PENTINGNYA PENERAPAN ETIKA WEBINAR

Tantangan Menulis Gurusiana Hari ke-65

Oleh : SUHARTI, S.Pd

Beberapa kali mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga. Namun hati ini tetap terpaut dengan webinar yang diselenggarakan oleh Media Guru Indonesia. Mengapa tidak? Dari sini saya mulai belajar mengenal Webinar pada saat di berlakukannya PSBB untuk wilayah Sumatra Barat. Bersama guru hebat se-Nusantara menimba ilmu. Dikomandoi oleh Kumandan Hebat, Founder & CEO Media Guru Indonesia Bapak Mohammad Ihsan.

Salut dan bangga atas perjuangan beliau dalam membesarkan Media Guru. Low profil yang melekat di diri beliau semakin menambah karisma. Sehingga saya merasa dalam satu keluarga ini begitu nyaman, saling asah, asih dan asuh.

Di setiap kegiatan webinar, sehari sebelum kegiatan Pak CEO selalu mengingatkan peserta agar mengikuti ketentuan dalam webinar melalui WAG. Aturan itu disampaikan secara formal namun dalam gaya bahasa yang santai. Antara lain aturan yang disampaikan oleh Kumendan adalah peserta webinar sudah siap bergabung lima belas menit sebelum acara dimulai. Peserta tidak dibenarkan menggunakan daster. Peserta harus sadar kamera, jika ada keperluan dipersilahkan untuk me-non aktif-kan kamera. Peserta dilarang mengaktifkan micropon saat pemateri menyampaikan presentasi. Host pun sangat profesional dalam menjalankan tugasnya.

Pembelajaran ini sangat berharga bagi saya pribadi. Karena itu merupakan etika yang harus diperhatikan dan diterapkan dalam kegiatan Webinar. Webinar itu merupakan acara formal. Jadi sudah seharusnya sebagai peserta kita juga menjaga etika yang berlaku.

Ada kejanggalan yang saya temukan jika mengikuti Webinar dengan lembaga lain. Hal ini bisa dijadikan pembelajaran terhadap diri sendiri dan bisa dijadikan pedoman bagi yang lain jika mengikuti Webinar agar tidak menimpa pada diri peserta.

Kejanggalan-kejanggalan peserta itu diantaranya:

· Peserta sibuk berbicara dengan orang lain didekatnya dan posisi microphone on. Suara pemateri menjadi hilang-hilang timbul bahkan mengecil.

· Peserta sibuk bersolek di depan kamera, memakai lipstik, bedak, dan menata kerudung.

· Peserta mempresentasikan layarnya sehingga tersebar pada seluruh anggota webinar.

· Peserta memakai daster tanpa lengan hanya tertutup kerudung, namun sering mengangkat-angkat tangan.

· Peserta berjalan-jalan padahal posisi kamera on.

· Pengisian presensi hanya pada kolom chat padahal sudah dikirimkan link presensi pada kolom chat sebagai bukti kehadiran.

Sementara dari pihak panitia kejanggalan itu dimulai dari pembukaan acara yang molor dan tidak tepat waktu. Disatu ketika saya mengikuti webinar, undangan jam 8.00 kenyataannya acara baru dimulai setelah lewat jam 11.00. Acara sudah dimulai namun microphone peserta yang on tidak dikunci/dimatikan. Narasumber yang sudah hadir tepat waktu terlihat gelisah karena acara tidak berjalan sesuai yang direncanakan.

Dari sinilah saya belajar bahwa Etika Webinar itu perlu diterapkan. Terimakasih yang tak hingga untuk Pak Ceo Mohammad Ihsan, yang telah membekali kami dengan akhlak dan ilmu dalam mengikuti webinar.

Saya pun minta maaf, karena ternyata jika tidak bersama Media Guru kesalahan saya adalah mengintip kesalahan orang lain. Bukanlah saya bermaksud menjelekkan tapi sebagai proses pembelajaran dan pengingat diri agar tidak terjadi kejadian serupa pada saya sebagai peserta.

Sawahlunto, 29 Juli 2020