Suci haryanti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Pijakan Pertamaku Part 3 (gurusiana 108)

“Tari, bangun sayang….! Sudah sampai,” suara Mama terdengar lembut, entah telah berapa lama aku tertidur diperjalanan, hari sudah sangat sore, kufokuskan penglihatan, kudapati banyak orang menyambutku dengan kesederhanaan, tepat dikediaman kepala dusun, lebih dari 20 orang berdiri tersenyum tulus kearahku, tanpa ragu aku salim kepada mereka satu-persatu. Begitupun dengan Mama, beberapa orang pemuda mengeluarkan barang-barang bawaanku dari mobil, yang hanya berupa pakaian dalam beberapa koper, alat pemeriksaan mata, laptob dan beberapa buku bacaan. Nampak tak jauh dari kuberdiri, anak-anak berlari-lari dengan baju kokoh dan iqro ditangannya, ada juga beberapa anak-anak perempuan dengan mengunakan jilbab berjalan beriringan keluar dari masjid yang tepat lurus dari rumah Pak Kasman sang kepala Dusun. Nampak hangat kulihat, ya…tidak pernah kutemui dikawasan rumahku. Mereka nampak ceria dengan wajah berseri-seri, tersenyum manis kearahku. Aku tak segan untuk membalas senyum manis mereka dan lambaian tanganku.

“Wah..Dek Tari…sudah mulai akrab sepertinya! Semoga kerasan disini ya …!” ucap Pak Kasman sangat ramah “Perjalanan cukup melelahkan ya..! mari saya tunjukan rumah yang sudah kami persiapkan untuk Dek Tari..!”

Pak Kasman memandu kami semua kearah rumah yang tak jauh dari pak Kasman, rumah disini berbeda dengan rumah di Jakarta tentunya. Selain bentuknya yang sederhana dan masih dengan tembok semen tanpa dicat, jarak rumah satu dan lainnya tidak berdekatan, masing-masing mempunyai pekarangan dengan tanaman, pohon-pohon, dan yang paling unik ada kandang lembu “sapi” ,kandang kambing, dan kandang ayam yang terletak disamping atau belakang rumah. Sungguh luar biasa. Benar-benar sangat asri.

“Nah ini ..! tempat Dek Tari, semoga nyaman ya !” ucap Bu Kasman dengan lembutnya. “Monggo… ojo sungkan lah..!” lanjutnya dengan senyum yang sangat manis.

“Suwun ya Bu Kasman, sudah menyiapkan semuanya untuk Tari! Maaf jadi merepotkan…!” Mama dengan ramah, aku hanya senyum-senyum, memperhatikan keakrapan dan keramahan penduduk di desa ini. Hanya Pak Kasman dan dan Bu Kasman dan Uyut Ti yang sudah sepuh menemani aku dan mama memasukan barang-barang bawaanku, sementara yang warga yang lain, masih berkumpul diteras rumah pak Kasman yang hanya 100 meter dari rumah yang telah dipersiapkan untukku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post