Dimensi Politik Guru Bintang Sembilan

Oleh : Sudahri ( Kepala MI Al Imamiyah Sumenep )

Menjelang pagelaran akbar pesta demokrasi tahun 2024, tentu akan menjadi momen yang sangat berbeda dikalangan masyarakat dalam mensukseskan pemilu 2024 untuk memilih calon pemimpin yang diharapkan dapat melakukan perubahan terhadap negara yang kita cintai ini. Sesuai dengan Amanah undang-undang dasar 1945, setiap warga negara memikili hak untuk menggunakan hak suaranya dalam setiap pemilu digelar dengan ketentuan-ketentuan yang sudah berlaku. Tak terkecuali guru yang berstatus ASN, harus netral dalam pemilu. ASN memiliki asas netralitas yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN. Dalam aturan itu disebutkan bahwa ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. ASN pun diamanatkan untuk tidak berpihak dari segala bentuk pengaruh manapun dan tidak memihak kepada kepentingan siapapun. Namun kenyataannya dalam kehidupan bermasyarakat, guru termasuk yang ditokohkan tidak akan bisa menutup diri dalam menyikapi pesta demokrasi, utama di kalangan masyarakat awam yang minim akan pengetahuan demokrasi.

Guru bintang sembilan dalam pusaran politik memiliki peran yang sangat vital utamanya bagaimana dapat memberikan pendidikan politik yang bermartabat serta dapat menjadi cermin positif kepada masyarakat luas agar pesta demokrasi ini tidak ternodai oleh kepentingan - kepentingan sesaat. Disaat maraknya pemanfaatan momen demokrasi ini sangat rentan akan penggiringan opini politik dominasi oleh kalangan guru bintang sembilan. Terutama untuk guru bintang sembilan berstatus non pns. Sehingga bukan hanya mencederai demokrasi itu sendiri, akan tetapi juga dapat merusak citra guru sebagai tauladan bagi masyarakat disekitar. Oleh karenanya penting sekali bagaimana guru bintang sembilan dapat menjaga nilai menyatukan, tidak memecah belah serta dapat memberikan pendidikan politik yang bermartabat. Menjauh dari asumsi negatif tentang demokrasi yang meresahkan masyarakat. Bijak dalam menyikapi persoalan yang dapat menimbulkan perpecahan.

Guru bintang sembilan dengan politik dalam konteks yang dimaksud diatas tidak dapat dipisahkan, menjadi satu kesatuan yang akan menghasilkan sebuah tradisi politik yang beradab, santun dan berkualitas. Untuk menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang berasas kekeluargaan dan gotong royong, seperti yang telah diwarisi para leluhur kita. Menjaga keseimbangan serta moderat dalam kebersamaan. Namanya juga pesta Demokrasi, makanya semua harus bergembira dalam menyongsong pesta lima tahunan ini, beda pilihan bukan berarti berbeda tujuan. Setiap warga memiliki hak sama sesuai asas dalam pemilu. Tidak perlu saling menjelekkan. Guru bintang sembilan memiliki dimensi luas dalam perihal demokrasi, pertama selain sebagai pemilih, guru bintang sembilan juga bagaimana bisa berlaku netral. Kedua, dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, tentu akan menjadi arah pandang bagi masyarakat sekitar, tidak justru melakukan pembelokan terhadap tujuan dari demokrasi itu sendiri. Yang terakhir, guru bintang sembilan adalah purnama ditengah kegelapan. Warna ditengah hitam putih kehidupan. Samudera diantara gersangnya kehidupan. Ayo bijak dalam pesta demokrasi 2024, untuk indonesia yang bermartabat.

Kota Keris, 26 Oktober 2023