SUGENG PUJIARTO

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
TNGP 2019 Pemantik Semangat Berkarya
Foto 1. Bersama Guru Penulis Kepri dan Luar Kepri

TNGP 2019 Pemantik Semangat Berkarya

TNGP 2019 PEMANTIK SEMANGAT BERKARYA

Ketika mengetahui TNGP 2019 akan diselenggarakan di Jakarta, semangatku mengikutinya sangat kuat. Bayang-bayang menyusuri Kota dimana aku pernah tinggal di sana. Bayang-bayang bertemu kawan-kawan baru dari berbagai daerah di Indonesia. Kawan-kawan Penulis yang notabenenya sama denganku, yaitu guru. Berbagi pengetahuan dan pengalaman mencurahkan isi hati dan pikiran ke dalam tulisan yang mampu menghipnotis orang yang membaca kata demi kata yang tersurat. Mampu menghayati isi yang tertulis.

Foto 1. Bersama kawan Guru Kepri dan Luar Kepri

Aku lebih konsen pada pengalaman yang harus aku dapatkan dari kegiatan tersebut. Menggali pengetahuan sebanyak mungkin dari banyak penulis yang berpartisipasi. Kenapa ?. Sebab aku sadar, hanya seorang penulis pemula. Penulis yang belum banyak tahu seluk beluk karya buku yang mampu booming di pangsa pasar.

Setiap kegiatan aku ikuti dengan seksama. Mengenal beberapa Editor Media Guru yang hebat dan kritis. Mengetahui liku-liku menjadi editor bagi penulis pemula. Suka dan duka editor menghadapi berbagai karakter penulis guru pemula yang tidak jarang justru lebih tidak sabar ingin melihat hasil edit bukunya. Sementara Sang Editor justru sedang pusing berkecimpung mennyusuri setiap kalimat yang tersurat, dan harus mengikuti tata bahasa Indonesia yang benar. Konsekuensi berat yang harus dihadapi para editor saat mengedit sebuah buku.

Kala sesi talkshow, aku simak dengan serius. Aku ingin mendapatkan sesuatu dari mereka, para narasumber yang hadir di podium. Pengetahuan tentang bagaimana membangun feel saat menulis, keberanian menulis walaupun tidak memiliki kebiasaan menulis, mempublish tulisannya di media sosial, sampai membiasakan diri menulis pada akun Gurusiana. Semua aku resapi dengan seksama untuk tambahan pengetahuanku di bidang menulis. Jatuh bangunnya para penulis pemula dalam membukukan sebuah karya sampai akhirnya menjadi penulis profesional, terungkap pada sesi talkshow yang ditaja Media Guru pada hari pertama dan kedua. Banyak masukan-masukan yang aku dapatkan dari Media Guru maupun kawan-kawan Guru Penulis.

Foto 2. Salah satu cover karya para Guru Penulis.

Aku benar-benar merasakan efek positif kegiatan tersebut. Gairahku untuk terus menulis kian bangkit. Apalagi usai Diklat Sagu Sabu Kepri IV Bintan, dalam kurun waktu sebulan, aku mampu menyelesaikan empat buku dengan tema yang berbeda. Suatu anugerah Yang Maha Kuasa melalui fikiran dan ketenangan batin, aku mencurahkan kedalam buku. Buku Kiat membagi Sangga dan Ambalan Pramuka Penegak pada Gugusdepan, Video Sosiodrama pada Sosiologi, Sudut Sosiologis Biografiku Part 1 : Menyusuri Keresahan Jiwa di Masa Lalu, Sudut Sosiologis Biografiku Part 2 : Meraih Dua Bintang. Keempat buku tersebut aku selesaikan dalam waktu sebulan setelah kegiatan Sagu Sabu usai. Bermodal keberanian menulis dengan merujuk pada buku fiksi dan nonfiksi yang pernah aku baca. Keberanianku mencurahkan isi hati melalui laptop, akhirnya mengalir tenang menjadi karya empat buah buku. Jujur, rasa tertantang untuk membuat karya lebih dari satu buku itulah yang akhirnya membuncahkan segala imajinasi dan fakta yang ada dalam diriku menjadi sumber kekuatan. Walau aku hanya seorang guru di daerah yang mungkin orang di luar Kepri masih sangat asing mendengarnya, Kabupaten Lingga.

Kalau mereka bisa, tentu aku juga harus bisa, sebuah tekad yang terus menggelora di dada. Aku diciptakan Allah dengan pasti kelebihan yang unik, aku harus mampu memanfaatkan karunia yang diberikan-Nya dalam sebuah karya buku. Aku juga menyadari kekurangan yang dianugerahkan Allah pada sisi lainnya, tetapi aku harus mampu mengoptimalkan sisi kemampuanku untuk mensyukuri apa yang sudah diberikan Allah.

Sebenarnya ada cerita hati yang nestapa saat di Kota Jakarta. Rasa rindu yang lama terpendam di relung hati seorang anak laki-laki yang merindukan seorang ibu, gagal bertemu. Ternyata ibu sudah seminggu pergi meninggalkan Jakarta untuk melihat rumah pusaka, kebun dan sawah di kampung yang lama ditinggal sejak bapak tiada karena sakit. Ya, ibu sedang di Kota Purbalingga.

Kesedihan yang menggelanyut dalam fikiran, aku benamkan dalam-dalam di lubuk hati. Aku usir nestapa itu dengan canda tawa bersama kawan-kawan Kepri dan kawan-kawan baru di TNGP 2019.

Penulis lebih dikenal dengan panggilan Pak Erik, memiliki nama lahir Sugeng Pujiarto, terlahir di Purbalingga pada tanggal 14 Mei 1977 adalah seorang guru Mata Pelajaran Sosiologi pada SMAN 1 Singkep Kabupaten Lingga Provinsi Kepri. Korespondensi dengan penulis bisa melalui FB : Erik Tu Sugeng Pujiarto, email : [email protected], Nomor HP/WA : 081318236524.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren, tetap semangat menulis, demi karya nyata

09 Dec
Balas

Terime kaeh bu. Salam Literasi.

31 Dec

Salam literasi

09 Dec
Balas

Salam, Bu Rismalasari

31 Dec

Mantap. Semangaat....

09 Dec
Balas

Terime kaseh Bu Titin. Salam Literasi

31 Dec

Syabas... Lanjutkan

09 Dec
Balas

Rinduuuuu, bu...Oyo

31 Dec

Ashyiaaap. InsyaAllah....

10 Dec
Balas



search

New Post