Suhatatik

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Dungu

Dungu, mungkin semua orang tak ingin dikata dungu, begitu juga dengan ku, setiap mendengar kata dungu seolah terkonsep sketsa sosok yang kumuh dan rapuh. Kali ini aku mengakui bahwa konsep sketsa sosok kumuh dan rapuh itu adalah predikat diriku. Badan kumuh penuh debu, yang tak terhapus oleh wangi deterjen, atau rexona sekalipun. Bahkan roncean istigfar pun belum mampu menembus tebal nya dinding debu ku, kedunguanku atas ayat -ayat Nya adalah penyebabnya. Himpitan kebutuhan duniawi adalah alasan melanggar titahNya, itu bukti bahwa aku kurang bersyukur atas nikmatNya. Entah sampaikapan aku mampu mengusir ketamakaan ini. Sujud ku membuat ku rapuh, menopang beban debu yang berkwintal. adakah penawar dungu untuk ku selain reronce melatih tasbih?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post