Hari yang Menyedihkan
Hari yang Menyedihkan
Kemarin saya sibuk sekali karena ada acara kirim doa. Pagi-pagi saya pergi ke pasar untuk belanja. Saya berangkat agak siang. Ternyata suasana pasar sangat ramai. Saya belanja untuk kebutuhan kirim doa seperti daging, telur, tahu, dan keripik. Sampai di rumah baru ingat kalau saya membeli telur dan saya taruh di bawah. Telur pecah dan tinggal separuh yang masih utuh.
Waktu dhuhur tiba saya bergegas menuju dapur untuk memasak. Masakanpun sudah siap. Saya dan Nabilah membagi- bagikan makanan ke tetangga. Memasak untuk orang 15 saja rasanya capek banget, gimana kalau orang banyak ya. Alangkah kuatnya tenaga para catering yang memasak makanan untuk puluhan orang. Karena capek saya tertidur dan terbangun pukul 9 malam. Saya pun melanjutkan mengaji yang hampir hatam. Lalu saya tidur lagi.
Saya terbangun dari tidur dan teringat kalau belum menulis, dan ternyata sudah menunjukkan pukul 1 malam. Sedih rasanya komitmen yang saya bangun yaitu mengikuti tantangan menulis satu tahun tanpa jeda harus tumbang. Hari ini adalah hari yang ke-120 saya menulis dan terjatuh. Hari ini terasa begitu sedih dan kehilangan sesuatu yang sangat berharga.
Ternyata hari ini adalah hari kematian suamiku yang ke-23. Hari itulah yaitu malam 29 Ramadhan suamiku meninggalkan aku untuk selamanya. Tepat pukul 1 malam saya menerima kabar kematiannya. Betapa hancur hatiku saat itu. Pernikahan yang baru berumur satu setengah tahun dan saya sedang hamil, harus menghadapi hidup tanpa suami. Saya benar-benar hancur berkeping-keping. Momen itu terulang pada hari ini. Walaupun tidak hancur tapi sedih. Kini saya harus bangkit seperti dulu. Dulu saya bisa bangkit membangun masa depan yang sudah porak poranda dan Alhamdulillah Allah Maha Penyayang dan akhirnya saya bisa bangkit dari kehancuran dan sekarang sudah menjadi PNS. Hari inipun saya harus bangkit dari terjatuh di ketinggian 120 hari. Saya harus bangkit dan tetap semangat menulis lagi. Remidi menulis dimulai hari ke-1 lagi.
Bismillahirrahmanirrahim tanggal 1 Mei 2022 mengawali tantangan menulis dari hari ke-1 lagi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tetap semangat bu, njenengan hebat bu, njenengan wanita pilihan, menghadapi cobaan yang begitu besar. Bismillah bangkit menulis lagi.
Semoga suami Bu Suhartatik mendapatkan maghfirah dari Allah Ta'ala. Tetap semangat ya Bu
Terima kasih atas motivasinya Bu, barakallah
Semangat... semua sudah ketentuan allah.. dri sini kita belajar ikhlas menerima takdirNya
Betul Bu, manusia hanya menjalankan takdir, manusia harus ikhlas menjalaninya, terima kasih atas supportnya