St. Chadidjah

Guru di SDN Centre Malino, Kec. Tinggimoncong, Kab. Gowa Sulawesi Selatan...

Selengkapnya
Navigasi Web
KISAH SEPATU EMAS YANG MENEBAR MANFAAT
iStock

KISAH SEPATU EMAS YANG MENEBAR MANFAAT

Oleh: St. Chadidjah 

Alkisah, di sebuah kerajaan hiduplah seorang puteri yang cantik jelita. Selain memiliki paras yang cantik, ia juga memiliki budi pekerti yang luhur. Karena kecantikan dan kebaikannya, ia sangat disayangi oleh seluruh rakyatnya.

Menjelang usia tuan puteri yang ke-12, baginda raja, sang ayahanda, ingin memberikan hadiah kepada puterinya tersebut. Namun, ia tidak tahu harus memberikan hadiah apa kepada putri kesayangannya tersebut. Ia lalu memanggil penasihat kerajaan untuk meminta petunjuknya, perihal hadiah apa yang pantas diberikan kepada sang puteri.

Raja                 : “wahai penasihatku, belakangan ini, aku gelisah, memikirkan tuan puteri”

Penasihat       : “maaf Bagindaku, apakah tuan puteri sakit? Mengapa Baginda sangat  gelisah?”

Raja                 : “tidak penasihatku, aku memanggilmu bukan karena tuan puteri sakit, tapi karena tuan puteri akan ulang tahun. Aku tidak tahu, hadiah apa yang pantas kuberikan kepada tuan puteri. Apakah kamu punya ide?”

Penasihat raja nampak berfikir, ia mengernyitkan dahi. Tak lama kemudian, sesungging senyum nampak diwajahnya yang mulai keriput. Maklum, ia telah menjadi penasihat raja sudah sangat lama.

Penasihat       : “wahai bagindaku, mengapa kita tidak memberi kepada tuan puteri sepasang sepatu? Kan, kita masih punya waktu 1 bulan untuk pembuatannya.”

Raja                 : “Sepatu seperti apa?” dan siapa yang akan membuatnya?”

Penasihat       : “Bukankah kita memiliki pembuat sepatu kerajaan, Daeng Pakpare?”

Raja                 : “baiklah, tapi saya tidak mau sepatu yang biasa-biasa saja. Saya mau, sepatu untuk tuan puteri adalah sepatu yang tidak ada duanya di jagat ini!” Untuk itu, aku mengutusmu, untuk segera menemui Daeng Pakpare!”

Berangkatlah penasihat raja berserta beberapa pengawal istana menuju kediaman Daeng Pakpare untuk menyampaikan pesan raja. Dan setibanya di kediaman Daeng Pakpare, penasihat raja sangat bahagia karena Daeng Pakpare menyanggupi keinginan raja. Hanya saja, ia meminta waktu selama 17 hari 17 malam untuk pembuatan sepatu tuan puteri tersebut. Sebab, dia harus menyiapkan ritual dan bahan-bahan kualitas terbaik untuk pembuatan sepatu tersebut.

Ritual yang dilakukan oleh Daeng Pakpare adalah berpuasa selama 17 hari, setiap malam melakukan shalat hajat, serta tidak berhenti melafazkan kalimat tauhid dalam setiap proses pengerjaan sepatu tersebut. 

Selain ritual-ritual religi yang dijalankan oleh Daeng Pakpare, bahan-bahan dan alat yang digunakan pun harus bahan dan alat yang terbuat dari emas.

Tibalah acara yang sangat dinanti-nanti, puteri pun menerima sepatu hadiah ulang tahunnya yang ke-12. Semua tepuk tangan, semua bergembira, semua berpesta pora. Dan ketika tuan puteri memakai sepatu tersebut, tiba-tiba kejadian aneh terjadi. Terlebih ketika tuan puteri memijakkan kakinya ke tanah di halaman istana, tumbuhan-tumbuhan seolah-olah menari, tanam-tanaman yang tadinya kelihatan layu, nampak subur seketika. Ternyata, sepatu yang dipakai oleh Tuan Puteri seolah-olah memiliki nyawa. Dan benar saja, ketika sepatu tersebut diapakai oleh tuan puteri berjalan jalan di manapun. Pijakan tempat tuan puteri berdiri menyuburkan semua tanam-tanaman yang ada di sekitarnya.

Sejak itu, tersebarlah ke seluruh penjuru negeri bahwa sepatu tuan puteri adalah sepatu ajaib. Dan akibat dari itu, tuan puteri sering diundang oleh kerajaan lain, untuk menyaksikan langsung keajaiban dari sepatu Sang tuan puteri.

Namun, kebahagiaan yang dirasakan oleh kerajaan dan rakyatnya, tidaklah lama. Sebab, terdengar kabar jika permaisuri mengalami sakit parah. Seluruh tabib sudah didatangkan untuk mengobati tapi belum ada hasilnya. Dan akhirnya ada seorang tabib dari negeri seberang datang ingin mengobati Permaisuri. Ia mengatakan kepada raja, bahwa, permaisuri bisa sembuh asal salah seorang keluarganya harus mengorbankan nyawanya.

Raja semakin bingung, jika bukan ia yang mengorbankan nyawanya untuk permaisuri, tentulah tuan puteri yang dimaksud. Ketika raja sedang merenung, tiba-tiba tuan puteri muncul.

Puteri: “Wahai ayandaku, aku ingin mengajukan permohonan, bolehkan aku mengorbankan nyawaku untuk ibunda permaisuri?”

Raja : “Tidak-tidak, anakku. Tidak mungkin. Pasti ada jalan keluarnya.” (Sambil menegadahkan tangannya ke langit) “Ya Allah, Ya Rabb, mengapa Engaku memberi kami ujian sebesar ini? Tunjukkanlah kami jalan keluar atas musibah yang menimpa kami, yah Allah!”

Tiba-tiba tuan puteri menghampiri ayahnya, dan berucap:

Puteri: “Ayahandaku, aku punya ide, semoga bisa menjadi solusi.”

Raja: “Apa idemu anandaku?”

Puteri: “Begini, Yanda, bukankah aku memiliki sepatu yang bernyawa? Aku bersedia mengorbankan sepatuku”

Raja: “Bukankah itu sepatu kesayanganmu?” sahabat terbaikmu, Nanda?”

Puteri: “tidak apa-apa Yanda, aku relah kehilangan sepatu kesayanganku asal Ibunda bisa pulih.” 

Akhirnya, sepatu emas sang puteri dijadikan tumbal, dibuang di sebuah kawah di bagian utara kerajaan. Dan tiba-tiba, setelah sepatu itu jatuh ke tanah, tumbuhlah tanam-tanaman yang beraneka rupa, bunga-bunga yang berwarna-warni. Anehmya lagi, tanam-tanaman dan bunga-bunga yang indah tersebut menjalar ke seluruh negeri. membuat seluruh negeri menjadi indah.

Singkat cerita, permaisuri pun sembuh. Raja, tuan puteri dan, seluruh rakyatnya hidup sejahtera.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cernaknya, Bunda. Salam literasi

15 Oct
Balas

Terima kasih banyak, salam literasi

15 Oct

Mantap ulasannya

15 Oct
Balas

Thanks, Bunda!

15 Oct



search

New Post