Suhud Alynudin

Suami dari seorang istri dan ayah dari 4 anak yang berprofesi sebagai dosen di STIA Banten...

Selengkapnya
Navigasi Web
Janji Tuhan Di Balik Pandemi

Janji Tuhan Di Balik Pandemi

Janji Tuhan Di Balik Pandemi

Suhud Alynudin

Selalu ada kebaikan di balik musibah. Begitu kata orang bijak. Seburuk apa pun penderitaan yang dialami seseorang, pasti tersimpan kebaikan dan kebaahagiaan di akhirnya. Tentu syarat dan ketentuan berlalu. Syarat dan ketentuan hanya berlaku bagi orang-orang yang percaya keberadaan Tuhan. Karena happy ending yang dialami tak harus materi yang tampak, tapi juga yang tak terlihat, yaitu balasan pahala yang dijanjikan Tuhan.

Begitupun disaat covid-19 melanda dunia seperti saat ini. Bagi orang yang percaya Tuhan pasti meyakini ini adalah ujian. Ujian terberat yang harus dijalani adalah harus berdiam diiri di rumah. Bagi manusia akhir zaman, diam di rumah adalah ujian sangat berat. Mungkin dianggap sama beratnya dengan ujian tokoh bangsa di jaman kemerdekaan Indonesia yang diasingkan ke Digul, sebuah pulau di Papua.

Ada banyak alasan kenapa orang “protes” saat dipaksa berdiam di rumah dalam jangka yang lama. Alasan yang paling rasional adalah ekonomi; Bagi rakyat kecil, mereka harus cari nafkah harian. Bagi pengusaha, pabrik harus berproduksi. Bagi pemerintah, ekonomi harus terus bergerak. Jika berhenti, ancamannya adalah kematian. Seperti makan buah simalaka. Dimakan mati bapak dan jika tidak dimakan mati ibu.

Namun, hidup harus terus berjalan. Di tengah keterbatasan kita harus terus bekerja dan beraktifitas. Satu langkah maju terjadi dalam kehidupan kita, yaitu sekarang kita memperhatikan kesehatan. Cuci tangan dan budaya hidup bersih menjadi keseharian kita. Tetiba pengguna sepeda meningkat tajam. Begitu juga kualitas udara yang jadi membaik di Jakarta lantaran orang tak lagi mengumbar karbondioksida di tengah kemacetan.

Kita pun lebih menghargai karunia hidup dari Tuhan. Rumah kita kini menjadi tempat yang khusyu’ untuk beribadah. Keluarga yang tercerai-berai dipaksa untuk berkumpul dan saling membantu. Akibat berjauhan, penggunaan teknologi telekomunikasi menjadi lebih optimal. Itulah mungkin mengapa Tuhan menyebut ada kebaikan dalam pandemi. Di dalam hadits Nabi Muhammad SAW dikatakan bahwa wabah adalah rahmat bagi orang-orang beriman.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semangat, PakMeneruskan kebaikan yang telah "dipaksa" ada oleh pandemi ini

02 Jul
Balas

Ma Sya Allah... Keren pak

02 Jul
Balas

mantul, semangat literasi, semoga barokah negeri ini

02 Jul
Balas

Jadi ingat yang di genteng itu..... :)

03 Jul
Balas

Di balik segala sesuatu pasti ada hikmahnya, pak.Semangat menulis terus

02 Jul
Balas



search

New Post