Sulasmi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Baju Guru Muslimah

KPPL Kota Padang

Tantangan hari ke-3

Baju Guru

Pakaian ialah sesuatu yang dapat menutupi anggota tubuh. Dalam islam dimaksud sebagai penutup aurat. Berlaku untuk laki dan perempuan. Sedangkan bentuknya tidaklah sama antara keduanya.

Jika perempuan memakai pakaian yang seharusnya dipakai para lelaki maka perempuan itu disebut tomboy. Bahkan ada juga orang menyebutnya preman. Sebaliknya bila lelaki memakai pakaian yang menyerupai perempuan, ia akan disebut bencong.Lebih naifnya dipanggil betti.

Islam telah membatasi bentuk dan model pakaian. Di dalam alquran sudah dijelaskan batasbatas-batas aurat muslim dan muslimah.adapun aurat lelaki adalah dari pusar hingga ke lutut. Aurat perempuan selain muka dan telapak tangan.

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang pakaian perempuan. Sebenarnya secara harfiah yang disebut pakaian tidak hanya yang menutupi aurat. Melainkan sesuatu yang dipakai pada diri baik yang menutupi maupun yang menghiasi diri. Antara lain baju, tutup kepala, sepatu atau sandal, perhiasan dengan berbagai jenisnya.

Pakaian yang dimaksud dalam bahasan kali ini ialah baju. Khususnya baju guru.

Kenapa baju guru?

Ya.... Karena penulis adalah seorang guru. Ingin berbagi kepada teman sejawat atau yang bakal jadi teman sejawat.

"Apa maksud uni bakal teman sejawat? Kayak balon bupati saja" si kota tissu kepo saja terus.

Bakal teman sejawat ialah para calon guru.Mereka sekarang memilih duduk belajar di perguruan tinggi yang mencetak tenaga guru. Merekalah generasi penerus yang akan mendidik anak bangsa berbudi pekerti luhur dan berakhlak mulia.

Adapun baju guru yang akan dibicarakan yakni khusus untuk wanita-wanita cantik calon penghuni surga. Orang sebut pakaian muslimah. Tepatnya baju muslimah untuk guru.

Menurut pandangan penulis ada tiga syarat dan ketentuan yang pantas dan sepatutnya diperhatikan. Pertama tidak tipis atau transparan. Kedua, tidak pas atau mencetak. Ketiga, tidak mencolok atau norak.

1. Tidak tipis atau transparan

Pakaian berguna untuk menutup aurat. Menutup agar tidak kelihatan aslinya. Tidak tembus pandang. Bahan tipis atau transparan pastilah menampakkan isi aslinya. Berarti tidak menutuoi aurat.

Kecuali bahan tersebut dilapisi bahan lain sehingga tidak kelihatan isinya. Sekarang bermacam produk tekstil kita jumpai. Dari harga murah sampai harga termahal. Konsumen akan membelinya sesuai selera dan keinginan. Termasuk juga guru.

Hal ini perlu jadi perhatian kita semua. Guru adalah peragawati di depan kelas. Berpuluh masang mata setiap hari memandang ke depan. Yang di depan menjadi pusat perhatian. Baju tipis yang guru pakai dapat menembus pikiran mereka sampai ke negeri entah berantah.

2. Tidak pas dan mencetak

"Mencetak, emangnya kue? "

Ya... Seperti kue. Hasilnya pas cetakan. Baju dengan ukuran pas di badan sama halnya bak kue tadi. Isi yang dibungkus tampak sebagaimana aslinya. Lekukkan dan segala tonjolan kelihatan sebagaimana aslinya.

Itu artinya sama dengan tidak menutupi. Berarti auratnya kelihatan.

Perempuan dianugerahi bentuk tubuh dengan organ-organ menarik bagi lawan jenis. Buah dada, pinggul, dan betis yang bakal menjadi sorotan. Tak ada bedanya dengan murid-murid kita.

"Seperti gital spanyol ibu tu ya? "

Kalimat di atas keluar dari mulut murid-murid disebabkan hal Yang kedua ini. Sepertinya kita mesti berhati-hati pula dengan ukuran baju yang disebut menutupi aurat. Penulis menyebutnya baju yang longgar.

3.Tidak mencolok atau norak

Karena sekolah adalah istitusi resmi. Maka seyogyanyalah kita memakai pakaian yang resmi dan formal. Mencolok tidaknya baju guru lebih kepada model yang dipilih.

Model resmi yang tidak mencolok yang kita maksud ialah tidak banyak rumbai dan pernak pernik. Rumbai dan pernak pernik menampilkan kesan wah dan fashionshow. Hal ini akan menjadi buah bibir murid-murid kita.

Interpretasi negatif akan muncul dari pikiran murid-murid yang "jolong gadang" ini. Suatu ketika penulis memergoki beberapa murid cekikan di koridor. Dengan rasa penasaran menghampiri mereka.

"Ada apa kalian ketawa-ketiwi pas guru lewat"

"gakda Bu.... Gak ada"

"Gakda kok bisik-bisik?"

"Jujur saja. Ada yang salah dari penampilan Ibu"

"Gak Bu..... Gak.... Itu Ibu anu kayak penyanyi dangdut jalanan"

Subhanallah..... Mereka mengatai salah seorang guru yang memakai baju seperti yangnpenulis paparkan di atas.

Menjadi guru mesti banyak belajar. Jauh lebih banyak daripada siswa. Membelajarkan siswa dan terus menerus membelajarkan diri. Semoga bermanfaat. Salam literasi
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap bu, sepele tapi banyak kita yg tidak memperhatikan..

19 Feb
Balas

Makasih Ibu sayang. Ambo belajar mengalirkan saja

19 Feb
Balas



search

New Post