Saat aku pulang sekolah menaiki si black,motor hitamku,ketika sedang melintas di depan masjid,aku dikagetkan suara memanggil nama.”Pak Sugeng,”seru suara itu.Suara itu, tak begitu asing di telingaku.Lalu aku menoleh,dan kulihat seraut wajah yang ceria,berkopyah,dengan senyum sumringahnya.Kulambaikan tangan,begitupun ia melambaikan tangan sambil memandangku.Ternyata,teka – teki misteri suara yang hampir setiap kali memanggilku,orang misterius itu,adalah salah satu anak didikku.

Ya,sosok anak hidup dengan dunianya yang semu, menyimpan misteri pertanyaan seribu.Gono,aku memanggilnya.Sosok pribadi yang ceria,slalu menebar tawa,terlahir dengan dunianya yang berbeda.Ia termasuk anak istimewa dari enam teman sedunianya,yang harus diperlakukan istimewa pula.Walau mereka tergolong inklusi,mereka tak butuh dikasihani,tapi perlu dipahami dan dimengerti.Dunia mereka berbeda dengan dunia kita.Mereka butuh pengakuan,bukan dipermalukan,butuh persamaan bukan perbedaan,tak perlu bantuan,karena mereka militan,mereka tak mau diremehkan,justru kadang punya kelebihan dan keistimewaan.Kita memang berbeda dunia,tapi kita punya hak kehidupan sama di mata Tuhan.Kebanyakan kita lahir dengan kesempurnaan,tapi engkau lahir dengan keistimewaan.Kita memang terlahir bukan berdasar pesanan,tapi karena kebesaran-Nya.