Sukadi

Manusia dilahirkan untuk terus belajar Belajar dengan siapa saja Dengan menulis kita bisa belajar apa saja

Selengkapnya
Navigasi Web
Kuda Panoleh Dan Resi Hanoman Kendali Sada Poncol Magetan
Google image

Kuda Panoleh Dan Resi Hanoman Kendali Sada Poncol Magetan

Penulis : Sukadi.

Dari Buku Magetan Berkisah

Hanoman diatas langit gunung Lawu sedang bermain-main dengan gugusan bintang. Tangannya memegang bintang dan dilemparkannya ke bumi arah selatan dan utara. Ia turun di puncak Gunung Lawu, kemudian kaki sebelah kanannya menendang puncak Gunung Lawu ke arah timur. Tendangan dari Hanoman berupa gundukan tanah dan batu serta pepohonan menjadi tiga bagian gundukan. Gundukan pertama menjadi Gunung Blego, gundukan kedua menjadi Gunung Tambal, dan gundukan ketiga menjadi lembah di Kendali Sodo, tepatnya di dukuh Lorok Dali Poncol, yang saat ini di kenal oleh warga sekitar sebagai tempat pertapaan Kuda Panoleh dan Resi Hanoman.

Menurut kisah cerita para winasis (orang pandai), Kuda Panoleh merupakan putra dari Prabu Brawijaya Raja Majapahit yang semula ikut ayahnya ke Gunung Lawu, tetapi Kuda Panoleh (jaran toleh) akhirnya menyendiri pergi bertapa di Kendali Sodo di daerah Alastuwo Poncol didampingi oleh seorang Resi yang bernama Hanoman kera putih. Kuda Panoleh bertapa menyendiri di bukit sebelah utara, sedangkan Resi Hanoman bertapa di bukit sebelah selatan. Letak pertapaan Kuda Panoleh sekarang berupa petilasan batu tinggi yang sangat besar terbelah menjadi dua, seperti pintu masuk sebuah gapura. Sedangkan pertapaan yang berupa petilasan Resi Hanoman jaraknya tidak begitu jauh dari petilasan Kuda Panoleh, hanya dipisahkan oleh lembah dan sungai kecil yang saat musim kemarau airnya tetap mengalir.

Petilasan Resi Hanoman berupa batu bulat rata dan besar, seperti sebuah kursi bulat. Masyarakat setempat mengkeramatkan tempat tersebut, dan selalu berupaya menjaga agar petilasan itu tetap menjadi sebuah peninggalan mitos budaya yang adiluhung. Konon suatu hari ada pendatang atau tamu dari luar daerah yang ingin mencari berkah di petilasan Kuda Panoleh (jaran toleh).

Menemui pelawangan (juru kunci) yang bernama Karyo Suparlan. Pelawangan ini bukan secara turun temurun ditunjuk masyarakat setempat atau sesepuh desa, melainkan orang yang terpilih, atau orang yang mendapat mimpi firasat langsung dari kedua petilasan Kuda Panoleh dan Resi Hanoman. Tamu itu menyampaikan niat dan maksudnya kepada pelawangan, kemudian Mbah Karyo mengantarkan tamu tersebut ke tempat petilasan Kuda Panoleh.

Memang petilasan Kuda Panoleh yang sering disebut warga masyarakat sebagai Punden ini terkadang di malam tertentu ada suara-suara kerincing kuda, atau suara tapak kuda yang yang sedang berlari. Bahkan ketika ada salah satu warga yang akan meninggal, malam harinya ada pertanda suara ringkikan kuda. Berbeda dengan petilasan Resi Hanoman, terkadang juga muncul seekor kera putih bertengger di pohon dekat petilasan Kuda Panoleh. Dari hal-hal aneh tersebut bisa menandakan ada hubungan antara Kuda Panoleh sebagai anak Prabu Brawijaya, dengan Resi Hanoman sebagai pengawalnya. Hal ini apabila dihubungkan dengan petilasan yang ada di Gunung Lawu yang berupa pertapaan Pringgondani dikenal sebagai tempat yang wingit. Sebuah kompleks pertapaan yang dipercaya sebagai salah satu petilasan Raja Majapahit yang terakhir Prabu Brawijaya V, beliau disebut melarikan diri dari musuh-musuhnya sampai meninggal atau disebut moksa (kelepasan atau kebebasan dari ikatan duniawi dan lepas dari putaran reinkarnasi kehidupan)

Setelah ada kesepakatan tamu pendatang yang ingin melakukan ritual di petilasan Kuda Panoleh, mbah Karyo Suparlan membukakan pintu ghaib di petilasan Kuda Panoleh, dengan maksud agar tamu tersebut dapat berkomunikasi dengan sang Kuda Panoleh. Menurut pengakuan salah satu tamu yang datang, di tempat tersebut ia melihat sepasang kuda yang besar yang diikat di salah satu pohon di dekat belik (tempat air di sungai). Belik tersebut memang dulu dipakai untuk tempat minum kuda, atau ternak lainnya. Begitu ritual dilakukan dan tamu yang datang direstui oleh sang Kuda Panoleh, usaha apapun akan menjadi lancar dan akan kaya mendadak.

