MENANTI MENANTU
MENANTI MENANTU
Hari ini ibu Ryan berulang tahun, 64 tahun waktu yang cukup tua untuk seorang Ibu yang mengurus lima orang anak. Ryan anak ketiga, tapi tersisa dia yang belum menikah, dua kakaknya dan dua adiknya semua sudah menikah, bahkan sisa si bungsu bersama suaminya yang tinggal bersama ibunya, merawat dan memelihara ibunya. Ryan mendatangi ibunya setiap ibunya ulang tahun , 28 Oktober persis hari Sumpah Pemuda, itu juga mungkin menjadi sebab ibu Ryan agak awet muda dan selalu segar. Ayah Ryan telah meninggal terlebih dahulu, sejak bungsu berumur 7 tahun, sang Ayah berpulang dan sekian lama ibu sendiri yang membesarkan mereka dari gaji seorang BUMD dan pensiunan mendiang ayahnya sebagai tentara. Bagi Ryan yang melihat perjuangan ibunya, sungguh adalah sebuah rasa pilu, dia ingat betul bagaimana ibu memenuhi kebutuhan seharian mereka, sekolah dan kebutuhan kesehatan. Setiap dia mengingat, air matanya selalu mengalir membasahi pipinya yang tak henti mendapat perawatan.
Hari ini dia membelikan ibunya sebuah daster kekinian warna hijau tua, warna kesukaan ibunya, biscuit Khong guan, teh celup dan sekilo gula, tak lupa kue tart bernuansa rainbow dia bawakan bertahtakan nama ibunya dan tanggal kelahirannya, tak ada lilin penghias, tapi kue itu sudah berbicara tentang dirinya dan ibunya. Jika ibunya tertawa, Ryan sesungguhnya tertawa 5 kali lebih lebar, jika ibunya tersenyum Ryan sudah tertawa, tapi kalau ibunya menangis hati Ryan bengkak karena luka yang tak kecil. Pantang dia melihat ibunya menangis, cinta kepada ibunya begitu besar, begitu hebat mengalahkan cintanya kepada siapapun. Mencintai ibu adalah hal mutlak baginya.
Tibalah ia di depan ibunya, dipeluknya perempuan hebat itu, disayanginya, dan diucapkannya selamat ulang tahun. Dikeluarkan kue tart dan kawan kawannya, alangkah bahagia sang Ibu. Dan sejurus kemudian Ryan bersama adek bungsunya dan ipar serta ponakannya yang masih 2 tahun bernyanyi, mereka sedikit tapi seolah olah sangat banyak. Ibunya semakin bahagia, Ryan menyuapi ibunya, dan sambil makan kue tart itu ia menyeka air matanya. Ryan pun sedih apa gerangan yang membuatnya sedih sang Bunda,” Ryan, ibu bahagia sekali. Tapi harapan ibu kamu sudah membawa kue ulang tahun ini bersama seorang yang akan aku panggil menantu, ibu sudah tua Nak, menikahlah. “ ucapan ibunya menusuk tulang rusuk paling kanannya, membuatnya lunglai. Dia tertunduk. Dan berkata dalam hati, “Ibu ternyata menanti menantu, bukan kue ulang tahun.”
Ima Fatimah
#TGM_60H#
#Mari Berkarya#
#H_40#
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap buk, Sukses selalu
Amiiin makasih Pak
Wah, Ryan kok gak sensi ya?
Iya tuuuh
Wah, Ryan kok gak sensi ya?
Wah, Ryan kok gak sensi ya?
Hadiah menantu. Sudah cucok dgn usia Ibu... Setelahnya akan menanti cucu. Ide mantul Bu.
Keren bunda endingnya
Alhamdulillah, Terima kasih Bu Sofia, sukses selalu yaa
Alhamdulillah, Terima kasih Bu Sofia, sukses selalu yaa
Kurang kado yg dibawa di ryan
Iya, hehehehe
O o o...menanti menantu yaa...
Hehehe iya Bu
Penantian yg enak
Aha aha yeaaayy
Menjelang ultah ibu th depan, kadonya hrs menantu ya Rian..
Hehehehe iya nanti saya kasitau Ryan Bu
Memanti Menantu, padanan kata yang memesonaku.Twist!!!
Hehehe Siap Bu. Terima kasih sudah menuntaskan bacaan. Salam sehat. Salam Literasi
Kadonya yg 3 dimensi ryan. Jgn daster hehe
Iya hehehe
Jadi ingat sama ibu.. salam literasi
Salam sukses, semoga ibu sehat selalu
Hmhmhm,, jd ingat kisah 8 th yg lalu ;)
Sama cerita ya ?...hehehehe sekarang kan udah aman yaaa
Bukan ga sensi tapi ga dapet. ayo Pa Agus carikan Ryan untuk Ima Fatimah. hehehe
Bukan untuk saya Pak. Untuk Ryan aaja
Itulah impian seorang Ibu. Mantap Mbak. Kerren.
Iya Bu Lisda, tersirat pesan untuk anak hehehe
Mantap Bunda. Sukses selalu
Amiiinnn. Terima kasih sudah menuntaskan bacaan Ibu. Sehat selalu yaaa