Suardam Djamadi, S.Pd., M.M.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

(Bukan) Produk Belajar Dari Rumah (BDR).

Pagi, embun masih menempel erat dalam pelukan dedaunan ketika Saya menyusuri jalan menuju ke Sekolah Jalanan sedikit basah dan masih sepi. Hari ini Senin 26 Juli 2021 akan diadakan vaksinasi bagi seluruh siswa. Suatu usaha yang terbilang prestisius ketika belum ada sekolah yang melakukan vaksinasi bagi siswanya di provinsi kami, namun sekolah Saya telah bersiap untuk melakukannya. Bukti kerja maksimal yang dilakukan civitas akademika di sekolah yang terbilang pinggiran. Jauh dari keriuhan kota.

Masih terbilang jari jumlah siswa yang hadir mendahului Saya. Mereka berkeliaran menyusur halaman dan teras ruangan ketika saya memasuki gerbang. Dua tiga orang siswa berjalan beriring juga memasuki halaman sekolah. Semuanya berpaling melihat ketika mendengar suara kendaraan Saya menuju tempat parkir khusus.

Tidak menunggu lama, jumlah siswa yang hadir semakin bertambah banyak. Sayapun mulai sibuk dengan segala sesuatunya untuk menjamin kelancaran vaksinasi, sembari meminta seorang guru untuk mempersiapkan pengeras suara.

Detik berikutnya, bel berdering, disusul dengan panggilan agar siswa berkumpul untuk mendengarkan teknis pelaksanaan vaksinasi. Beberapa kali Pak guru mengajak siswa untuk berkumpul di depan kantor (tempat biasanya kami memberikan pengarahan) namun yang beranjak dari kesibukannya hanya beberapa orang siswa saja. Bahkan yang benyak bergerak adalah mereka siswa kelas XII, langsung berbaris rapi sebagaimana hari-hari sebelumnya.

Bagaimana dengan siswa kelas XI, perlahan ada yang bergerak menuju tempat berkumpul. Sementara yang lainnya masih tetap tak bergeming. Yang sangat mengherankan adalah siswa kelas X, tidak mendengarkan panggilan dari Pak Guru sekalipun melalui pengeras suara. Mereka tetap pada tempatnya seolah tidak terjadi apa-apa. Padahal panggilan telah dilakukan berulang kali.

Sejatinya sebagai siswa kelas X yang baru saja menginjakkan kakinya di sekolah, seharusnya mereka lebih patuh, dan responsif terhadap apa yang disampaikan, namun fakta berbicara lain. Sekedar meminta untuk berkumpul terasa sangat berat bagi mereka.

Saya yang memperhatikan keadaan kemudian berfikir keras. Apakah ini adalah kesalahan OSIS dalam melaksanakan pengenalan sekolah yang belum sebulan berakhir, atau apakah perilaku yang ditunjukkan adalah sebuah pengecualian.

Masalahnya adalah bukan hanya dilakukan oleh satu dua orang saja, namun hampir secara keseluruhan siswa kelas X.

Melihat kenyataan ini Saya kemudian meminta guru lainnya untuk langsung mendekati kelompok yang hanya duduk berkerumun di sudut sekolah, mengajak mereka ikut bergabung bersama dengan siswa lainnya. Dari jauh Saya mengamati, justru yang terlihat ketika guru mendekat, para siswa berdiri meninggalkan tempat bahkan ada yang justru menuju kebelakang ruang kelas.

Ada Apa ini? Saya tak percaya dengan apa yang saya lihat. Heran bercampur bingung.

Setelah mereka akhirnya berkumpul dan berbaris, Sayapun diberikan kesempatan untuk menyampaikan sedikit arahan berkaitan dengan kegiatan yang akan dilakukan. Namun karena masih terbawa dengan suasana sebelumnya, Saya hanya menyampaikan point-point penting saja tanpa menjelaskan lebih rinci.

Kesimpulan sementara Saya, inilah product BDR. Mungkin tidak semua siswa seperti itu disekolah lainnya, namun Saya sangat yakin bahwa ada sesuatu yang salah. Dua Puluh enam tahun menjadi guru, tentu sudah begitu banyak yang dilalui, dirasakan, dan dilakukan. Namun untuk kasus ini betul-betul menarik perhatian Saya untuk segera mencari solusi.

Ketika Tim Tenaga kesehatan telah melaksanakan kegiatannya. Didalam ruang kerja, Saya mengumpulkan para wakil dan Guru BK untuk mencari akar masalahnya untuk kemudian mencari jalan keluar yang lebih solutif.

Entahlah bagi bapak ibu, apakah yang saya rasakan juga terjadi di Sekolah atau bahkan dirumah kita sendiri. Mudah-mudahan cukup Saya saja yang merasakan. Mudah-mudahan Saya keliru menyimpulkan kalau itu adalah capaian BDR.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap dan keren ulasannya Senior. Tidak diragukan lagi.

04 Aug
Balas

takut vaksinasi mungkin pak

01 Aug
Balas

Wow keren ulasannya pak... Takut vaksin... Sifat kekanakannya masih ada.... Atau masih malu karena baru.... Trus berkarya untuk anak bangsa..... Mantap markotop... Terbawa suasana membacanya

01 Aug
Balas



search

New Post