Ada juga cerita dari warga sekitar, dulu ada pasangan suami istri, yang bernama Eyang Jaiman dan istrinya Eyang Jainem.. Kuda Panoleh itu miliknya Eyang Jaiman yang warnanya pancal panggung dhawuk (merah kehitaman setengah putih) bentuknya seperti kuda poni yang tapak kakinya berwarna putih. Mitos kalau orang Dali Lorok ada yang memelihara sapi dengan warna dhawuk wuyung kalau tidak mati ya mbedhal (lari). Sampai sekarang di malam-malam tertentu warga Dali sering mendengar suara tapak kuda yang berlari tapi tidak ada wujudnya, hanya suaranya saja. Kendali Sodo tempat pertapaan Hanoman kera putih, yang berada di wilayah desa Dali warga masyarakat apabila mempunyai hajat menikahkan putranya tidak berani mengadakan pertunjukan hiburan wayang kulit dengan lakon Hanoman, karena pasti ada bencana bagi keluarga yang mengadakan pertunjukan wayang tersebut. Menurut cerita warga sekitar juga pernah terjadi ada orang yang berperan sebagai Hanoman dalam pertunjukan wayang orang, si pelaku itu menjadi gila. Keanehan-keanehan yang terjadi di desa Kendali Sodo merupakan suatu mitos atau misteri yang sampai saat ini menjadi sebuah perdebatan antara dunia nyata dan dunia ghaib yang sering terjadi di desa Dali Poncol.

Petilasan Kuda Panoleh dan petilasan Resi Hanoman sampai saat ini masih ada di desa Kendali Sodo atau dukuh Lorok Dali. Masyarakat yang hidup di tengah-tengah atau sekitar petilasan tersebut merasa tidak pernah terganggu dengan suara-suara tapak kuda, atau wujud dari Resi Hanoman. Mereka sudah terbiasa dengan hal tersebut. Bahkan warga masyarakat sekitar, sudah menganggap kedua petilasan tersebut menjadi sebuah simbol desa yang suci. Karena menurut mbah Karyo di petilasan itu adalah putra sang Raja Majapahit, dan Resi Hanoman yang dalam dunia pewayangan adalah seorang Resi yang putih dan berkepribadian baik. Sehingga warga sekitar benar-benar menghormati kedua petilasan tersebut, meskipun di luar desa banyak isu atau kabar bahwa Kuda Panoleh adalah tempat untuk mencari pesugihan.

Masih menurut cerita mbah Karyo bahwa yang sudah datang ke petilasan Kuda Panoleh adalah orang-orang yang berasal dari kabupaten atau kota seluruh pulau Jawa. Mereka yang datang dari berbagai latar belakang dan niat yang berbeda-beda, sehingga yang mereka harapkan atau inginkan tergantung dari niatnya mereka saja, bagaimana ketika berkomunikasi dengan sang Kuda Panoleh.

Di petilasan tersebut juga tidak ada tebusan apa-apa bagi yang ingin datang dan istilahnya mencari berkah. Kabar atau isu yang mengatakan bahwa nanti jika meninggal dunia kepalanya menoleh ke belakang itu tidak ada hubungannya dengan petilasan tersebut. Sehingga bisa disimpulkan bahwa Kuda Panoleh putra Raja Brawijaya adalah tokoh yang suci dan bersih karena mengasingkan diri dari alam duniawi bertapa menyendiri untuk mendekatkan diri dengan Sang Pencipta. Begitu pula Resi Hanoman, seorang tokoh suci dan sakti yang selalu menolong dalam hal kebenaran. Tokoh pembela dan pembasmi angkara murka. Wajar jika cerita yang berkembang dikalangan para supranatural Kuda Panoleh dan Resi Hanoman moksa di tempat itu.

Narasumber : Karyo Suparlan

Juri Kunci Petilasan Desa Lorok Dali Poncol, Magetan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap pak suka certa wayang ya sukses selalu

21 Jul
Balas

Terima kasih baru belajar dan brrgabung

21 Jul

Ini cerita mitos atau mmg riil sampai saat ini? Kalo mmg riil saya akan ritual kesana mas...sy akan jumpai mbah supar nya ..mohon pencerahannya mas

29 May
Balas

Cerita riil mas. Sampai saat ini keberadaannya tetap ada. Banyak yang sudah membuktikan, bahkan semua pulau sudah pernah kesana

05 Jun



search

New Post