suhari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
235.Tiga Golongan Yang Menyesal Kelak

235.Tiga Golongan Yang Menyesal Kelak

Penyesalan adalah sikap ketidakpuasan terhadap hasil yang sudah dicapai seseorang. Penyesalan baru terasa dikemudian hari setelah berlalu ternyata bisa lebih maksimal lagi hasilnya jika melakukan begini atau begitu. Siapa pun pasti pernah mengalaminya karena manusia tidak tahu apa yang akan terjadi. Penyesalan tidak bisa dihindari baik urusan dunia maupun akhirat. Manusia hanya bisa meminimalisir kadar penyesalan saja. Penyesalan yang dirasakan manusia ketika masih hidup umumnya menyangkut masalah dunia semata. Jarang mereka yang sudah mau menyesali urusan akhiratnya sewaktu umur masih ada. Menyesal kenapa sholatnya tidak serius,sedekahnya tidak maksimal,atau tidak mencari ilmu dengan bersungguh-sungguh contohnya.

Yang jelas semua manusia kelak pasti akan menyesal. Orang kafir menyesal mengapa tidak beriman. Orang beriman menyesal mengapa tidak maksimal amal ibadahnya. Pendosa menyesal mengapa banyak berbuat dosa. Penghuni neraka menyesal mengapa bisa masuk neraka. Bahkan penghuni surga pun menyesal, mengapa capaian surganya tidak maksimal, tidak mendapatkan surga yang lebih tinggi lagi. Dalam suasana penyesalan tersebut ada tiga orang atau golongan yang paling menyesali dirinya seperti yang Sufyan bin Uyainah ra katakan :

كان يقال:أشد الناس حسرة يوم القيامة ثلاثة

Dahulu dikatakan, ‘Orang yang paling menyesal pada hari kiamat ada tiga:

رجل كان له عبد، فجاء يوم القيامة أفضل عملا منه

Seseorang yang memiliki budak, kemudian dia datang pada hari kiamat dalam keadaan amalan budaknya lebih baik daripada amalannya. Dalam khazanah Islam secara umum ada dua status manusia; yakni merdeka dan budak. Orang merdeka adalah manusia biasa yang mempunyai kebebasan, dirinya tidak terikat dengan orang lain. Ia bebas menentukan hidupnya sesuai dengan keinginannya sendiri tanpa tergantung pihak mana pun. Sedangkan budak adalah manusia dengan kebebasan yang terikat. Nasibnya tergantung majikannya, apa kata majikan wajib dituruti.

Status budak tersebut bisa terjadi karena kalah perang dan menjadi tawanan serta tidak mampu menebus dirinya, karena faktor kemiskinan,dan juga faktor peranpokan kemudian dijualbelikan seperti benda atau hewan. Bukannya Islam kejam dan tidak berperikemanusian dengan menjadikan manusia sebagai budak, tetapi manusia itu sendiri yang memilih jalan hidupnya menjadi budak. Diseru untuk menyembah Allah Swt tidak mau, justeru ikut berperang melawan umat Islam dan kalah. Meski demikian, Islam sangat mendorong umatnya untuk memerdekakan budak. Pahala besar menanti bagi mereka yang mau membebaskan budaknya. Nabi saw bersabda,

مَنْ أَعْتَقَ رَقَبَةً مُؤْمِنَةً أَعْتَقَ الهُأ بِكُلِّ عُضْوٍ مِنْهُ عُضْوًا مِنَ النَّارِ حَتَّى يُعْتِقَ فَرْجَهُ بِفَرْجِهِ

Barang siapa membebaskan budak yang muslim niscaya Allah akan membebaskan setiap anggota badannya dengan sebab anggota badan budak tersebut, sehingga kemaluan dengan kemaluannya. (HR. Bukhari, Fathul Bari V/146 ). Juga sabda Nabi saw lainya yang berbunyi.

أَيُّمَا امْرِئٍ مُسْلِمٍ أَعْتَقَ امْرَأً مُسْلِمًا كَانَ فِكَاكَهُ مِنَ النَّارِ

Siapa saja seorang muslim yang membebaskan seorang budak yang muslim, maka perbuatannya itu akan menjadi pembebas dirinya dari api neraka. (HR. Tirmidzi).

