Kilau yang Redup
Penulis : Sukadi.
#TantanganMenulis365Eps2
#Gurusiana Hari ke-708
//
Dion adalah seorang laki-laki yang gagah, tampan dan kaya. Hidupnya serba berkecukupan. Sejak kecil hingga dewasa dia selalu dimanja orang tuanya. Ayahnya seorang pengusaha sukses yang memiliki banyak harta. Dari tiga orang bersaudara Dion lah yang paling mendapatkan kasih sayang orang tuanya.
Namun apa yang telah dimiliki bukannya membuatnya lebih bersyukur justru merasa angkuh dan memiliki sifat sombong yang selalu mengandalkan kekayaan orang tuanya. Bahkan rasa sombong setiap kali ia tunjukkan kepada orang-orang yang dikenalnya. Karena apapun yang diminta Dion selalu dituruti oleh orang tuanya sampai dia berpandangan bahwa uang dapat membeli segalanya termasuk cinta.
Dion menikahi Maya teman kuliahnya, seorang perempuan cantik dan cerdas yang selalu setia mendampinginya. Setelah menikah dengan Maya, Dion merasa hidupnya semakin lengkap. Namun, sikapnya yang sombong kerap melukai perasaan Maya. Karena sejak awal pernikahan Dion selalu merasa dirinya berada di atas segalanya. Dia kerap merendahkan istrinya, menganggapnya hanya seorang perempuan yang beruntung menikah dengannya. Sehingga sikap Dion semakin membuat Maya terlukai hatinya.
Kejadian itu dirasakan Maya setelah anak kedua mereka lahir. Dion selalu cuek dan apatis terhadap istrinya. Terlebih Dion memperlakukan Maya seenaknya, lebih mementingkan teman-temannya daripada istri dan keluarganya.
Awalnya Maya mencintai Dion dengan tulus, lama-kelamaan merasa capek. Setiap ada masalah, Dion selalu merendahkannya, mengatakan bahwa Maya beruntung bisa mendapatkan semua fasilitas dan hidup dalam kemewahan berkat dirinya. Padahal Dion tak pernah benar-benar bekerja keras. Semua yang dia miliki bukan dari jerih payahnya sendiri melainkan pemberian dari orang tuanya.
Kebiasaan buruk Dion kalau sedang marah suka memukul dan menendang Maya. Meski merasa tertekan, namun Maya tetap bertahan demi anak-anak mereka.
Suatu hari, penyakit Dion kambuh dan harus dibawa ke rumah sakit. Kebetulan saat itu Maya sedang berada di luar kota bersama saudaranya. Ibunya yang harus mengantar Dion ke rumah sakit. Dokter mendiagnosis sebagai penyakit serius dan harus menjalani perawatan intensif. Selama suaminya sakit, Maya merawatnya dengan penuh kasih sayang, meski hatinya sebenarnya sudah terluka dan lelah.
Dalam masa-masa sulit itu, Maya tetap merawat suaminya dengan baik. Namun, hati Maya perlahan berubah. Dia mulai dekat dengan seorang laki-laki bernama Ardi, rekan kerjanya. Seorang yang penuh perhatian. Ia selalu memperlakukan Maya dengan penghargaan dan kasih sayang. Maya menemukan kenyamanan dan cinta yang tulus yang selama ini tak pernah dia rasakan bersama suaminya.
Namun, Maya tidak pernah berniat meninggalkan Dion. Ia tahu apa yang dilakukannya namun juga merasakan cinta yang tak pernah ia dapatkan dari pernikahannya. Hatinya selalu tersakiti, hubungan dan komunikasi pun terasa hambar.
Hari demi hari kesehatan Dion semakin memburuk, sakitnya tidak kunjung sembuh. Dia hanya bisa berbaring. Duduk pun harus dibantu oleh Maya dan pembantunya. Meski sedang sakit sifat temperamen suaminya belum juga hilang. Suka marah-marah dan semaunya sendiri. Bahkan menuntut perhatian lebih dari Maya, padahal dalam keseharian sebelum sakit Dion bersikap cuek terhadap istrinya.
Hingga dalam keterpurukannya, Dion mulai menyadari betapa berharganya Maya dalam hidupnya. Namun sayang, kesadaran itu datang terlambat. Saat Dion akhirnya memutuskan untuk berubah dan memperlakukan Maya dengan lebih baik, Maya sudah tak lagi merasakan cinta yang sama padanya.
Suatu malam, Dion yang sedang terbaring lemah di tempat tidur, mencoba meminta maaf pada istrinya atas semua perlakuannya selama ini. Ia menyesali kesombongannya dan berharap bisa memperbaiki segalanya.
“Maafkan aku, Maa. Aku sudah terlalu sombong. Aku tak pernah menghargai apa yang kita miliki,” ujar Dion dengan suara parau.
Maya terdiam sejenak, menatap suaminya yang terbaring lemah. Dalam hatinya, ia merasa kasihan dan empati, namun ia juga tahu bahwa hatinya sudah bukan milik Dion lagi.
“Mama sudah memaafkanmu, Paa. Tapi kita tidak bisa kembali seperti dulu,” jawab Maya dengan lembut, namun tegas.
Malam itu, Maya memutuskan untuk pergi dari rumah besar mereka, meninggalkan suaminya sendirian. Ia tahu bahwa keputusannya akan menyakiti banyak pihak, tetapi ia juga tahu bahwa ia berhak hidup bahagia.
Dion akhirnya kehilangan segalanya, kekayaan, kesehatan, dan cinta sejati. Dia menyadari bahwa harta yang selama ini dia andalkan tak bisa membeli cinta dan kebahagiaan. Di sisa hidupnya Dion hidup dalam penyesalan, menyesali kesalahan yang telah dia buat, namun tak bisa kembali ke masa lalu untuk memperbaikinya.
Sementara itu, Maya memulai hidup baru bersama Ardi. Meski tak semewah dulu, ia merasakan kebahagiaan yang tulus dan cinta yang sesungguhnya, sesuatu yang selama ini selalu ia dambakan.
//
Magetan, 17 Agustus 2024
Salam literasi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luar biasa pak Sukadi, menginspirasi
Terima kasih mas Tri atensinya
Kisahnya bisa buat pelajaran