Kemarau di Musim Hujan
Panas terik tak terperi
menusuk muka bumi
Jerit tangis anak-anak padi
Melengking menjadi-jadi
Seminggu lebih menanti
Rintik hujan yang masih misteri
Di ketiak langit dia sembunyi
#
Matahari masih jemawa
Berkacak pinggang menepuk dada
Sedang awan masih terlalu manja
Digandeng angin entah kemana
Lalu kepada siapa
aku mengadukan dahaga
pada keringnya telaga
atau pada beningnya air mata
lalu kubiarkan jiwa meronta
sambil kujilat keringat tanpa rasa
dari bianglala tak sempurna
#
Pamekasan, 8 Januari 2023
#T447#
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi yang keren
Terima kasih apresiasinya, bunda
Mantap puisinya, pak. Salam sukses selalu!
Terima kasih apresiasinya bunda. Salam sehat dan sukses selalu