Bagaimana tidak menyesal jika seseorang amalannya kalah dengan amalan budak yang dimilikinya. Padahal secara kesempatan neraih amal kebaikan dirinya lebih segalanya dan leluasa dibandingkan budaknya. Dirinya bebas beribadah,bersedekah,dan beramal lainnya kapan pun dia mau tanpa menunggu persetujuan orang lain. Sementara bagi budak untuk bisa berbuat atau beramal sangatlah sedikit sekali kesempatannya karena harus melayani sang majikannya.

ورجل له مال، فلم يتصدق منه، فمات فورثه غيره، فتصدق به

Seseorang yang memiliki harta, namun tidak menyedekahkannya (lalu dia wafat). Kemudian, orang lain mewarisi hartanya dan menyedekahkannya. Harta sangatlah berharga bagi kehidupan akhirat seseorang ketika telah disedekahkan. Dengan sedekah yang ada banyak manfaat yang bisa didapat, mulai bebas dari siksaan hingga mendapatkan derajat yang tinggi. Namun, harta tidak akan berguna justeru menjadi petaka ketika sampai ajal tiba harta yang dimiliki tersebut belum disedekahkan. Hartanya justeru menjadi milik ahli waris untuk menikmatinya,sedangkan dirinya harus mempertanggungjawabkannya dari mana didapat dan untuk apa dibelanjakan. Ternyata belum dibelanjakan dan ditumpuk begitu saja. Menjadi besar penyesalanya lagi ketika harta tersebut disedekahkan oleh ahli waris yang menerimanya. Yang berusaha mendapatkan dirinya,tapi yang menyedekahkan dan mendapat pahala banyak ahli warisnya. Jelaslah sebuah penyesalan yang sangat.

وَاَنۡفِقُوۡا مِنۡ مَّا رَزَقۡنٰكُمۡ مِّنۡ قَبۡلِ اَنۡ يَّاۡتِىَ اَحَدَكُمُ الۡمَوۡتُ فَيَقُوۡلَ رَبِّ لَوۡلَاۤ اَخَّرۡتَنِىۡۤ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيۡبٍۙ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنۡ مِّنَ الصّٰلِحِيۡنَ

Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), "Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang shalih. (QS.Al Munafiqun.10). Demikian kabar dari Allah Swt tentang orang mati yang ingin kembali dihidupkan untuk bersedekah. Apalagi jika banyak harta tapi belum disedekahkan dan justeru ahli waris yang mensedekahkan.

ورجل عالم لم ينتفع بعلمه، فعلم غيره، فانتفع به

Seseorang yang memiliki ilmu, tetapi dia tidak bisa mengambil manfaat dari ilmunya kemudian dia mengajarkannya dan orang lain bisa mengambil manfaat dari ilmu tersebut. (Shifah ash-Shafwah 2/558). Ilmu akan bermanfaat jika diamalkan dan diajarkan atau didakwahkan. Menjadi penyesalan yang berat sekali ketika dirinya tidak bisa mengambil buah dari ilmunya tersebut karena tidak mau mengamalkannya. Disaat yang sama dirinya melihat orang lain yang dia ajari dengan ilmu yang sama tapi bisa memanen banyak buah darinya karena melaksanakan ilmu tersebut. Betapa merana dirinya ketika harus menyaksikan orang lain panen kebaikan dari kebun yang pernah dia berikan,sementara dirinya harus duduk terdiam tanpa bisa mendapatkan sedikitpun buah darinya. Semoga kita tidak termasuk dari ketiga golongan manusia yang paling sangat penyesalannya tersebut. Amin []

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Trims,Bu Ida,Psk Edi dan Pak Iwan.AminSalam kembali

15 Sep
Balas

Smg kita tidak termasuk di dalamnya

15 Sep
Balas

mantab. Semangat berliterasi, sukses selalu.

15 Sep
Balas

ulasan yg sangat lengkap..mksh pak sdh berbagi

15 Sep
Balas



search

New Post