Usai mengucapkan itu, jiwanya Rod Jay Lee seakan tiba-tiba membeku, tak bisa bergerak dan mengucapkan apapun. Dirinya malu karena berani berkata yang sakral dihadapan Fatimah dan teman-temannya. Matanya berkaca-kaca, air mata seakan ingin tumpah secara deras dari bola matanya.

Fatimahpun tidak dapat berkata apa-apa. Dirinya tidak menyangka bahwa Rod Jay Lee berani mengatakan itu langsung dihadapannya dan teman-temannya. Dirinya tertunduk malu, pipi yang putih itu berubah menjadi merah. Buku yang dibacanya langsung jatuh kebawah kakinya. Suasana yang sejuk dan asyikpun tiba-tiba sunyi seketika.

Namun, jawaban harus dilontarkan Fatimah. Dengan gugup, Fatimah berkata “Terima kasih banyak, tetapi saat ini aku tidak bisa menerima dirimu. Diriku sedang menempuh pendidikan, dan pasti orang tuaku tidak akan mengizinkan.” Gemetar Rod Jay Lee mendengar ucapan itu. Dirinya tertunduk malu, dan langsung pergi meninggalkan Fatimah. Hatinya hancur berkeping-keping. Cinta yang diharapkannya justru tidak terbalaskan.

Tantangan Hari ke-83

Bekasi, 29 Juni 2020

Salam literasi,

Subhan Maulana