H.3

Oleh Sudarwati

Tahun 1999 Angga memasuki usia sekolah. Dia sekolah di SDLB. Tepatnya di Kecamatan Patrang, Jember. Harapanku dia mendapatkan pendidikan sesuai kemampuannya. Guru yang ramah, dan lingkungan yang sejuk. Betah rasanya di situ. Setiap hari aku mengantar Angga. Bertambah pula rasa syukur dengan kenyataan yang ada.. Ternyata aku tidak sendiri, masih banyak yang lebih parah.

Entah menghibur diri atau pembenaran. Diantara percaya dan tidak. Dengan masukan kata motivasi. Hanya orang hebat yang diberikan ujian hebat. Karenanya aku harus sabar dan penuh ikhtiar. Ujian Allah masih dalam jangkauan ummatnya. Dan pasti ada hikmah terbaik didalamnya. Itulah yang tidak bisa kita jangkau.

Tak seperti yang kubayangkan. Pada awalnya Angga sulit beradaptasi. Dengan doa penuh harap kuawasi dari luar. Hari demi hari ada perkembangan walau sedikit. Kudengar langkahnya yang tidak mau duduk. Ku dengar suara meja, kursi yang didorongnya. Dengan kesabaran Bu Etik, Angga didudukkan sendiri di pojok. Agar tidak mengganggu temannya. Aku diminta sembunyi agar tidak kelihatan dia. Saat sembunyi aku kaget teriakan Bu Etik.

"Aduh Angga…. Ya Allah!" Seru Bu Etik diselingi tawa. Aku segera menghampirinya. Subhanallah ternyata Angga masuk ke dalam rok belakang Bu Etik. Guru itu sulit bergerak didalam rok yang sempit. Geli rasanya, dan segera kukeluarkan Angga. Dia diam seperti tak bersalah. Wajahnya tenang. Mungkin merasa menemukan tempat sembunyi yang aman. Aku hanya bisa menggeleng dengan tingkahnya.