Kumandang adzan maghrib,sayup – sayup terdengar melalui suara tv ku.Si kecil bergegas mengambil sarung,peci ,tak lupa juga sajadah warna biru.Sajadah kecil kesayangan anakku.Bak seorang imam besar,ia mulai mengangkat kedua tangannya,membaca takbir pembuka sholat maghribnya.Aku pun segera mengikutinya,karena saat itu aku sebagai makmumnya.Sengaja aku memberi kesempatan pada si kecilku sebagai imam,agar aku bisa menyimak bacaan dan kemampuannya.Ya,bagiku kelak anak lelakiku lah yang akan menggantikan ku sebagai imam bagi keluarganya,atau bahkan untuk kehidupan mendatang.Sebuah harapan ideal bagi orang tua yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Tuhan.

Bacaan alfatihahnya yang lugu,namun sudah melagu,begitu mendayu dan membuat hatiku terharu.Ya Tuhan,semoga Engkau menjadikan imam kecilku sosok yang amanah daan taat beribadah.Tak banyak memang yang aku minta darinya,kecuali tetap menjadi hamba yang tak melalaikan kewajiban dan tanggung jawabnya.Ketika salam rakaat terakhir,aku begitu lega dan bangga.Tak lupa ia menjabat tanganku,menengadahkan kedua tangan,melantunkan doa untuk kedua orang tua.Setelah mengusap wajah,imam kecilku lalu segera melepas sarung dan melipat sajadah biru.