Sri Yusniar

Pendidik bocah - bocah di desa kecil di Deli Serdang....

Selengkapnya
Navigasi Web
Selamanya Dalam Kenangan

Selamanya Dalam Kenangan

Di perpustakaan kampus yang tenang, Doni dan Hayati duduk berhadapan. Ruangan perpustakaan tertata rapi, di sudut ruangan tempat mereka duduk, tersedia teh dan kopi, yang disediakan untuk pengunjung yang ingin membaca. Pendingin ruangan yang terpasang di setiap ruangan, menciptakan suasana nyaman dan menenangkan, sejuk sekali. Namun, tidak dengan hati Doni dan Hayati. Keduanya resah.

Mereka adalah sepasang kekasih yang telah berbagi dalam sejuta kenangan bersama. Bagi Doni, Hayati adalah cahaya hidupnya. Cinta mereka adalah gejolak yang tak terkendalikan, namun waktu telah mengubah segalanya.

Hayati ingin mengakhiri semuanya. Menurutnya, apa yang mereka lakukan selama ini sia-sia dan salah dalam agama. Hayati tak ingin segera menikah, karena dia masih semester 2, masih ingin menggapai cita-citanya. Sementara Doni pun sama, pun ia tak mempunyai cukup uang jika harus melamar dan menikahi kekasih hatinya. Namun dia juga tak rela melepaskan Hayati, dia terlanjur jatuh hati pada perempuan berjilbab itu.

Hayati akhirnya meminta agar mereka mengurangi intensitas bertemu dan tidak berkomunikasi dahulu. Meski berat menurutnya, tapi mungkin dengan begitu, mereka akan terbiasa. Air matanya mengalir.

Namun ternyata berat, terlalu sakit merasakan cinta, terlalu pilu menanggung rindu. Dalam panggilan telepon, mereka saling sesenggukan karena tak kuat menanggung perpisahan. Mereka pun berjanji tak akan lagi melepaskan.

Hari ini Hayati meminta Doni menemuinya. Di perpustakaan kampus, tempat mereka bertemu pertama kali.

Doni masih diam, masih bingung dengan sikap Hayati yang tak seperti biasanya, sesekali dia menatap pujaan hatinya itu. "Aku harus pindah, papa dipindahtugaskan ke Medan." Hayati memberanikan diri berbicara tanpa mengangkat kepala. Air matanya jatuh. Doni menatap Hayati tak percaya. Kenangan bersama Hayati melintas dalam benaknya, seperti dalam film yang berputar dengan sangat cepat. Dia shock.

"Aku akan selalu mencintaimu," ucap Hayati dengan suara gemetar. "Mungkin inilah waktu yang tepat untuk kita melepaskan." Hayati berdiri dan berjalan pergi, meninggalkan Doni dengan hati yang hancur tak bertepi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post