Jajan Awet
Penulis : Sukadi.
#TantanganMenulis365Eps2
#Gurusiana Hari ke-598
//
Akhirnya, selesai juga membaca novel ini. Sepanjang membaca, emosiku meluap-luap tak berkesudahan, karena semua yang diceritakan terasa nyata, memang serupa dengan yang terjadi di negeriku tercinta.
Aku membeli novel ini di kios buku kaki lima langgananku di simpang jalan Malioboro Jogjakarta. Aku sangat mengenal pemilik kios yang biasa dipanggil mbok Imah. Ia pun kenal denganku karena sudah seringkali aku mampir di kiosnya saat aku berkunjung ke kota Jogja, seperti malam itu ketika aku mengantar rombongan widya wisata sekolahku. Eh, mas guru, kapan datang mas?" "Banyak buku baru mas guru, tentu mas guru suka. Monggo diambil mas," sapaan ramahnya membuatku selalu kangen ingin selalu mampir di tempat ini.
Kuraih tiga buku berjudul Pengakuan Pariyem karya Linus Suryadi AG, Rusak Saja Buku ini Karya Sony Adams dan yang baru selesai aku baca Teruslsh Bodoh Jangan Pintar Karya Tere Liye. Kuamati dan kupandangi sampulnya, sesekali netraku mencari buku yang lain tapi tak kutemukan.
Mbok, ada novel Pasar," tanyaku. Perempuan itu dengan cekatan menjawabnya. "Pasar Karya Kuntowijoyo ya mas guru?. Benar Mbok, jawabku singkat. Yaa..Pangapunten mas guru, engga ada lho, buku yang lain saja tho?"
Ya udah, aku bayar saja tiga buku itu sembari berpamitan. Kakiku melangkah ke cafe Kopi Pak Pos yang jaraknya tidak begitu jauh dari kios buku. Tempat ini pun juga beberapa kali aku kunjungi. Tempat nongkrong paling syahdu sambil nyruput secamgkir kopi dengan harga 45 ribu, cukup mahal juga sih. Tapi engga apa-apa sesekali aja boleh kok.
Lanjut ke novel yang aku baca, aku terus menerus meluapkan sumpah serapah dan caci maki, lalu disatu titik, aku terdiam dan menitikkan air mata. Mulutku masih mencaci, tapi pelan sekali. Kalah oleh duri sembilu, yang terasa menyayat hati. Aku tenggelam dalam lukanya Ahmad. Aku sesak karena kisah Siti, dan aku terluka pada perjalanan Budi, sakit sekali.
Ya, sesakit itu rasanya membaca novel ini. Sepedih itu menjadi rakyat kecil, rakyat tiri. Novel ini tentang sebuah sidang tertutup di ruangan berukuran 3x6 meter, menyangkut konsesi (izin) sebuah perusahaan tambang. Dari ruang 3x6 meter itulah cerita meluas, dengan kilas-kilas balik yang akan membuat hati dan matamu memanas.
Apalagi, gambaran beberapa tokoh di novel ini juga terasa sangat nyata. Nyata banget. Memang, mereka semua fiksi, tak ada yang nyata, tapi saat membacanya, pikiranmu pasti akan langsung bisa membayangkan seperti apa sosok mereka. Tokoh bernama HC dan Bacok, misalnya. Pejabat, aparat, konglomerat, semua keparat.
Dan, masyarakat yang bodoh justru akan terpikat. Karenanya, TERUSLAH BODOH, JANGAN PINTAR. Novel dengan 373 hal ini tentu tidak bisa aku selesaikan sekali baca. Butuh waktu luang yang longgar disela-sela aktivitasku. Karenanya, begitu selesai semua aktivitas di hari Minggu ini, aku langsung melanjutkan untuk menyelesaikan novel ini.
Endingnya membuat airmata kembali tumpah. Satu tokoh di ending sangat mewakili rasa putus asaku. Mungkin juga rasa putus asa kita semua yang menolak untuk terus bodoh akan kondisi yang sudah jelas terpampang di depan mata.
Dan, ending itu membuatku langsung berdoa. Jika di negeri ini ada manusia-manusia seperti mereka, tolong hancurkan mereka, keluarganya, serta anak turunnya, karena mereka yang tumbuh dengan uang haram, pada akhirnya akan terus meng-halalkan segala cara untuk melakukan hal yang haram juga, sebagaimana leluhur mereka.
Contohnya, tokoh Tuan L di novel ini, juga pihak-pihak pendukung dan pelindungnya. Ernest Prakasa bilang jangan sampai novel ini difilmkan karena akan mengerikan, akan ada banyak pihak yang belingsatan.
//
Magetan, 3 Maret 2024
Salam literasi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar