Sulistyowati

Sebagai guru MTsN 1 Banyuwangi, menyelesaikan pendidikan S-1 di IKIP PGRI Banyuwangi dan menyelesaikan pendidikan S-2 di Universitas Negeri Gorontalo Beberapa ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Bangun Ayo Bantu Masak

PENTIGRAF

Tantangan Gurusiana Hari ke 47

#TantanganGurusiana

Bangun Ayo Bantu Masak

Pagi masih dingin dan matahari masih malu-malu untuk menampakkan sinarnya. Mungkin matahari masih bersolek karena tadi malam kehujanan. Pagi ini ia tidak ingin kelihatan lusuh, ia ingin kelihatan menarik dan setiap orang yang memandangnya akan silau oleh kecantikan cahayanya. Walau orang-orang dilarang untuk keluar rumah kalau tidak penting. Padahal dulu yang saya tahu corona itu cahaya yang ada di sekitar bola matahari, walau cahayanya hanya terlihat saat gerhana. Sebenarnya korona hanyalah atmosfer matahari namun suhunya lebih panas dari pada permukaan matahari.

Karena mewabahnya korona anak-anak sekolah dari semua jenjang dari TK sampai SMA belajar di rumah selama 14 hari. Tapi kenapa 14 hari itu pertanyaan saya, apa tidak kebanyakan atau tidak terlalu singkat belajarnya di rumahnya?, Ternyata angka 14 itu ada maknanya. Bukan seperti angka 13 yang memang orang menganggap angka 13 adalah angka sial. Bahkan kalau ada musibah orang lalu bertucap “aduh celaka tiga belas” .

Sebagimana pagi ini anak saya masih tertidur pulas saat saya mau ke sekolah untuk ceklock, biasa kalau tamu bulannya datang tidurnya suka molor. Kubangunkan pelan-pelan dengan suara lirih agar dianya gak kaget. “nduk bangun hari sudah siang tuh” sambil kutunjukan datangnya cahaya pagi dari arah jendela. “Ma…sekarang lagi ada corona tidak boleh kemana-mana biarkanlah aku tidur saja” jawab anakku sambil merapatkan selimut tidurnya. “Iya mama tahu tapi apa kamu gak butuh mandi apa?” tanyaku. “Biarlah aku tak mandi, siapa tahu korona tak mau menenpel padaku kalau bau badanku busuk” jawab anakku. “Hey bukan hanya korona yang tak mau mendekatimu, mama juga gak mau mendekatimu karena bau badanmu” dengan suara tinggi saya jawab perkataan anakku. “Biarlah Ma … bau badanku busuk ini memang strategiku agar orang menjauh dariku, bukankah kita gak boleh dekat-dekat dengan orang,” belanya. “Biarlah Ma.. selama 14 hari kedepan saya tak mandi, saya mengisolasi diri, saya akan memutus efek domino penyebaran korona” lanjut anakku. “Ayo bangun-bangun cepat mandi dan bantu mama masak, jangan banyak menghayal”, jawabku sambil kutarik selimutnya agar anakku cepat bangun. “Wes…bocah saiki isone sekolah thok gak gelem ngrewangi wong tuwek nyambut gawe” gerutuku. Kulihat anakku keluar dan menuju kamar mandi sambil menenteng handuk.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post