suhari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

341.Surga Dunia Sebelum Surga Akhirat

Surga adalah tempat kenikmatan puncak. Di dalamnya banyak kenikmatan luar biasa nan abadi yang bisa diperoleh orang yang telah memasukinya. Kenikmatan dunia hanyalah sedikit saja jika dibandingkan dengan kenikmatan surga kelak. Sedangkan kenikmatan sebenarnya yang Allah Swt janjikan,hanya akan diberikan di surga. Dari Anas bin Malik ra, Nabi saw bersabda,

يُؤْتَى بِأَنْعَم أَهْلِ الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، فَيُصْبَغُ فِي النَّارِ صِبْغَةً ، ثُمَّ يُقَالُ : يَا ابْنَ آدَمَ؛ هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَطٌّ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيْمٌ قَطٌّ؟ فَيَقُوْلُ: لَا وَ اللهِ يَا رَبِّ وَ يُؤْتَى بِأَشَدِّ النَاسِ بُؤْسًا فِي الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، فَيُصْبَغُ صِبْغَةً فِي الْجَنَّةِ، فَيُقَالُ لَهُ: يَا ابْنَ آدَمَ، هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطٌّ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطٌّ؟ فَيَقُوْلُ: لَا وَ اللهِ، مَا مَرَّ بِي بُؤْسٌ قَطٌّ، وَ لَا رَأَيْتُ شِدَّةٌ قَطٌّ.

“Pada hari kiamat akan dihadirkan orang yang paling merasakan nikmat di dunia dari kalangan penduduk neraka. Kemudian ia dicelupkan sekali ke dalam neraka lantas ditanyakan padanya, ‘Hai manusia, apakah kamu pernah melihat kebaikan, apakah kamu pernah merasakan kenikmatan?’ Ia menjawab, ‘Tidak, demi Allah wahai Rabb-ku.’ Dan dihadirkan orang yang paling sengsara di dunia dari kalangan penduduk surga lalu dicelupkan ke dalam surga dengan sekali celupan. Ditanyakan padanya, ‘Wahai manusia, pernahkah kamu melihat satu penderitaan? Pernahkah kamu merasakan kesulitan?’. Ia menjawab, ‘Tidak, demi Allah, aku tidak pernah merasakan penderitaan sama sekali dan aku tak pernah melihat adanya kesulitan sedikitpun.” (HR. Muslim). Dunia tidak layak untuk ditempati kenikmatan yang begitu besar. Dunia adalah tempat yang penuh tipu daya. Dengan hanya sedikit kenikmatan yang ada saja,manusia sudah banyak yang terlalaikan dari tujuan hidup yang sebenarnya, apalagi jika porsi kenikmatan dunia dilebihkan tentu akan lebih banyak lagi manusia yang terlalaikan.

Untuk menyakinkan umatnya,Nabi saw juga menegaskan bahwa bagian sedikit dari kenikmatan surga sudah sanggup mengalahkan kenikmatan dunia seisinya. Dari Sahl bin Sa’ad As Sa’idi, Nabi saw bersabda.

مَوْضِعُ سَوْطٍ فِى الْجَنَّةِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

“Satu bagian kecil nikmat di surga lebih baik dari dunia dan seisinya.”(HR. Bukhori). Pemahaman yang benar tentang perbandingan nikmat dunia dan nikmat akhirat sanggup merubah persepsi seseorang untuk lebih semangat meraih nikmat akhirat. Segala daya dan usaha dicurahkan untuk meraih kenikmatan puncak nan abadi tersebut. Kenikmatan dunia yang Allah Swt berikan tidak melalaikannya akan nikmaat akhirat,justeru dijadikan media untuk menuju akhirat. Sebagaimana sya’ir indah yang dibawakan Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi ra dalam muqaddimah Riyadh Ash-Shalihin min Kalam Sayyid Al-Mursalin yang berbunyi.

إِنَّ لِلهِ عِبَادًا فُطَنَا *** طَلَّقُوْا الدُّنْيَا وَ خَافُوْا الْفِتَنَا

نَظَرُوْا فِيْهَا فَلَمَّا عَلِمُوْا *** أَنَّهَا لَيْسَتْ لِحَيٍّ وَطَنَا

جَعَلُوْهَا لُجَّةً وَ اتَّخَذُوْا *** صَالِحَ الْأَعْمَالِ فِيْهَا سُفَنَا

“Sesungguhnya Allah memiliki beberapa hamba yang cerdik, mereka menceraikan dunia karena khawatir bencana. Mereka merenungkan isi dunia, ketika mereka mengetahui bahwa dunia bukanlah tanah air orang yang hidup. Mereka pun menjadikannya laksana samudera, dan menjadikan amal shalih sebagai bahteranya.”

Orang cerdik tidak akan terperdaya dengan nikmat dunia meskipun tidak mengabaikannya begitu saja. Nikmat dunia tetap dicarinya karena termasuk bagian dari karunia Allah Swt yang halal untuk dinikmati dan bisa dijadikan kendaraan menuju kenikmatan puncak. Namun,semua aktifitasnya dilakukan dalam rangka meraih kehidupan yang lebih baik,penuh kenikmatan,dan keberkahan. Allah Swt berfirman menjelaskan kehidupan baik yang akan diperoleh orang yang beriman.

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَر أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِن فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاة طَيِّبَة وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

"Barangsiapa beramal shalih baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan ia beriman, maka sungguh akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan akan Kami berikan balasan yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An-Nahl:97). Namun bukan kenikmatan materi harta atau jasadiyah semata yang dituju. Karena kenikmatan semacam itu hanyalah bersifat relatif dan nisbi. Sebagaimana disebutkan Ibnul Qayyim ra bahwa nikmat harta ini sebagai suatu kenikmatan yang sifatnya nisbi semata, tidak mutlak. Demikian pula nikmat-nikmat lain seperti badan yang sehat, kedudukan yang tinggi di dunia, banyaknya anak dan istri yang cantik. (Ijtima’ Al-Juyuus Al-Islamiyyah, hal. 6).

