suhari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
804. Bahagia Sempurna Dengan Al Fatihah

804. Bahagia Sempurna Dengan Al Fatihah

Allah Swt ciptakan segala sesuatu dengan kadar atau ukuran yang pas. Tidak ada yang berlebihan atau kurang sempurna. Apa pun kondisi ciptaan Allah Swt pasti dalam kondisi terbaiknya,karena Allah Swt adalah Dzat Yang Maha Sempurna. Manusia diharuskan untuk selalu berhusnudzan (berbaik sangka) kepada Allah Swt. Husnudzan adalah membangun keyakinan sesuai dengan keagungan nama dan sifat Allah Swt, dan membangun keyakinan sesuai dengan konsekuensi dari nama dan sifat-Nya yang ada. Bahwa semuanya yang datang dari-Nya adalah yang terbaik menurut Allah Swt,meskipun nafsu manusia sangat membenci dan mengingkarinya. Manusia atau makhluk lainnya yang tercipta dalam kondisi terburuk di mata manusia,tapi menurut Allah Swt sangatlah sempurna karena ada hikmat yang tidak diketahui manusia. Hikmat tersebut hanya Allah Swt yang mengetahuinya dengan tujuan yang sangat baik. Allah Swt berfirman menjelaskan kekuasaannya yang tanpa batas.

وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Maidah: 17).

Begitu pula dengan perintah dan larangan Allah Swt sudah pasti mengandung banyak hikmat dan kebaikan bagi manusia dan semua ciptaan-Nya. Allah Swt Maha Mengetahui apa yang menjadi kebutuhan manusia,sehingga akan memberikan perintah yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya. Semua itu Allah Swt lakukan demi kebahagiaan hidup manusia itu sendiri,meskipun secara dhohir sangat memberatkan bagi nafsu manusia yang menginginkan hidup bersantai ria. Allah Swt mewajibkan seorang muslim untuk sholat dengan menjadikan bacaan surat Al Fatihah sebagai rukun yang wajib dibaca jika ingin sholatnya sah. Pemilihan surat Al Fatihah tersebut bukan tanpa ada tujuan khusus,namun sudah diperhitungkan sedemikian rupa. Karena dengan pengulangan minimal Tujuh belas kali dalam sehari semalam sewaktu sholat fardhu,seorang muslim diharapkan bisa bahagia hidupnya setiap harinya. Al Fatihah adalah termasuk surat yang paling mulia dari semua surat Al Qur’an yang mulia. Kemulian tersebut pernah Nabi Muhammad saw sabdakan. Abu Sa’id Rafi’ bin Al Mu’alla ra berkata, “Rasulullah saw berkata kepadaku.

أَلاَ أُعَلِّمُكَ أَعْظَمَ سُورَةٍ فِى الْقُرْآنِ قَبْلَ أَنْ تَخْرُجَ مِنَ الْمَسْجِدِ فَأَخَذَ بِيَدِى فَلَمَّا أَرَدْنَا أَنْ نَخْرُجَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ قُلْتَ لأُعَلِّمَنَّكَ أَعْظَمَ سُورَةٍ مِنَ الْقُرْآنِ . قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ هِىَ السَّبْعُ الْمَثَانِى وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ الَّذِى أُوتِيتُهُ

“Maukah aku ajarkan engkau surat yang paling mulia dalam Al Qur’an sebelum engkau keluar masjid?” Lalu beliau memegang tanganku, maka ketika kami hendak keluar, aku berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau mengatakan, “Aku akan mengajarkanmu surat yang paling agung dalam Al Qur’an?” Beliau menjawab, “Alhamdulillahi rabbil ‘alamin (segala puji bagi Allah Rabb semesta alam) dan Al Qur’an Al ‘Azhim (Al Qur’an yang mulia) yang telah diberikan kepadaku.” (HR. Bukhari).

