Sulastri Lastone Peot

Lahir di Kota Pati, Jawa Tengah. Ia bangga sebagai alumnus SMEA Negeri Pati jurusan Ketatausahaan yang telah mendidiknya untuk mampu mengetik cepat 10 jari. Pro...

Selengkapnya
Navigasi Web
SOSIALISASI DAN DEKLARASI SEKOLAH RAMAH ANAK
Gambar: dokumen pribadi

SOSIALISASI DAN DEKLARASI SEKOLAH RAMAH ANAK

SOSIALISASI DAN DEKLARASI SEKOLAH RAMAH ANAK

"Mari dari awal kita terapkan budaya senang pada anak agar belajarnya bahagia dan ceria," ujar Listyari Ketua Korwil Biddik Kecamatan Ungaran Barat.

“Kita menyampaikan hal-hal yang urgen harus dengan hati-hati, jangan sampai menyakiti hati, karena akan berakibat bullying,” imbuhnya.

Sambutan tersebut mengawali kegiatan Sosialisasi dan Deklarasi Sekolah Ramah Anak (SRA) yang bertempat di Aula Korwil Biddik Kecamatan Ungaran Barat, pada Selasa (26 November 2024) yang dimulai pukul 10.00 sampai dengan selesai. Kegiatan yang diikuti oleh Kepala TK dan Pengelola PAUD (KB/TPA/SPS POS PAUD), dibuka oleh pembawa acara Johana, dilanjutkan sambutan dari Ketua PKG PAUD Kecamatan Ungaran Barat Purwantiningsih.

Sebelum acara utama dimulai, Dwi Susanti Kepala TK Anak Cerdas mengajak para peserta untuk ice breaking. Acara berikutnya paparan dari dua Narasumber yaitu Sri Janji selaku Penilik dan Peni Setiyati selaku Pengawas TK.

Narasumber Sri Janji menyampaikan bahwa di Sekolah Ramah Anak, pengajar tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga pembimbing, yaitu sebagai orang dewasa yang memberikan keteladanan kepada anak didik. Sekolah juga harus bekerja sama dengan orang tua, serta memastikan orang tua terlibat dalam perlindungan anak dan saling melindungi. Jadi, orang dewasa di sekolah terlibat penuh dalam perlindungan anak.

Sri Janji juga mencontohkan, yaitu anak diberi tugas tanggung jawab, misalnya membuang sampah ke tempat sampah. Memberi masukan atau umpan balik kepada anak tanpa menjatuhkan. Anak diberi kepercayaan untuk belajar menghormati teman-teman.

Pesannya, “Proses belajar ramah anak tidak ada kekerasan, merendahkan martabat anak.”

Narasumber berikutnya ada Peni Setiyati yang menyampaikan tentang pentingnya keamanan di sekolah, baik saat kegiatan pembelajaran maupun di lingkungan sekolah. Di lingkungan sekolah misalnya tanaman yang ada di lingkungan harus aman. Tidak ada tanaman yang bisa mengakibatkan anak terluka. Toilet terpisah dari anak laki-laki dan perempuan. Jika masih ada satu toilet sebaiknya diawasi atau ada yang mengantar. Jika dalam satu ruangan ada beberapa toilet, maka diberi tanda gambar, yaitu laki-laki memakai celana, dan perempuan memakai rok.

“Libatkan alumni sebagai narasumber, parenting, edukasi yang berhubungan dengan Sekolah Ramah Anak, polisi sahabat anak, koki, tentara, dan lain-lain,” imbuhnya.

Kegiatan ditutup dengan doa dan foto bersama.

Kabupaten Semarang, 27 November 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post