Suhainah Hafidz

Memiliki nama lengkap Suhainah, S.Pd.SD. Lahir di Simbur Naik pada tanggal 28 September 1987. Aktif mengajar di SDN 68/X simbur Naik sejak tahun 2009 dan ...

Selengkapnya
Navigasi Web
SAHABAT ITU CINTA (Part 3)
Google

SAHABAT ITU CINTA (Part 3)

Firman masih belum ketemu juga meski sudah dicari ke mana-mana. Bu Nur sudah menangis. Cinta pun ikut di belakang orang dewasa untuk mencari Firman, meski sudah dilarang oleh Ibunya, tapi Cinta berhasil Lolos.

Cinta menghentikan langkah, samar terdengar suara anak laki-laki menangis tertahan. Itu pasti suara Firman, Cinta sudah hafal betul suara itu. Namun di mana dia?

Cinta mendekat ke Bangunan KUD, dia mengintip di bawah kolong bangunan itu. Cinta mengamati, suara tangisan itu pasti dari balik tumpukan tanah kelora itu, pasti Firman sedang bersembunyi di sana. 

"Bang Mamad, Firman di sini!" Cinta berteriak memanggil Bang Mamad. Orang-orang lalu berdatangan. Suara tangisan Firman makin keras. Orang-orang berteriak menyuruh Firman keluar, tapi Firman bergeming. 

Dengan payah Bang Mamad harus masuk ke kolong bangunan itu untuk membawa Firman keluar, kolong itu hanya setinggi orang dewasa yang sedang duduk.

Bang Mamad berhasil membawa Firman keluar yang sambil memegangi kepalanya. Dia segera di gendong pulang ke rumah. Sementara suara Azan dari Mesjid sudah terdengar. Beberapa orang dewasa sudah melanjutkan perjalanannya ke Mesjid. Tidak dengan Cinta, dia ikut ke rumah Firman. Dia penasaran, kenapa Firman tak mau keluar dari persembunyiannya.

Di bawah cahaya lampu, terihat jelas rembesan darah dari kepala Firman, di dekat ubun-ubunnya ada luka.  

"Kenapa bisa terluka?" Bu Nur menangus sambil memeluk Firman.

"Ayo panggilkan Bu Bidan"! Perintah Bu Nur kepada Bang Mamad.

Pada saat itu di desa mereka belum ada Dokter yang bertugas, hanya ada Bu Bidan, jadi segala macam bentuk pertolongan sakit ngaduhnya ke Bu Bidan.

Bang Mamad dengan tergesa berjalan ke rumah Bu Bidan, tidak jauh, hanya sekitar 10 menit berjalan kaki untuk orang dewasa .

Cinta masih penasaran kenapa Firman tadi tidak mau keluar dari persembunyiannya, padahal dia terluka. Tapi Cinta bungkam, dia tak berani mengajukan pertanyaan.

Tak lama Bu Bidan datang dan mengobati luka Firman, kepalanya yang luka dibersihkan, ternyata di kepalanya ada luka yang hatus dijahit. 

"Kenapa bisa Nak sampai terluka begini?" Bu Bidan mengajak Firman berbicara.

"Tadi mau lari, tapi terantuk, ada paku di sana" jawab Firman sambil menangis.

Tangisnya makin keras saat Bu Bidan mulai menjahit luka di kepalanya. Bu Nur memeluknya sambil menenangkan. Padahal dia sebenarnya tidak tega melihat kepala anaknya dijahit. Bu Nur memejamkan mata.

"Sudah, tidak apa-apa, hanya luka kecil"! Bu bidan memeberi semangat. Dia sudah menyelesaikan tugasnya. Dimasukkannya kembali peralatannya ke dalam tas kerjanya. Lalu segera pamit pulang, karena diburu waktu magrib.

Sementara itu Cinta, pasti ibunya sedang mengira dirinya ikut shalat ke Mesjid. Dia masih di rumah Firman, rasa penasarannya belum terjawab.

"Kenapa tadi tidak keluar dari kolong rumah Nak"! Bu Nur bertanya sambil mengelus putranya yang masih terisak.

"Firman takut keluar, takut di marah, pasti nanti Firman dibilang anak nakal karena kepala Firman berdarah"! Ucap Firman.

Bu Nur tersenyum sambil mengecup kening putranya. "Firman malah bikin Ibu khawatir karena nyariin Firman"!

Sementara itu magrib sudah berlalu, Ayahnya Cinta datang menjemput Cinta. "Pulang dulu ya Nak, besok ke sini lagi main sama Firman" Ayah meraih tangan Cinta.

"Cepat sembuh ya Firman, biar bisa main lagi sama Cinta". Ayah memberi semangat kepada Firman.

Cinta menatap mata Firman, ada banyak kalimat yang ingin ia ungkapkan tapi ia tak berani. Matanya ikut berkaca-kaca, bahkan sampai dia tiba di depan pintu, pandangannya pun belum lepas dari sosok sahabatnya itu.

Bersambung ......

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post