Sesuatu yang mulia tentu mengandung hikmat yang agung. Keagungan surat Al Fatihah sanggup mendatangkan kebahagiaan tersendiri bagi yang sanggup mendalami makna dan mengamalkannya. Jika membacanya saja telah digarangsi akan mendapat banyak kebaikan dan menjadi syarat sahnya ibadah sholat,maka dengan memahami dan mengamalkannya akan mendatangkan kebahagiaan yang sangat dibutuhkan manusia. Dan rahasia kebahagiaan dibalik surat Al Fatihah tersebut pernah disampaikan oleh Ibnul Qayyim ra dengan berkata: “Manusia memiliki dua kekuatan:

Kekuatan ilmu dan pengamatan (قوَّةٌ علميَّةٌ نظريَّةٌ)

dan Kekuatan amal dan keinginan (قوَّةٌ عَمليَّةٌ إراديَّةٌ)

Kebahagiaannya yang sempurna tergantung kepada upayanya dalam menyempurnakan kekuatan ilmu dan kekuatan keinginannya. Menyempurnakan kekuatan ilmu hanya bisa dilakukan dengan: Mengenal Sang Penciptanya,mengenal nama-nama dan sifat-sifatNya,mengenal jalan yang bisa menyampaikan kepadaNya, dan mengenal diri sendiri serta aib-aibnya. Dengan pengenalan-pengenalan ini diperolehlah kesempurnaan ilmunya. Manusia yang paling berilmu adalah yang paling mengetahui dan memahami jenis-jenis pengenalan tersebut.

Menyempurnakan kekuatan amal dan kekuatan keinginan tidak bisa dilakukan kecuali dengan: Menjaga hak-hak Allah Yang Maha Suci yang wajib ditunaikan hamba-Nya, menunaikan hak-hak tersebut dalam bentuk keikhlasan, kejujuran, nasihat, berbuat baik kepada orang lain, mutaba’ah, menyadari akan anugerah yang Allah berikan kepadanya, menyadari akan kekurangannya dalam menunaikan hak-Nya, sehingga dia malu bertemu Allah dengan pengabdian yang seperti itu keadaannya, karena dia tahu bahwa pengabdiannya masih di bawah kadar yang seharusnya diberikan kepada-Nya, bahkan masih jauh…jauh di bawah itu.

Dia mengetahui bahwa tidak ada jalan baginya untuk menyempurnakan dua jenis kekuatan ini kecuali dengan pertolongan Allah, sehingga dia sangat butuh untuk diberi petunjuk oleh-Nya menuju jalan yang lurus, yang telah Dia tunjukkan kepada wali-wali dan hamba-hamba-Nya yang memiliki kedudukan khusus di sisi-Nya. Pun dia sangat butuh untuk dijauhkan dari penyimpangan dari jalan tersebut, entah itu penyimpangan yang disebabkan oleh: Rusaknya kekuatan ilmunya sehingga dia jatuh ke dalam kesesatan, atau karena rusaknya kekuatan amalnya sehingga menjadikannya ditimpa oleh kemurkaan-Nya.

Jadi, kesempurnaan dan kebahagiaan manusia tidak akan lengkap kecuali dengan mengumpulkan hal-hal tersebut. Dan sesungguhnya hal-hal tersebut telah terkandung di dalam surat Al Fatihah dan tersusun di dalamnya dengan susunan yang paling sempurna. Awal surat tersebut adalah rahmat, pertengahannya adalah hidayah, dan akhirnya adalah nikmat. Jatah nikmat yang dianugerahkan kepada seorang hamba tergantung dengan kadar hidayahnya, dan jatah hidayahnya tergantung dengan kadar rahmat yang diberikan kepadanya. Maka seluruh perkaranya kembali kepada jatah nikmat dan rahmatnya. Nikmat dan rahmat termasuk dari konsekuensi rububiyyah Allah, sehingga Allah adalah Dzat Yang Maha Memberi Rahmat serta Maha Memberi Nikmat. Semua itu menunjukkan akan sifat ilahiyyahnya, karena Allah adalah sesembahan yang haq, walaupun banyak orang menentangnya, walapun orang-orang musyrik berpaling dariNya.

Maka barangsiapa yang meyakini makna-makna Al Fatihah dari segi: ilmu, pengenalan,amalan, dan keadaan, maka sungguh dia telah beruntung secara sempurna dengan mendapat bagian yang terbanyak, dan peribadahannya menjadi peribadahan orang-orang yang memiliki kedudukan khusus di sisi-Nya, yang derajat mereka lebih tinggi daripada derajat para ahli ibadah yang awam. Wallahul musta'an (dan Allahlah yang dimintai pertolongan).” (Mukhtashar Al Fawaid: 8-9). Semoga kita sanggup memahami dan mengamalkan apa yang menjadi pesan dan kandungan mulia surat Al Fatihah,sehingga hidup menjadi bahagia selalu di dunia ini,sebelum merasakan kebahagiaan yang kekal di Surga-Nya kelak. Amin []

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasan yang luar biasa keren

28 Apr
Balas

Ulasan yang sangat luar biasa,

01 Mar
Balas



search

New Post