Suandi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Catatan Hari ke 3 UN SD

Catatan Hari ke 3 UN

***

Seperti hari-hari sebelumnya peserta didik kelas 6 diruang V sudah siap untuk menghadapi ujian. Senyum mereka sumringah, termasuk saya ikut bermanis muka karena hari ini hari terakhir. Mereka bahagia karena pertarungan 3 hari yang menentukan akan segera berujung. Yang pasti mereka akan cepat ketemu orang tuanya dan istirahat setelah berjibaku dengan soal HOTS dan LOTS. Tentunya sangat menguras pikiran dan otak.Hari ini mereka diuji dibidang Saint...yang di dalam amplop soal tertera Ilmu Pengetahuan Alam. Saya sebagai pengawas ruang pun sudah siap 86 untuk menjalankan amanah sebagai pengawas, pengoreksi sekaligus tim sukses. Mengapa tim sukses, karena selain panitia pelaksana tanpa pengawas ruang maka kegiatan UN tidak bisa berjalan dengan baik. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 08.10 petugas lonceng sudah menjalankan tugasnya. Teng..teng..2 x yang menandakan peserta ujian dipersilahkan mengerjakan soal. Kami juga melaksanakan tugas dengan sebaik mungkin mengisi berita acara dan kehadiran peserta didik. Tepat 30 menit saya berjalan menyelusuri lorong lorong ruang. Satu persatu saya memeriksa lembar jawaban memastikan mereka sudah mengisi LJK dengan benar. Seterusnya saya memantau lembar jawaban essay. Luar biasa separo dari mereka sudah hampir selesai mengerjakan soal. Tak lupa saya terus mengingatkan agar mereka mengecek kembali pekerjaan mereka.

Selang beberapa menit setelah itu, saya bertanya kembali kepada mereka, apakah mereka sudah selesai mengerjakan atau belum. Ternyata wess rampung kabeh.

Waktu masih tersisa 60 menit. Tidak mungkin kami selaku pengawas ruang menyuruh mereka meninggalkan ruang dan istirahat.Saya berbisik pada pengawas 2.

"Pak beri cerita dong, waktu kita masih panjang..itu mereka sudah mulai ribut dan bosan," ujar saya kepada Pak Joni.

"Cerita apa ya, tidak bisa saya bercerita," jawabnya singkat.

"Oke kalau begitu, biar saya saja. Batin saya memberontak. Apakah ide ini melanggar aturan pengawasan. Ya sudahlah dari pada mereka ngobrol ngolor ngidul.

Saya mulai memutar otak untuk mencari cerita berkelas dan berkesan bagi peserta ujian. Lalu ide tiba tiba muncul ibarat matahari di pagi hari.

Jreng..jjreng..ya Saya menggali mimpi-mimpi mereka. Saya bertanya cita-cita mereka nanti jika sudah besar mau jadi apa. Di zaman mileneal ini apakah cita-cita mereka masih sama dengan kami yg berada di zaman 90 an. Apakah dari 19 orang mereka ada yang pengen jadi yuotuber atau ahli pemograman, dll.Satu persatu pertanyaanku melesat bak peluru dan menghunjam brain mereka. Pertama sekali anak mungil berparas ayu dibalut jilbab putih ingin jadi ustadzah, saya kagum dan pikir saya cocok sesuai penampilan dan akhlaknya, lanjut disampingnya seorang cowok ganteng lumayan tinggi jadi polisi, kemudian ada yang mau jadi tentara, guru, dan tidak hanya satu mau jadi guru ramai sekali, karena mungkin dibenak mereka menjadi guru adalah pekerjaan paling hebat karena semua orang di dunia ini pintar berkat jasa bu guru dan pak guru. Selanjutnya satu orang nyelutuk aneh ingin jadi pembalap ..lihat tampang dan sih cocok ..tapi bukan (Pembalap) pemuda berbadan gelap ya...ada yang mau jadi polwan, bahkan ada yang tidak tau mau jadi apa...mungkin yang satu ini terlalu banyak pilihan hingga ia bingung. Saya malah menunggu jawaban diantara sekian banyak ada yang mau jadi presiden..karena sekarang lagi hot pemilihan presiden dan hendaknya di tengah konflik carut marut negeri ni mereka ada yg bermimpi jadi presiden dambaan rakyat. Paling tidak nanti kalau ketemu ia ingat bahwa saya pernah jadi pengawas ruang ketika ia mengikuti UN SD. Tapi ya sudahlah..mungkin bagi mereka menjadi presiden itu berat. Biar orang yang berjiwa satria saja yg menanggungnya...cie..kalau mereka yang dipaksakan dan kesannya tidak siap malah dibenci oleh rakyat nantinya. Bukan kampanye ya hi hi.

Kisah tidak hanya sampai disitu cerita berlanjut dengan secuil motivasi dari seorang tokoh desa terpencil.

Saya bercerita tentang sosok seorang pemuda desa yang pengen sukses. Dari awal saya menceritakan perjuangan seorang anak udik dari kalangan masyarakat kurang mampu yang nekad untuk menjadi orang hebat. Suasana lebih menantang, tatapan mereka semua menuju sumber suara. Mereka khidmad sekali terdiam dan suasana hening..ditambah lagi dengan pembawaan yang dikuti emosional pencerita sendiri yang terbawa suasana. Tiba tiba..saya teringat dan sedikit meresapi perjalanan peristiwa yang saya ceritakan. Diakhir cerita saya bertanya, "Anak-anak siapakah yang dimaksud dengan orang tersebut..

Satu orang menyeletuk menjawab. Ya bapak sendiri katanya..benar sekali.

"Kok kamu tahu," saya menimpal..ia tak berani menjawab lagi.

Saya memberikan penguatan kepada mereka..

"Kalian semua calon orang hebat dan nantinya menjadi orang yang lebih hebat dari kami yang ada di depan ini. Satu kuncinya kalian terus belajar, jangan pernah menyerah, apapun yang kalian hadapi tetap sabar jangan krusuk krusuk (Wah kayak iklan saja) dan jangan pernah gengsi untuk menuntut ilmu. Kesuskesan itu akan menghampiri kalian jika kalian sungguh sungguh. Walaupun kalian berasal dari keluarga yang kurang mampu jika kalian punya motivasi tinggi dan keinginan untuk sukses insyaallah cita-cita kalian semua tercapai.

Tapi sebaliknya jika kalian berasal dari orang berada tapi tidak punya cita-cita besar dan malas berusaha bisa jadi kalian nanti menjadi orang yang yang hanya meminta-minta dan jadi beban orang tua.

Terakhir saya menutup motivasi singkat itu dengan kalimat habis ujian kalian harus lebih giat lagi belajar. Walaupun sudah selesai ujian sempatkan waktu untuk membaca buku. Karena membaca buku adalah pembuka wawasan dan jendela untuk mengarungi dunia. Kemudian saya selipkan untaian hikmah dari seorang guru setelah lulus nanti kalian harus melanjutkan ke jenjang berikutnya. Jangan sampai ada yang menikah dini atau pun merantau untuk mencari kerja.

***

Waktu istirahat pun tiba mereka berhamburan menuju kantin dan bermain sekedar merefreskan otak. Saya pun bergegas meninggalkan ruang mencari santapan jasmani sambil bersenda gurau dengan teman sejawat.

Saparan 1, 24 April 2019

Pengawas Ruang 5

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post