Sulistiana

Saya Sulistiana guru Bk di SMA N 1 Kebomas Gresik. Salam Kenal ...

Selengkapnya
Navigasi Web

BERTEMU PAK DUL (11)

Matahari selalu setia menyinari bumi. Kesetiannya adalah kehidupan.

Aku masih menyimpan pertanyaan tentang Ilyasar. Dimana Ibunya? Ketika keesokan hari seorang bapak menemuiku. Di tangannya tampak amplop putih.

"Bu, Mas Ilyas tidak dapat masuk. Sedang demam. Ini suratnya." Katanya dengan santun. Wajahnya sepuh dan berkeriput. Sekitar 55-an tahun. Matanya tampak bercahaya serta tubuh yang masih sehat. Aku melihat ada kebaikan pada sorot matanya.

"Maaf, bapak siapa nggih?" tanyaku pelan. Kutarik kursi dan kupersilakan duduk. Melihatnya serasa melihat bapakku. Sederhana dan lembut.

"Saya sopir pribadi Mas Ilyas," jawabnya singkat setelah duduk di depanku. Wajahnya setengah menunduk. Seperti gaya para pengasuh dari Keraton. Santun dan setia.

"Oh!" bibirku reflek mengerucut takjub.

Di sekolah ini siswa diantar orangtua pakai mobil sudah biasa. Sekolah melarang siswa membawa mobil. Tetapi jika memiliki sopir pribadi? Wow, itu sangat luar biasa! Sekolahku bukan sekolah mewah, jika ada siswa sampai memiliki sopir pribadi sudah termasuk suatu hal yang mewah.

Tiba-tiba aku seperti mendapat ide. Mengapa tidak kumanfaatkan saja sopir ini. Pasti banyak informasi yang bisa digali. Kemarin waktu papanya datang, mau nanya-nanya masih merasa enggan. Aku lebih terbiasa berhubungan dengan Ibu siswa, saat panggilan orang tua.

"Boleh minta bantuan sebentar, Pak?" tanyaku hati-hati dan penuh harap.

"Monggo, Ibu. Dengan senang hati. Demi kemajuan belajar Mas Ilyas di sekolah." Jawabnya ramah. Bibirnya yang sedikit tebal seolah menggambarkan kesabaran hatinya

Aku suka dengan jawaban itu. Tampak sekali sang supir sangat menyayangi putera majikannya. Namanya Pak Abdullah. Dan biasa dipanggil pak Dul. Seperti nama anaknya Dani, musikus legendaris yang kontroversi.

"Maaf Pak, jika saya nanya-nanya. Ini untuk kepentingan kelangsungan pendidikan Ilyas di sekolah ini.”

Sejenak aku berhenti. Mencoba membaca ekspresi wajahnya. Lelaki tua di depanku menunggu dengan tegang. Wajahnya lurus menatapku dengan sikap tubuh tetap laksana pengasuh Keraton.

“Iya Bu, gak papa. Saya akan menjawab sesuai dengan yang saya ketahui,”

“Terimakasih sebelumnya ya, Pak? Hanya ingin menanyakan tentang Ibu Ilyasar. Apakah Ibu Ilyas sangat sibuk, ya? Kemarin yang datang ke sekolah justru Ayahnya. Memang Ibu sibuk sekali?"

Sejenak kulihat Pak Dul termenung. Ada sedikit keraguan. Bola matanya berputar gelisah, dengan kedua bibir terkatup rapat. Sikapnya mendadak membuatku tegang. Serasa sangat lama menunggu jawaban dari sebuah pertanyaan sederhana. Sesaat dengan sangat hati-hati dan suara lirih dia menjawab:

"Ibu Mas Ilyas sudah meninggal, Bu!"

Deg!

Hatiku terkejut. Ibunya sudah meninggal? Terus siapakah wanita yang selama ini dikenal sebagai ibunya?

Hidup adalah sebuah misteri!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Berarti ibu tiri dong kalau begitu? Atau siapa dia?

20 Dec
Balas

Hehehe....lanjutin aja bacanya...moga terjawab...makasih yaa...

20 Dec

Terimakasih yaa...

20 Dec
Balas

Ide ulasan yang menarik Bunda .. salam sukses selalu.

20 Dec
Balas



search

New Post