Kehidupan baik yang penuh kenikmatan yang harus dikejar orang beriman adalah kebahagiaan sejati dengan meraih surga dunia sebelum surga di akhirat yang abadi. Allah Swt telah berfirman menegaskan kenikmatan tersebut.

وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ , فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

“Dan bagi orang yang takut saat menghadap Tuhannya kelak baginya ada dua surga. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar-Rahman:46-47). Indikasi seseorang akan mendapatkan dua surga ketika di dunia telah mendapatkan kenikmatan hidup. Dengan kata lain,ia telah mendapatkan surga dunia sebelum surga akhirat kelak. Ibnu Taimiyyah ra berkata:

إن في الدنيا جنة من لم يدخلها لم يدخل جنة الآخـــرة

"Sungguh di dunia terdapat surga, barangsiapa belum masuk ke dalam surga di dunia, maka dia tidak akan masuk surga di akhirat nanti." Ucapan tersebut disampaikan kepada murid beliau, Ibnul Qayyim ra. Sang murid lalu menjelaskan bahwa surga dunia adalah mencintai Allah, mengenal Allah, senantiasa mengingat-Nya, merasa tenang dan thuma’ninah ketika bermunajat kepada-Nya, menjadikan kecintaan hakiki hanya untuk-Nya, memiliki rasa takut dan dibarengi rasa harap kepada-Nya, senantiasa bertawakkal pada-Nya dan menyerahkan segala urusan hanya pada-Nya. (Disarikan dari kitab Al Wabilush Shoyyib, 91-96, Dar Ibnul Jauziy).

Tidak jauh beda dengan pendapat Ibnul Qoyyim ra tentang surga dunia, Ulama salaf lainnya juga mengatakan bahwa: "Sungguh kasihan orang-orang yang mencintai dunia, mereka (pada akhirnya) akan meninggalkan dunia ini, padahal mereka belum merasakan kenikmatan yang paling besar di dunia ini.", maka ada yang bertanya: "Apakah kenikmatan yang paling besar di dunia ini ?" Ulama tersebut menjawab: "Cinta kepada Allah, merasa tenang ketika mendekatkan diri kepada-Nya, rindu untuk bertemu dengan-Nya, serta merasa bahagia ketika berdzikir dan mengamalkan ketaatan kepada-Nya." (Ighaatsatul Lahfaan 1/72 oleh Ibnu Qayyim). Mencintai Allah Swt dengan mengesampingkan dunia seisinya meski tidak membuangnya adalah jalan menuju surga dunia. Ketika surga dunia bisa didapat,maka surga akhirat pun dengan mudah bisa diraihnya berkat rahmat dan maunah Allah Swt tentunya. Kembali Ibnu Qayyim ra berkata bahwa:"Maha suci (Allah) yang telah memperlihatkan kepada hamba-hamba-Nya (yang salehh) surga-Nya (di dunia) sebelum mereka bertemu dengan-Nya (di akhirat) dan Dia membukakan untuk mereka pintu-pintu surga-Nya di negeri (tempat) beramal (dunia), sehingga mereka bisa merasakan kesejukan dan keharumannya, yang itu (semua) menjadikan mereka (termotivasi untuk) mencurahkan kemampuan mereka untuk meraihnya dan berlomba-lomba untuk mendapatkannya." (Al-Waabilus Shayyib hal 70). Sungguh nikmat dan mengasyikkan kehidupan orang beriman yang telah mendapatkan surga dunia meskipun surge akhirat sebagai nikmat puncak belum terealisasi.

Orang yang menderita di dunia sebenarnya adalah mereka yang belum pernah merasakan bisa mencintai Allah Swt dan merasakan nikmatnya beribadah kepada-Nya. Sebab orang yang mendapatkan surga di dunia hanyalah orang yang telah mencintai Allah Swt dengan benar sehingga Allah Swt pun mencintainya sebagai respon positip atas cintanya yang tulus.

...وَأَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِنِّي.

"...Dan Aku telah melimpahkan kepadamu cinta (kasih sayang) yang datang dari-Ku... (QS. Thaha :39). Itulah pernyataan mesra Allah Swt kepada orang yang telah dicintai-Nya. Orang akan mendapatkan cinta Allah Swt tatkala ia serius dan bersungguh-sungguh dalam berusaha mencintai-Nya.

وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ...

"Adapun orang-orang yang beriman amat sangat besar rasa cintanya kepada Allah..." (QS. Al-Baqarah : 165). Semoga kita bisa mendapatkan ucapan cinta Allah Swt seperti dalam ayat tersebut. Maka mencintai Allah Swt yang telah menganugerahkan semua nikmat adalah wajib hukumnya. Semoga kita senang bertemu Allah Swt dengan cinta yang ada,demikian pula Allah Swt mau mencintai kita sebagai balasan dari cinta yang telah kita usahakan.

اللهمَّ ما طابت الدّنيا إلاّ بحبك، ولا الآخرة إلاّ بعفوك

“Ya Allah, sungguh dunia tidak menyenangkan kecuali dengan mencintai-Mu, begitu pula akhirat tidak menyenangkan kecuali dengan ampunan-Mu. Amin []

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih pencerahannya, Pak. Salam literasi

30 Dec
Balas

Trims,Pak Dede.Salam kembali

30 Dec

Ulasan artikel yang sangat bermanfaat Bapak, salam sukses selalu.

30 Dec
Balas

Trims,Bu Widi. Sukses kembali

30 Dec



search

New Post