Sulikin, M.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

KETULUSAN

KETULUSAN

Oleh : Sulikin

Minggu 24 September 2017 pukul 16.00 WIB pesawat Garuda GA833 yang kami tumpangi mendarat di Bandara Suta Jakarta. Lima hari sudah kami bersama teman-teman guru dan mantan guru SMA N 1 Pekalongan diberikan kesempatan jalan-jalan ke Malaysia Singapura. Semua fasilitas terbaik diberikan tanpa sedikitpun kita mengeluarkan biaya. Makan di restauran, menginap di hotel berbintang dan mengunjungi obyek wisata terbaik yang ada di Malaysia Singapura. Sebuah momen yang sangat spesial buat kami seorang guru. Tidak terbersit sedikitpun apabila di ujung usia pengabdian sebagai guru, kami diberikan kesempatan untuk menikmati kebahagian ibarat seorang turis mancanegara.

Sejak keberangkatan kami 5 hari yang lalu, mata saya terus mengamati seseorang bernama Fredy Chandra. Kami semua disambut Fredy beserta keluarga di Bandara. Satu persatu gurunya disalami, dipeluk, dan disapa dengan penuh keceriaan. Sebuah sambutan yang begitu ramah dari seorang anak kepada orang tuanya. Senyum kebahagiaan terus menghiasi wajah Fredy sekeluarga. Semua disapa dan tidak satupun yang terlewatkan. "Bagaimana kabar Bapak dan ibu guruku??" tanya

Fredy dengan ramah. "Alhamdulillah, kami semua baik-baik saja", demikian kurang lebih jawaban kami. Saat itu semua tumpah ruah dalam suasana penuh keakraban dan keceriaan.

Sejenak saya menghampiri Fredy, dan dengan salam komando saya sampaikan ucapan terimakasih serta penghargaan setinggi-tingginya atas kepedulian dia terhadap mantan gurunya. "Terimakasih Fred, semoga ini semua menjadi amal ibadah kamu beserta keluargamu".

Saya benar-banar meraskam aura ketulusan dari seorang mantan murid kepada gurunya. Sebuah "ketulusan" yang sama seperti yang dirasakan seorang anak kepada orang tuanya. Dari sinar matanya terpancar benar rasa kebahagiaan karena bisa berbuat sesuatu kepada gurunya. Dari sinar matanya pula terendam rasa haru karena "nadzar" yang terkabul. Tidak lupa juga dia titip pesan kepada tim yang membawa kami, "tolong berikan pelayanan terbaik untuk guru-guru kami, jaga kesehatannya, dan bimbing mereka dengan sabar" kata Fredy sebelum kami berangkat.

Ini tidak sekedar jalan-jalan biasa, semua sudah dipersiapkan dengan matang. Ada dokter yang mendampingi, ada petugas yang khusus disiapkan untuk mendampingi bapak ibu guru yang tidak kuat berjalan jauh. Sebelum berangkat semua peserta dilakukan rekam medis untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi di perjalanan. Hal tersebut benar-benar membuat kami jauh dari rasa kawatir. Dalam hatiku berkata, "ini perjalanan terbaik yang pernah saya ikuti",

Terima kasih Fred, semoga "ketulusanmu" ini akan mempermudah jalan menuju kesuksesanmu. Dan semoga apa yang kamu lakukan dapat menginspirasi murid-murid lainnya.

Jakarta, 25 September 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

jadi ingin tahu, Siapa sebenarnya Fredy Chandra, selain sebagai mantan murid. mengapa beliau bisa lakukan hal sang sangat luar biasa kepada gurunya sebagi bentuk nazarnya? Demikian kira kira pertanyaan yang ingin saya dapatkan jawabannya diakhir tulisan ini. Namun... saya tak menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut.

29 Sep
Balas



search

New Post