Sugih Permono

Sugih Permono lahir di Medan pada tanggal 22 Agustus 1967. Saat ini tinggal di Jl. Ir. H. Juanda No. 47 Binjai. Tugas di Politeknik LP3I Medan....

Selengkapnya
Navigasi Web
MARI MENAHAN DIRI

MARI MENAHAN DIRI

MARI MENAHAN DIRI

Setiap pagi saat membuka WA dan Fb, yang dilihat, di baca adalah hinaan, cercaan dan makian kepada Presiden Jokowi. Sampai malam hari menjelang tidur, yang terlihat itu saja, kelambanan, kebodohan, kecerobohan, ketakutan seorang Presiden, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Satu-satu isue bermunculan, mengiringi kebodohan-kebodohan itu, isue yang terakhir adalah Darurat Sipil. Bahkan para pakar dan ahli hukum menunjukkan dengan jelas ke geramannya terhadap kebodohan Presiden yang ingin memberlakukan darurat sipil itu.

Kadang-kadang saya Kasihan lihat Jokowi dan Prihatin terhadap rendahnya wibawa lembaga kepresidenan hari ini. Tapi yang lebih mengkhawatirkan saya, apa jadinya bangsa ini kalau hari-harinya di isi dengan penghinaan terus kepada presidennya, bahkan jika mungkin itu layak dilakukan. Meski darurat sipil akhirnya tidak jadi diberlakukan, Jokowi memilih istilah pembatasan sosial berskala luas, tapi cercaan pada presiden terkait darurat sipil tersebut, masih terus berjalan. Kadang seperti di ILC tadi malam, saat jubir Presiden, Fazlur Rahman menerangkan kebijakan pemerintah dengan mengeluarkan tiga peraturan, saya sedikit lega, ah, akhirnya bisa juga pemerintah bersikap dan bertindak benar. Tapi ketika mic diserahkan pada Haris Azhar, yang terjadi kembali penelanjangan terhadap kebijakan itu. Terlihat lagi lambannya, cerobohnya pemerintah. Saat Zainal Arifin Mukhtar bicara, terlihat lagi bahwa peraturan-peraturan itu tak cukup untuk menjawab persoalan yang ada hari ini terkait pandemi covid-19 di Indonesia.

Saya khawatir, lama-lama, jika bertahun-tahun ini terjadi, akan membentuk sikap batin kita. Kadang kita begitu terpuaskan saat bisa memaki-maki presiden kita sendiri, dan begitu senang begitu melihat ada lagi kecerobohan yang dilakukannya. Meski saya pun paham, betapa ini semua memang sangat menjengkelkan. Apalagi kita-kita yang punya pengetahuan dan pengalaman bagaimana seharusnya menangani situasi yang terjadi. Tapi saya bertanya-tanya dalam hati apakah situasi ini baik untuk kehidupan kita, pribadi kita, masyarakat kita dan generasi kita.

Akhirnya saya hanya bisa menuliskan ungkapan dan harapan agar kita dapat menahan diri. Bahwa kritik tetap perlu bahkan penting disampaikan itu pasti, tapi makian, cercaan dan hinaan dalam berbagai bentuknya, harus di tolak karena itu tidak sehat bagi diri kita dan bagi masyarakat kita. Jika kita tidak bisa lagi menghormati Jokowi, paling tidak mari kita hormati lembaga kepresidenannya. Terimakasih

1 April 2020 Wassalam, Sugih Permono

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Akhlak yang utamakan mas? Boleh mengkritik tapi yang sopan. sehat dan sukses selalu mas

02 Apr
Balas

Niar melihatnya sejak reformasi kita begitu mudahny mengkritik pemerintah dgn jahat, apa mungkin karena selama orde baru suara kita terlalu lama dibungkam sehingga saat reformasi "kelepasan" lalu jd habit dan akhirny akan menjadi karakter. Di sekolah yg Niar kerjapun betapa etika dan sopan santun semakin menipis mas... Mohon masukanny

01 Apr
Balas

Ya, bisa jadi begitu lah sebabnya. Tapi bahkan di lembaga pendidikan pun ternyata tidak berbeda kondisinya. Harus ada yang mencoba mengingatkan, bahwa kekuatan bangsa ini ada pada karakternya yang santun itu. Meskipun kritik tetap dibutuhkan tapi sebaiknya disampaikan dengan cara-cara yang beradab, meskipun mungkin yang kita kritik tak punya adab lagi.

01 Apr



search

New Post