METODE WALI JALI SANGAT KOMPERHENSIF

UNTUK PEMBELAJARAN PADA MASA COVID-19

Pandemi COVID-19 telah melanda Banyuwangi dan seluruh wilayah nusantara, bahkan mendunia. Dengan adanya pandemic covid-19 ini memaksa dunia pendidikan untuk mengubah praktik pembelajaran, dari pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh. Kondisi tersebut telah membuat sejumlah peserta didik mengalami kehilangan kesempatan belajar (learning loss). Kehilangan kesempatan belajar (learning loss) tidak hanya dirasakan oleh peserta didik, tetapi juga dirasakan oleh satuan sekolah dan orang tua

Best practik ini membahas dua rumusan masalah, diantaranya : Bagaimana scenario pembelajaran metode WALI ( wawancara dengan tim ahli),Bagaimana scenario penilaian pembelajaran dengan metode JALI ( pencarian jejak nilai)

Tujuan penulisan best praktik ini adalah untuk mendeskripsikan scenario pembelajaran menggunakan metode WALI (wawancara dengan tim ahli ) dan scenario penilaian pembelajaran dengan metode JALI ( pencarian jejak nilai)

Manfaat best practice yang berjudul WALI JALI ini bagi siswa adalah untuk memberikan pengalaman belajar yang tinggi , karena siswa dilibatkan secara langsung dalam menemukan dan mmecahkan masalah , dan juga mengantisipikasi kebosanan pembelajaran didalam kelas atau ruangan.

Adapun manfaat bagi guru adalah untuk memperkaya khazanah inovasi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Selian itu best ptactice ini juga mempunyai manfaat yang besar bagi sekolah, diantaranya untuk meningktkan output pendidikan yang lebih baik.

Best practice yang berjudul “ Metode Wali Jali sangat Komperhensif untuk Pembelajaran di Masa Covid-19” untuk siswa tingkat Sekolah lanjutan Pertama.

Adapun tahapan – tahapan Pelaksanaan kegiatan best practice : 1) Melaksanaan pembukaan KBM dengan menyampaikan topic pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan metode pembelajaran, sesuai dengan scenario yang disusun oleh penulis. 2) Melaksanakan kegiatan inti dengan metode WALI atau wawancara dengan tim ahli dengan rincian sebagai berikut : a) pemilihan siswa yang menjadi TIM ahli dari kelas luring dengan perhitungn kondisi sinyal bisa terkendali sehingga bisa interaktif secara maksimal. Dalam hal ini ada 2 tim ahli. Tim ahli dipilih secara ramdom, penulis menggunakan angka bilangan penjumlahan dan siswa yang mempunyai nomor absen sesuai angka penjumlahan tersebut menjadi pelaku tim ahli. b) Siswa lain mengidentivikasi masalah berdasarkan orientasi materi selama di belajar rumah. c) siswa baik di kelas luring maupun daring mempersiapakan beberapa pertanyaan sebagi persiapan melakukan wawancara dengan tim ahli terpilih. d) melakukan wawancara secara bergantian baik siswa di kelas luring maupun daring. e) untuk menguji mutu pembelajaran secara blended maka guru meminta siswa yang berada di kelas daring untuk membacakan simpulan hasil wawancara dengan tim ahli. 3) kegiatan penutup. Dalam kegiatan penutup pembelajaran penulis melakukan penilaian dengan metode JALI atau pencarian jejak nilai. Dalam hal ini soal sudah di sediakan oleh penulis dan di temple pada suatu tempat yang masih menjadi misterius. Langkah- langkah yang harus dilakukan dalam kegitan penilaian ini meliputi : a) guru memberika tanda – tanda jejak berupa kalimat deskripsi. b) guru memberikan rambu –rambu penilain yakni ketepatan, kecepatan dan tanggung jawab. d) dan siswa disilakan keluar ruang kelas untuk mencari tempat soal penilain sesuai dengan petujuk jejak. Untuk menemukan dan menjawab soal di beri batasan waktu sehingga siswa bisa berkompetisi dengan sehat.

Setelah melakasanakan kegiatan pembelajaran dengan metode WALI-JALI Untuk mengukur tingkat keberhasilan metode WALI_JALI menuju pembelajaran yang komperhensif maka bisa dilihat dari beberapa aspek : 1) Kemampuan siswa untuk menanggapi keberagaman pendapat dari para narasumber dengan tema yang sama. Hal ini terbukti adanya beberapa jawaban dari narasumber yang menjadi tim ahli, memeberikan jawaban atas pertanyaan saat diwawancarai menggunakan kalimat yang beragam namun menmpunyai makna yang hampir sama, dengan demikian bisa menambah khasanak kebahasaan peserta didik. 2) kemampuan siswa membuat kesimpulan hasil wawancara dengan tim ahli. Hal ini terbukti saat peserta didik membuat resume hasil wawancara mendapatkan redaksi dengan sintak yang sistematik,mulai dari pewawancara satu dengan lainya . 3) kemampuan siswa membaca tanda jejak pencarian soal penilaian. Hal ini terbukti bahwa tidak ada peserta didik yang salah sasaran atau salah menafsirkan tanda jejak tempat penyimpanan soal. 4) kemampuan peserta didik mememcahkan masalah dengan tepat waktu dan penuh tanggung jawab.hal ini terbukti dengan hasil belajar siswa berupa LKPD yang di selesaikan terdapat 90 persen siswa menyelesaiakn tugasnya dengan kategori tuntas.. 5) dengan adanya penempatan soal yang berada di luar ruang kelas bisa menambah pencegahan kerumunan dengan durasi yang lama, selain itu juga mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar, sehingga animo belajar siswa tetap stabil.

Penulis bernama SUHARTATIK,M.Pd. merupakan pengajar aktif di SMP Negeri 2 Glagah Kabupaten Banyuwangi. Menulis adalah aktivitas yang paling utama saat luang. Sampai saat ini sudah ada 9 buku karya nya yang ber ISBN. Menjadi lentera bagi sesame adalah tujuan hidupnya.