Sudarmi, S. Pd

Lahir di Kota Makassar, Guru SDN 57 Bulu-Bulu Kab. Maros Propinsi Sulawesi Selatan Motto: Menulislah, Kamu Menggenggam Dunia...

Selengkapnya
Navigasi Web
kISAH DAN SENYUM

kISAH DAN SENYUM

Jarum jam dinding menunjukkan pukul 07.30, Windu bergegas melihat dan memastikan jadwal cek kesehatan di salah satu rumah sakit pemerintah daerah sebagai syarat pemenuhan berkas ASN.

Cekatan jemari tangan menarik handuk dan segera menuju kamar mandi, sambil berguman pastilah hari ini aku telat, riasan di wajah dan busana yang sederhana apik terlihat pada penampilan Windu, sehelai roti dan segelas susu mocca diambil sebagai penyumbat lambung untuk sarapan pagi.

Dugaan Windu tiada meleset, tiba di pintu poliklinik, Wooow! …. terlihat antrian sangat panjang, entah dorongan apa yang membuat Windu mendekat dan lebih mendekat ke panitia sambil melirik tumpukan berkas yang terlebih dahulu mengantri, Windu tetap semangat menyerahkan berkas persyaratan untuk dilayani ketahap selanjutnya.

Windu !!!, terdengar dengan lantang memanggilnya, refleks Windu membalikkan badan dan kembali ke arah panitia, selembar kartu disodorkan untuk menuju ke tahap selanjutnya, Windu bingung kok bisa secepat itu, padahal masih banyak yang antri lebih dulu, orang di sekitar pun bertanya-tanya dan ada yang berbisik, tapi sudahlah, Windu kan juga antri tapi mungkin panitia keliru mengambil kartu, pikir Windu sambil tersenyum.

Tahap demi tahap Windu nikmati perjuangan hingga pada akhir tahapan dengan berjalan gemulai Windu menuju ruangan menyerahkan berkas dan terlihat lagi tumpukan sangat fantastis karena tak kebagian kursi Windu berdiri di depan pintu tepat berhadapan dengan Dokter dan tak sengaja beradu pandang.

Tak terhitung menit asisten Dokter memanggil Windu, kawan-kawan yang antri seakan ingin geram, andai dihitung jam mereka sudah lama mengantri untuk dipanggil. Dokter dengan ramah menyapa Windu, membuka perbincangan ringan, menanyakan hal-hal yang menyangkut tentang indera penglihatan, selebihnya yah ,,, basa basi, hingga Dokter lupa ada tahapan selanjutnya yang harus Windu penuhi, namun Dokter memberi kode kepada asisten tanda jempol.

Keluar dari ruangan salah seorang kawan menarikku dengan rasa kesal berujar, “Sumpah aku seperti ingin berteriak, Dokter tidak adil, pasti Dokter suka sama kamu!, jangan beri nomor ponselmu yah!”. “Ngaco Kamu”, jawab Windu, sambil tersenyum menggoda kawannya.

Windu tersenyum bahagia, hari ini jejak langkah dihiasi dengan senyuman, bercerita tentang harapan yang indah, berjuanglah dan jangan menyulitkan hidup, jalani apa yang harus dijalani, selebihnya serahkan kepada Sang pencipta karena Dia penentu Takdirmu.

Salam Literasi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post