AKHMAD SUGIARTO, S.Si

SOSOK GURU MASA DEPAN YANG DIDAMBAKAN BANGSA Oleh: Akhmad Sugiarto, S.Si Guru IPA MTsN Batu Potret Buram Pendidikan Kita Berbagai ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pembelajaran Abad 21

Pembelajaran Abad 21

IPA adalah pelajaran yang membossankan dan menjemukan. sehingga keah kali mata pelajaran ini menjadi momok yang menakutkan bagi siswa.

Pembelajaran yang banyak menyita waktu dengan berbagai rumus yang menyebalkan ini, akan semakin menyebalkan jika seorang guru hanya bisa mengajar, menyuruh tanpa melakukan inovasi pembelajaran.

maka konsep pakem (pembelajaran siswa aktif dan menyenangkan) sangat di butuhkan

PAKEM berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat pada anak ( student-centre learning) dan pembelajaran harus bersifat menyenangkan (learning is fun), agar mereka termotivasi untuk erus belajar sendiri tanpa diperintah dan agar mereka tidak merasa terbebani atau takut. ( Rusman, 2010:321). Untuk itu, maka aspek learning is fun menjadi salah satu aspek dalam pembelajaran PAKEM, disamping upaya untuk erus memotivasi anak agar mereka mengadakan eksplorasi, kreatif, dan bereksperimen terus dalam pembelajaran.

Di samping itu, PAKEM adalah penerjemahan dari pilar pendidikan yang di canangkan oleh UNESCO:

1. Learning to know, yaitu mempelajari ilmu pengetahuan berupa aspek kognitif dalam pembelajaran

2. Learning to do, yaitu belajar melakukan yang merupakan aspek pengalaman dan pelaksanaannya.

3. Learning to be, yaitu belajar menjadi diri sendiri berupa aspek kepribadian dan kesesuaian dengan diri anak ( ini juga sesuai dengan konsep “ multiple intelligent” dari Howard Gardner, dan

4. learning to life together, yaitu belajar hidup dalam kebersamaan yang merupakan aspek kesosialan anak, bagaimana bersosialisasi, dan bagaimana hidup toleransi dalam keberagamaan yang ada disekeliling siswa.

Tujuan PAKEM ini adalah terdapatnya perubahan paradigm di bidang pendidikan, seperti yang dicanangkan oleh Depdiknas, bahwa pendidikan di Indonesia saat ini sudah harus beranjak dari:

(1) schooling menjadi learning,

(2) instructive menjadi facilitative,

(3) government role menjadi community role, dan

(4) centralistic menjadi decentralitic.

Dengan demikian, perubahan paradigm pendidikan saat ini berarti bukan hanya menjadi tanggung jawab lembaga pendidikan formal seperti sekolah, tapi sudah menjadi tanggung jawab semua pihak. Hal ini juga senada dengan konsep tripusat yang diciptakan oleh Ki Hajar Dewantara, yaitu:

(1) pendidikan di lembaga pendidikan (formal),

(2) pendidikan dilembaga masyarakat (nonformal), dan

(3) pendidikan di keluarga (informal).

Perubahan paradigm juga harus terjadi bahwa pada kondisi sekarang ini, peran guru harus menjadi seorang fasilitator yang dapat membantu siswanya dalam belajar dan bukan sebaliknya hanya sebagai pemberi informasi; belajar bukan hanya sekedar menyampaikan materi saja tanpa mengetahui apakah materi yang disampaikan itu sudah bias dipahami oleh siswa atau belum. Perubahan paradigm juga berkenaan dengan pengambilan keputusan.

Pembelajaran yang menyenangkan dan penuh makna akan membuat suasana kelas ramai untuk menunjukkan jati dirinya dengan berbagai praktik.

untuk lebih lengkapnya bisa di cermati videonya ya.

https://www.youtube.com/watch?v=E6wy2ZkHTvU&t=236s
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Setujuu! Guru harus menjadi seorang fasilitator yang dapat membantu siswanya dalam belajar dan bukan sebaliknya hanya sebagai pemberi informasi. Salam sukses dan salam literasi!

29 Nov
Balas

Guru adalah motivator fasilitator bagi siswa apapun kondisinyua apapun latar belakangnya apapun prilakunya. Alhamdulilah kalau siswa anteng antemg. Segala. Metode bisa berjalan lancar.. Semua materi bisa diserap. Semangat yang utama untuk. Menghadapi siswa khususnya yang bermasalah untuk mengimplementasikan metode dan pendekatan pembelajaran.

03 Dec
Balas



search

New Post