DIMANA KITA?

Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berada dalam zona nyaman (comfort zone) sesuai dengan kondisi kita masing-masing. Dalam kehidupan sehari-hari kita juga selalu berada dalam kondisi-kondisi tertentu yang kita ketahui dalam beberapa pertanyaan seperti bagaimana hidupku ini?, hari ini apa yang akan kita lakukan?, apakah nanti sore ada perubahan rencana? dan sebagainya. Kondisi-kondisi seperti ini yang akhirnya akan membentuk mental seseorang. Kondisi ini juga yang akan membuat seseorang mampu menemukan bagaimana dia menghadapi perubahan? Apa yang kita rasakan sekarang? Yang membuat mental kita terlatih dan siap dalam kondisi apapun. Kita harus menyadari bahwa kondisi-kondisi kita sehari-hari akan selalu berubah karena justru perubahan itulah yang abadi, kita akan selalu melewati perubahan.

Dalam proses perubahan itu misalnya kita berada dalam satu titik suasana tertentu (comfortzone awal) dimana kita berada dalam kondisi enak, nyaman, dalam kegiatan rutin yang biasa kita lakukan. Suatu saat kita diberi pilihan atau dipaksa untuk berjalan menuju ke comfort zone berikutnya. Hanya saja dalam perjalanan menuju comfort zone berikutnya itu masalahnya bukan terletak dalam kondisi perjalanan atau kondisi zona nyaman itu akan tetapi adalah bagaimana kita menyikapi kondisi yang kita alami. Biasanya diawali dengan sikap frustasi, tidak enak, tidak nyaman, merasa khawatir dan sebagainya. Kondisi ini disebut Zona Ketakutan, dimana pada saat pandemi Covid-19 ini zona ini ditunjukkan dengan sikap misalnya 1) membeli masker dalam jumlah berlebihan, 2) membeli obat dalam jumlah yang berlebihan, 3) membeli kebutuhan hidup dalam jumlah yang banyak, 4) menyebarkan rasa takut dan rasa marah, 5) sering mengeluh, 6) langsung membagi info apapun yang ditemui di media sosial, 7) mudah marah, 8) mudah percaya info apapun dari media sosial. Di Indonesia ini sudah berlangsung mulai bulan Maret 2020. Itu artinya sudah berlangsung selama 4 bulan dan diharapkan setelah berlalu selama 4 bulan ini kita sudah bisa keluar dari zona ketakutan untuk menuju dalam zona belajar. Beberapa sikap yang ditunjukkan dalam zona belajar antara lain: 1) mulai menerima kenyataan, 2) mulai berhenti membaca berita yang membuat cemas, 3) mulai berhenti belanja berlebihan, 4) mulai dapat mengendalikan emosi diri sendiri, 5) mulai menyadari kondisi, situasi dan berpikir untuk bertindak positif, 6) mulai berhenti berbagi info dari media sosial yang tidak jelas sumber dan kontennya, 7) mulai menyadari tentang peranan dan tindakan positif dan baik yang dilakukan oleh semua pihak. Dengan mulainya belajar tentang kondisi yang terjadi dengan penerimaan positif dan baik, maka kemudian kita akan menuju pada zona bertumbuh. Zona bertumbuh ini ditunjukkan dengan sikap antara lain: 1) mulai memikirkan orang lain dan bertindak untuk membantu, 2) mulai menggunakan bakat/kemampuan untuk membantu orang lain yang membutuhkan, 3) mulai menyadari tentang kehidupan saat ini dan berpikir masa depan dengan tidak menyesali masa lalu atau terlalu kuatir dengan masa depan, 4) penuh kasih sayang baik pada diri sendiri dan orang lain, 5) berterima kasih dan mengapresiasi orang lain, 6) menjaga emosi bahagia dan menyebarkan optimisme, 7) mencari cara untuk beradaptasi dengan perubahan, dan 8) mempraktekkan keheningan, kesabaran, menjalin relasi, dan kreativitas. Pada zona bertumbuh ini, diharapkan para guru dapat memberikan keteladanan bagi siswa untuk menunjukkan kepedulian kepada orang lain. Dengan demikian diharapkan guru dapat memimpin untuk menujuk comfortzone berikutnya. (www.unikeduplus.blogspot.com)

SMK Negeri 3 Tuban, 22 Nopember 2020