Aryo sebutlah anak tersebut, usia kurang lebih 10 tahun duduk di kelas lima SDIT Mawaddah Depok. Sekolah yang bernuansa keislaman dengan pembiasaan 5 S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun). Sejak 2015 Aryo bersekolah disini yang awalnya bersekolah di SD Negeri, pada awal masuk anak ini sulit sekali dikendalikan, untuk digenggam erat tangannya saja sangat sulit apalagi untuk dipeluk sayang. Sudah menjadi pembiasaan di SDIT Mawaddah untuk selalu menyambut siswa di pagi hari, tepat di gerbang sekolah dengan iringan lagu " Selamat pagi pak guru" sangat familiar ditelinga anak-anak. Terkadang guru-guru berusaha terus melakukan pendekatan kepada Aryo, ada yang berusaha memberikan hadiah selayaknya anak kecil yang senang jika diberi hadiah, ada pula yang sampai menghiburnya dengan tepruk-tepruk agar Aryo merasa betah di SDIT Mawaddah. Segala usaha dilakukan agar terjadi kedekatan emosional yang lebih baik, karena kondisi Aryo cenderung sedikit prontal, suka marah-marah tidak jelas, lari-lari dan yang paling sering jika berbicara selalu ada pengulangan kata. Hal yang terkadang menjadi gurauan sementara dan menjadi bahan tertawa sejenak saja, mejadi hiburan bagi guru-guru dnegan hadirnya Aryo.

Modal utama agar mampu terjalin hubungan erat guru dan siswa adalah memiliki segenap hati yang luas dipenuhi oleh cinta dan kasinh sayang, memang hal tersebut tak lepas dari ilmu teoritis. Namun, Pada dasarnya jika hati yang sudah berbiacara hal apapun akan terkalahkan, coba renungkan bersama. Ketika materi yang diaplikasikan tak jua masuk kepada siswa, kita luangkan, lebarkan lagi sayap-sayap cinta dan kasih sayang untuk anak-anak didik kita dengan cara menyambutnya dengan senyuman, pelukan hangat dan terlebih ucapkan kata-kata motivasi agar timbul rasa percaya diri yang akan membangun kecerdasan intelektual untuk masa perkembangan anak-anak didik kita.

Berbicara perihal Aryo yang cukup aktif, hari demi hari dilalui di SDIT Mawaddah bersama kawan-kawan baru dan lingkungan baru, tentu hal yang tak mudah bagi anak yang tergolong anak berkebutuhan, dari segi fisik Aryo tak ada sedikitpun kurangnya terlihat manis dan ganteng. Namun, jika diperhatikan secara seksama Aryo sedikit kosong penglihatannya. Disitulah peran guru sangat dibutuhkan untuk anak seperti Aryo, alhamdulillah dengan segenap cinta Aryo menemukan sosok Ibu serta guru yang selalu sabar berada di sampingnya. Bu fanta sebutan nama yang diberikan Aryo untuk guru tersebut. Menurut ilmu Psikologi memang ada sebutan-sebutan khusus bagi seseorang yang berkesan bagi anak-anak inklusi (anak berkebutuhan khusus), setiap kali bertemu dengan guru tersebut Aryo langsung mendekatinya, begitupun bu fanta sesegera memberikan pelukan sayang untuk Aryo.

Menjadi anak berkebutuhan khusus bukan berarti harus dibedakan hak anak tersebut, mereka berhak mendapatkan pembelajaran yang sama dengan anak-anak yang normal seperti lainnnya. Senin 16 Oktober 2017 saat kegiatan Upacara bendera Aryo tetap tenang dalam mengikuti baris-berbaris sekalipun seketika timbul tingkah lakunya yang aneh seperti lari-larian keluar dari barisan. Namun masih bisa dikendalikan saat bu fanta guru favorit Aryo mendekati dan menyapanya. Tak mudah untuk setiap sekolah mau menerima anak berkebutuhan khusus setiap Aryo karena dari sisi sarana dan prasarana harus memadai jika dilihat dari prosedur sekolah inklusi. Hal tersebut dapat ditanggulangi ketika hubungan sekolah dengan orangtua terjalin baik maka akan ada rasa saling menghargai dan memahami akan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk anak-anak inklusi.

Seiring berjalan waktu Aryo yang sebelumnya selalu mengamuk di dalam kelas, di depan gerbang dan terkadang tak mau masuk kelas sekarang sudah menjadi Aryo yang lebih tenang walawpun karakteristik anak berkebutuhan khususnya masih kental seperti dalam berbicara masih sering diulang-ulangi kalimatnya. Bukan menjadi masalah besar bagi sekolah yang mau dan terus belajar dalam menangani anak-anak yang berkebutuhan khusus. Dengan terus mengikuti pelatihan-pelatihan akan menjadi bahan dalam menangani anak-anak berkebutuhan khusus. Tentunya dari segi ilmu pengetahuan sangat perlu dalam menjunjang keberhasilan dalam mendidik anak-anak berkebutuhan khusus, anak-anak berkebutuhan khusus bukan serta merta harus faham menulis dan membaca terlebih yang mereka butuhkan bagaimana cara menyesuaikan diri dengan teman-temannya, berinterkasi dengan baik serta mampu hidup dengan mandiri.

Sering sekali terjadi kekurang fahaman orangtua yang condong menuntut guru agar anak-anaknya bisa menulis dan membaca padahal yang seharusnya diutamakan adalah bagaimana anak-anak berkebutuhan khusus lebih mampu hidup mandiri, tanpa merugikan orang lain kenyataannya ketika berinteraksi dengan kawan sebaya anak-anak berkebutuhan khusus belum mampu berinterkasi denhgan baik seketika ada yang merampas mainan temannya dengan tiba-tiba, ada yang suka memukul tanpa alasan, ada pula yang sampai melakukan tindakan kriminal diluar batas logika orang dewasa. Hal tersebut menjadi pelajaran bersama agar open minded, serta mau melek apa yang seharusnya diutamakan untuk anak-anak berkebutuhan khusus.

Sekolah yang baik merupakan sekolah yang mampu memanusiakan manusia " Kutipan buku sekolah manusia karya Munif Khatib". Bukan hanya di SDIT Mawaddah yang mau menerima anak seperti Aryo, tentunya semua sekolah wajib menerimanya karena setiap anak yang masuk ke sekolah tersebut merupakan satu pembuka pintu keberkahan untuk sekolah tersebut. Selamat membaca, salam literasi ^_^