Sulastri SPd

Salam kenal Sulastri SPd lahir di Kediri 14 Mei 1971, guru di SMA negeri mumbulsari Jember. Ownner di Sulastri lestari collection sentral busana kerja, relasi b...

Selengkapnya
Navigasi Web

Collaborative Learning, Menggali Jejak Pahlawan Lokal

Merdeka belajar dengan model collaborative adalah belajar secara bersama sama, memanfaatkan sumber daya dan ketrampilan satu sama lain ( meminta informasi satu sama lain, mengevaluasi ide satu sama lain, memantau pekerjaan satu sama lain). Collaborative learning didasarkan pada model di mana pengetahuan dapat dibuat dalam satu populasi yang anggotanya secara aktif berinteraksi dengan berbagi pengalaman dan mengambil peran asimatri (berbeda), di mana setiap individu tergantung dan bertanggungjawab satu sama lain. Untuk memeriksa proses collaborative learning meliputi analisis percakapan dan analisis wacana statistik.

Berikut adalah hasil model pembelajaran Collaborative SMA Negeri Mumbulsari mata pelajaran PPKN KD 2.1 kelas 1 Semester 1 : Menunjukkan sikap gotong royong sebagai bentuk penerapan nilai nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Model pembelajaran ini mencari fakta di lingkungan masyarakat sekitar tentang pahlawan lokal di Kecamatan Mumbulsari, Jember, Jawa Timur. Fakta yang telah ditemukan Kemudian disusun dalam bentuk teks fiksi sosiodrama dan mementaskan hasilnya dalam bentuk drama kolosal dengan kolaborasi pemain diikuti oleh 60 siswa dari kelas X dan kelas XI, perwakilan sejumlah 12 kelas, 6 siswa sebagai pemeran utama.

Cerita kepahlawaan tersebut dimulai ketika terjadi peristiwa pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda telah telah melamggar gencatan senjata dengan menggelar operatie kraai (operasi gagak). Ibu kota RI di Yogyakarta pada waktu itu jatuh. Presiden , Perdana menteri dan pejabat teras di tawan. Namun panglima besar APRI (Angkatan Perang Republik Indonesia), Letnan Jenderal Soedirman meninggalkan kota sebelum KNIL datang. Panglima memutuskan untuk perang gerilya. Hari itu juga. Letkol Sroedji komandan III/ Damarwulan menerima perintah untuk menyusup kembali ke basis di Besuki melakukan perang gerilya dan menegakkan kedaulatan RI secara de facto di daerah daerah dan mengamankan pasukannya di desa Karang Kedawung Mumbulsari.

Di tengah rentetan perjuangan rakyat yang dikomando oleh Letkol Sroedji. Ada penggalan cerita kepahlawanan, yang disebut sebagai pahlawan lokal mumbulsari yang sekarang beliau menjadi salah satu penghuni di baris nomor dua dari belakang (arah barat) di taman makam Pahlawan kecamatan Mumbulsari yang lokasinya tepat di depan SD Mumbulsari 1 kecamatan Mumbulsari.

Nama pahlawan lokal tersebut adalah Pak Kerta tetapi karena anak pertamanya bernama Sunami maka Pak Kerta di panggil Pak Sunami. Pak Sunami adalah asli warga dusun Kemiri Songo desa Lampeji kecamatan Mumbulsari. Tepatnya rumahnya sekitar 300 meter kearah timur SD Lampeji kecamatan Mumbulsari. Pak kerta memiliki 4 putra yang pertama bernama Sunami, ke dua Satimin, ketiga Siti Nurbiya yang bersuami Imam Syafii tentara 509. Dan Ahmad yang memiliki putra Gus Oong dan Ustad Rosidi.

Pak Sunami memiliki pekerjaan berdagang dibantu oleh menantunya yang bernama Pak Unda, dan memiliki pembantu yang bernama Sarmadin. Dalam lingkar rute perdagangan wuluhan, Jember, Mumbulasri. Beliau sering dititipi surat oleh tentara Indonesia untuk disampaikan kepada tentara dan pejuang Indonesia yang bermarkas di Batu Jubang. Pak Sunami sering membagi makanan untuk pejuang Indonesia yang bermarkas di Batu Jubang dalam jumlah besar sampai rela menjual ternak dan tanahnya demi perjuangan para pejuang Indonesia. Pada saat tentara KNil menyasar daerah Kemiri Songo lampeji Sunami beserta istri dan anaknya yang bernama Siti Nurbiya yang pada waktu itu masih berumur sekitar 9 tahun berlari menuju markas bersama Sarmadin dan Unda. Naas merekapun tertangkap di lereng gunung Jubang sebelah selatan (daerah Tamansari). Sarmadinlah yang pertama ketangkap dan di interogasi oleh tentara KNIL yang sedang mencari pejuang Indonesia.

Sarmadin kemudian menunjuk Sunami sebagai pejuang Indonesia dan mengatakan bahwa Sunami sering membantu logistik kepada tentara Indonesia. Sunamipun akhirnya di tangkap dan disiksa diikat kepada sebuah tiang dan di tembak, peluru tembakan itu salah satunya nyasar di dagu Siti nurbiya putranya. Sunami akhirnya meninggal. Kemudian di makamkan di TMP Kecamatan Mumbulsari, Jember Jawa timur.

Biodata Penulis:

Nama : SULASTRI, SP.d

Tempat Tinggal : Perumahan Pondok Gede Permai blok CD

12 Jember, Jawa Timur

Tempat Tgl lahir : Kediri 14 Mei 1971

Email : [email protected]

No telp : 081234815996

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sepertinya belum didaftarkan jadi pahlawan nasional ya bu

23 Mar
Balas

Kereeen..meneweeenn

11 Mar
Balas



search

New Post