagi ini kami menyempatkan ke sawah. Tanggal 26 Desember hari Selasa, hari terakhir kami karena 14 hari ke depan akan safar. Pamitan pada tanaman kami yang akan ditinggalkan. Supaya mereka baik-baik dan tumbuh dengan sehat ketika kami tidak di samping mereka. Itulah cara kami memperlakukan segala yang Allah titipkan.

Pukul 08.00 kami berempat, saya, Abi, dan 2 jagoan kami berpamitan pada tetangga dan sesepuh kami. Acara pagi itu diawali selamatan tumpeng oleh mbah Uti. Paman Salim yang mmbaca do'a, mengetuk pintu langit untuk keselamatan perjalanan kami. Alhamdulillah pukul 09.15 menit kami berangkat dari rumah. Kami diantar oleh sepupu dan saudara. Ada 3 mobil, mobil Om Imam, Mas Parno, dan Mas Yanto.

Mobil Om Imam terlambat karena bannya kempes. Ternyata sampai di Compreng ban mobil yang kami tumpangi meledak. Alhamdulillah kami masih diberikan keselamatan. Sesampainya di bandara T2 Surabaya kami langsung chek in, Alhamdulillah semua lancar. Setelah chek in kami keluar, mengisi perut yang sudah keroncongan. Kami bertemu rombongan Mbah Uti yang masih menunggu di bandara karena terlambat, tersesat di Sidoarjo. Kami saling berpelukan untuk meminta restu.

Pesawat hampir berangkat. Kami harus naik Air Asia dengan tujuan Malaysia. Pukul 18.00 burung besi yang membawa kami mendarat de T1 Kuala umpur, bandara yang mewah menyambut kami. Laksana berada di mall. Kami berbelanja di sana sambil jalan-jalan. Barang-barang branded yang disukai anak-anak. Kami membeli tas yang sederhana tapi disukai sama Mas Maulvi karena logonya sama dengan sepatunya. Alhamdulillah kami juga ketemu promo minuman taro, 1 ringgit harganya dan free pada hari Selasa. Kami membeli 4, rasanya kayak minum santan.

Pesawat yang akan membaws kami ada di T2, kami menggunakan moda kereta api. Dengan membeli tiket 2 RM kami naik kereta dalam waktu 3 menit., kami dan rombongan sampai. Kami harus rela duduk di lantai yang dingin, karena bandara penuh. Setelah dibagikan berbagai perlengkapan kami mulai mencari tempat merebahkan tubuh, atau sekadar bersandar. Rombongan kami 11 orang, keluarga Prof. Tukiran 6 orang, kami berempat, dan Ustad Fahmi dari Pamekasan ketua rombongan.

Pukul 01.00 rombongan dari Jakarta merapat, ada sosok yang sudah tidak asing bagi saya Bunda Nuraini , pengawas dari Sunda yang sudah berusia 63 tahun berpangkat IV e, sosok yang patut diteladani Ada juga Pak Sriyono dari Jawa Tengah, Bu Endang Dwi Haryati, dan Bu Fauziyah yang sudah saya kenal. Alhamdulillah, kami akrab. dan bersahabat.

Setelah menunggu kami naik Salam Air dengan tujuan Turki. Kami transit di Oman. Bandara yang sepi, namun ada satu yang menggelitik, kursi kayu berbentuk seperti tubuh ikan yang berjajar dengan rapi di sana. Sepi, menandakan bandara di sana jarang dilalui. Kami hanya satu jam transit, setelah minum dan ke toilet, selanjutnya menuju imigrasi. Pesawat sudah menunggu, 23 orang rombongan kami naik pesawat langsung berangkat menuju tanah kejayaan Kerajaan otoman.

Sesampainya di bandara Turki kami benar-benar takjub. Bandara tersibuk di Eropa. Berbagai etnis berkumpul di sana. Serasa menonton telenovela juga. Wajah-wajah para bintang bertaburan, hidung mancung dan kulit putih bersih. Turki memang negara Eropa, namun sebagian wilayahnya ada di Benua Asia. Kami pergi ke Marmara naik bus. Perut kosong yang belum terisi takterasa karena pemandangan yang kami lihat sepanjang perjalanan jadi obatnya. Kota yang ramai, namun teratur, takada tumbuhan liar, semua tertata dengan rapi. Rumah-rumah seperti banker di atas gunung. Semua bertingkat dan tertata rapi.

Sampailah kami di bandara Marmara. Cacing perut yang sudah mencari mangsa, mulai memberontak ketika kami bertemu hidangan di sepanjang jalan menuju kapal. Tapi sayang kami tidak punya Lira untuk membelinya. Cukup menelan ludah saja. Kami naik kapal menyusuri selat Marmara. Dingin tapi indah sekali. Kami melewati jembatan dan melewati Masjid Hagya Sopia. Sungguh terbayar rasa lelah setelah 2 hari perjalanan naik pesawat yang melelahkan. Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan tak henti pada Allah SWT yang telah memberi kesempatan kami bersafar. Pukul 21.00 kami sampai di hotel Kirci tempat kami menginap. Kuliner khas Turki tersaji lengkap. Sayuran segar, salat, buah, camilan, roti, nasi, alhamdulillah kami nikmati dengan lahap. Kami bersih diri dan beribadah sebelum pergi ke pulau kapuk. Kutuliskan pengalaman 2 hari ini agar abadi hingga kelak nanti. Sampai bertemu hari ini dengan cerita yang lebih seru. Terima kasih sudah membaca.

.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga dimudahkan segala urusan, Allah terima segala ibadah Ibu dan keluarga. Amin....

28 Dec
Balas

Semoga lancar perjalanan ibadahnya

28 Dec
Balas



search

New Post